[15] Masalahmu Masalahku Juga

1.1K 128 90
                                    

•••••

Semarah apapun kamu kepadaku, aku berharap kamu tidak membenciku

•••••

Feli membuka pintu rumahnya lalu masuk, dia mencium aroma masakan Kiran. Feli segera berlari menuju dapur dan melihat Kiran yang sedang memasak di sana.

"Tumben Mama pulang cepat." Feli duduk di atas meja makan sambil menatap Kiran.

"Kamu ganti baju dulu terus balik ke sini buat makan." Kiran masih sibuk membalik-balikkan masakannya.

"Mama tau aja kalau Feli lagi lapar." Feli tersenyum lalu berlalu menuju kamarnya yang terletak di atas.

Dia menaiki anak tangga sampai akhirnya berada tepat di depan pintu kamarnya, Feli membuka gagang pintu itu lalu masuk ke dalam. Dia melempar tasnya ke atas kasur dan masuk ke ruang ganti untuk mengganti bajunya.

Tidak lama setelahnya, Felipun turun menuju dapur, dia menuruni anak tangga dengan sangat bersemangat.

"Wahh masakan Mama memang the best forever." Puji Feli yang tidak mempan oleh Kiran.

"Gak usah banyak ngomong, duduk aja terus nikmatin." Kiran sibuk menyajikan makanannya.

Feli mengambil sendok dan garpu dengan bersamaan sambil menunggu Kiran yang menyajikan makanan untuknya.

"Habisin yah." Kiran meletakkan sepiring nasi ke depan Feli.

"Banyak banget, Ma," lagi-lagi Feli memulai debat dengan Kiran.

"Pokoknya dihabisin, kan tadi kamu bilang lagi lapar." Kiran duduk dan mengambil nasi untuknya juga.

Mereka menyantap makanannya dengan sangat tenang, Feli menikmatinya, Kiran juga menikmatinya sambil melihat Feli yang menyantapnya dengan lahap.

"Besok Mama harus pergi ke Amerika," kata Kiran yang berhasil menghentikan Feli.

Feli menatap kiran sambil mengerutkan dahinya. "Buat apa?"

"Mama ada pertemuan penting dengan desainer lainnya di sana."

"Berapa lama?" Feli belum melanjutkan makannya.

"Tidak lama, hanya tiga hari saja." Kiran menjeda ucapannya. "Kamu tenang saja, Mama udah nitip kamu ke teman Mama, dia tinggal gak jauh kok dari sini jadi kamu bisa menginap di sana."

"Teman Mama? tapi, Feli gak pernah ketemu sama dia, Ma."

"Sebentar kita bakal ke sana, dia juga mau ketemu sama kamu."

"Terserah." Feli menghela nafasnya berat lalu melanjutkan makannya.

Kiran hanya bisa tersenyum, dia tau kalau anaknya ini sangat sayang padanya itulah mengapa dia marah kalau Kiran meninggalkannya.

"Kalau Pak Asep sama Mba Siti udah pulang, kamu bisa ke sana." Kiran masih membahasnya. "Namanya Siska, dia juga punya anak yang hampir seumuran dengan kamu," lanjutnya yang tidak direspon oleh Feli.

Selesainya makan, Kiran pun mengajak Feli untuk pergi ke rumah Siska. Mereka sudah selesai bersiap-siap, tak lupa pula Kiran membawakan sedikit makanan ke sana.

Jarak antara rumah Kiran dan Siska memang agak jauh, tapi tetap satu kompleks. Feli membawa setempat kue buatan Kiran menuju mobil.

Feli melajukan mobilnya menuju rumah Siska, tidak lama setelahnya mobil mereka telah tiba di rumah Siska. Feli dan Kiran pun turun lalu menuju pintu masuk rumahnya, Feli menekan tombol bel rumah yang terletak berdekatan dengan pintunya.

Still You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang