[28] Undangan dan Hadiah

774 80 79
                                    

•••••

Kamu terlalu spesial untuk disamakan dengan orang lain

•••••

Setelah ujian sekolah sudah terlaksana, akhirnya semua siswa bisa terbebas kembali dari pelajaran yang membuatnya harus bangun pagi. Hari libur akan segera tiba dalam beberapa minggu lagi dan itu artinya beberapa orang sudah mengatur rencana untuk menikmati liburannya.

Lia berlari kegirangan menghampiri Feli yang sedang duduk di kelasnya sambil memainkan handphonenya.

"Feli...." Lia menghentikan langkahnya saat tiba di bangkunya lalu memamerkan sebuah surat undangan ke Feli. "Coba lihat gue dapat apa?"

Feli mengerutkan keningnya sambil melihat kertas yang dipegang oleh Lia. "Itu apaan?"

Lia duduk di bangkunya menghadap ke Feli. "Astaga Fel, lo gak bisa baca ini dari siapa?"

Feli membaca nama yang tertera di luar kertas itu. "Reynand?"

Lia mengangguk semangat. "Kak Reynand ngasih gue surat ini."

"Terus?"

"Itu artinya gue udah dikenal sama kak Reynand dong dan lo harus tau, hanya orang tertentu saja yang dapat kayak gini." Lia memeluk undangannya dengan wajah yanh gembira.

"Oh...." Feli tidak tahu kenapa dia merasa kesal, mungkin karena dia tidak mendapatkan undangannya.

"Kak Reynand bakal ulang tahun, gue bagusnya ngasih kado apa yah?" tanya Lia ke Feli sambil menopang wajahnya di kedua telapak tangannya. "Oh iya, lo udah dapat undangannya, belum?"

Feli menggelengkan kepalanya.

"Lo gak diundang? Bukannya lo dekat sama kak Reynand? Masa sih gue lebih duluan dapat dibanding lo?" tanya Lia yang berhasil  menambah kekesalan Feli.

Feli bangkit dari bangkunya. "Tau ah, gak penting juga."

"Eh, lo mau ke mana?"

"Kantin," jawab Feli tanpa menoleh ke arah Lia.

Lia melangkah mendekati Feli, mereka pun berjalan melewati koridor kelas untuk menuju ke kantin.

"Kira-kira Kak Elis diundang gak yah?" tanya Lia ke Feli.

"Pastinya lah."

"Tapi, masa sih Kak Reynand ngundang mantannya."

"Memangnya mantan harus dilupain?" tanya Feli.

"Yaelah, lo ngomongnya gampang karena lo gak punya mantan, kan?" tanya Lia menyindir Feli dengan cara terang-terangan.

"Sotoy," kata Feli dengan nada judesnya.

Lia menyenggol bahu milik Feli sambil tersenyum. "Gak usah malu kali."

Feli memutar matanya karena malas lalu melangkah lebih cepat dari Lia. Setibanya di kantin, Feli menyapu pandangannya ke sekeliling kantin itu. Tidak ada bangku yang kosong lagi untuk ditempatinya duduk, dia pun mengurungkan niatnya untuk makan.

"Kayaknya udah gak ada tempat lagi deh, kita pergi aja yuk," ajak Feli ke Lia.

"Bener." Lia pun mengikuti Feli untuk menjauhi kantin.

Sepanjang perjalanan, Feli hanya bisa memperhatikan siswa-siswi yang sedang bahagia karena menerima undangan ulang tahun dari Reynand. Feli merasa iri kepada mereka yang mendapat undangan, sepertinya Reynand memang melupakannya.

"Eh, Feli...," tunjuk Brian saat tak sengaja bertemu dengan Feli di tengah perjalanannya.

Feli menatap beberapa undangan yang dipegang oleh Rio dan Brian. "Itu apaan?" tanyanya dengan harapan kalau namanya ada di salah satu undangan itu.

Still You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang