[27] Pulang Pergi Bareng Cogan

824 94 90
                                    

•••••

Ujian terberat yang pernah aku alami ialah di saat kau datang dengan membuat jantungku berdebar lalu pergi tanpa bertanggung jawab

•••••

Minggu ini menjadi minggu yang menegangkan untuk semua sekolah karena mulai hari ini ujian semester akan diselenggarakan. Feli meminta doa restu kepada Kiran agar ujiannya kali ini bisa berjalan dengan baik.

"Kalau jawab soal nggak usah terlalu buru-buru, gunain waktunya dengan baik juga," ucap Kiran memberi solusi ujian untuk anaknya.

"Siap, Ma!" Feli mengecup pipi Kiran sebelum akhirnya dia berangkat ke sekolah.

Dia melangkah menuju gerbang rumahnya untuk keluar. Saat dia membuka gerbang, dia melihat seorang cowok yang sedang duduk di atas motor dengan menggunakan helm.

"Lo siapa?" tanya Feli yang tidak melihat jelas wajah orang itu karena memakai helm.

Cowok itu membuka kaca helmnya lalu menatap Feli. "Ini gue, Faiz."

Kerutan di kening Feli mulai terbentuk. "Lo ngapain di sini?"

"Jemput lo." Faiz menjawabnya dengan santai.

"Lo tau dari mana kalau rumah gue di sini?" tanya Feli tanpa memudarkan kerutan di dahinya.

"Ceritanya panjang, lo naik aja keburu gerbang sekolah udah tutup," ucap Faiz.

Feli akhirnya menyetujui ajakan Faiz, dia melangkah untuk menaiki motor sport Faiz. Faiz menatap kaca spionnya untuk memastikan kalau Feli sudah duduk di belakangnya lalu dia pun melajukan motornya.

Setibanya di sekolah, Feli dan Faiz disambut oleh tatapan-tatapan para siswa yang dilaluinya, baru kali ini juga Feli berangkat ke sekolah dengan Faiz.

Feli turun dari motor setelah sampai di parkiran. Di seberang parkiran itu, dia melihat Reynand yang juga baru sampai di sekolah. Reynand menatap ke arah Feli lalu bergantian ke arah Faiz yang sedang membuka helmnya.

"Lo liatin siapa?" tanya Faiz mengikuti arah tatapan Feli. Faiz pun menarik tangan Feli untuk menjauh dari sana setelah mengetahui kalau tatapannya jatuh kepada orang yang memusuhinya.

"Gu-gue duluan yah!" teriak Feli ke Reynand yang entah kenapa baru kali ini dia merasa tidak enak padanya.

Feli melepas genggaman tangan Faiz yang baru saja dia sadari.

"Kita satu ruangan, kan?" tanya Faiz ke Feli untuk memastikannya.

Feli mengangguk. "Ruangan empat, kan?"

"Iya."

Seperti ujian sebelum-sebelumnya, tahun ini pun masih tetap sama. Masih menggunakan kertas dan setiap kelas akan dibagi menjadi dua bagian, bisa dibilang proses pembagian siswanya diacak. Tapi, proses pembagian kelasnya tidak. Kelas 10 ipa 2 ruangannya akan digabung dengan kelas 11 ipa 2 juga. Jadi, bisa dibilang kalau Feli satu ruangan dengan Reynand.

"Feli!" teriak seseorang dibelakang Feli.

Feli dan Faiz menghentikan langkahnya lalu menoleh bersamaan ke sumber suara itu.

Lia berlari untuk menghampiri Feli. "Tumben kalian jalan berdua."

"Memangnya salah?" tanya Faiz.

Lia menarik sudut bibir atasnya. "Gue nanya ke Feli, bukan ke lo!"

Feli yang berada di antara mereka berdua kini melangkah lebih cepat karena dia tidak mau mendengar pertengkaran antara Lia dan Faiz.

"Fel, tungguin gue!" Lia juga mempercepat langkahnya.

Still You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang