[32] Akhirnya Aku Menemukanmu

793 69 47
                                    

•••••

Aku mengira kau sudah pergi menjauh...

Menjauh dari dunia ini...

Tapi, suatu hari aku menemukanmu...

Aku menemukanmu yang sedang tersenyum padaku, sedangkan aku sedang meneteskan air mata saat itu...

Bagaimana bisa kau menyembunyikan semuanya selama ini?

Bagaimana bisa kau terlihat begitu tegar saat di dekatku?

Aku, orang yang tidak mempedulikanmu waktu itu. Sedangkan kamu, orang yang begitu mempedulikanku walau kau tahu kalau aku sudah jahat kepadamu...


•••••

"Maaf...."

Kerutan di dahi Reynand kini terbentuk jelas, dia mengusap-usap rambut Feli untuk menenangkannya.

"Kamu kenapa? Siapa yang buat kamu nangis?" tanya Reynand tanpa melepas pelukan Feli.

Bukannya menjawab, Feli semakin terisak saat mendengar suara Reynand.

"Jangan nangis, gak malu apa diliatin banyak orang," ucap Reynand lagi.

"Aku minta maaf," ucap Feli menahan isakannya.

"Minta maaf kenapa, sayang?"

"Karena kejadian beberapa tahun yang lalu," jawab Feli yang masih dalam keadaan menangis.

"Jadi, kamu udah ingat?" tanya Reynand yang dijawab anggukan.

Feli mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Reynand. "Kamu udah lama tau tentang ini?"

Reynand tersenyum bahagia sembari mengangguk.

"Terus kenapa gak ngasih tau ke aku?" tanya Feli lagi yang masih belum melepas pelukannya.

"Aku kan udah bilang kalau aku nunggu kamu sampai ingat semuanya, bahkan aku udah ngajak kamu ke tempat pertama kali kita ketemu kemarin biar kamu bisa ingat, tapi...," ucap Reynand yang sengaja menggantung ucapannya.

Feli menyembunyikan kepalanya di dada Reynand, dia tahu tentang kelanjutan yang akan diucapkan oleh Reynand.

"Kamu gak benci aku, kan?" tanya dengan suara serak.

"Ngapain benci kamu?"

"Karena aku udah hampir buat kamu meninggal, bahkan aku ngira kalau kamu udah-" ucap Feli yang langsung dipotong oleh Reynand.

"Hustt...."

Feli terdiam, dia masih dalam keadaan memeluk Reynand dengan tangisan yang begitu deras. Sesekali Feli memukul pelan pundak milik Reynand.

Tatapan demi tatapan mulai terasa panas saat melihat adegan romantis yang sedang berlangsung di tengah lapangan itu. Perlahan-lahan Feli melepas pelukannya lalu menatap Reynand.

"Katanya gak bakal nangis, tapi kok sekarang nangis?" tanya Reynand lalu mengusap air mata Feli dengan sangat lembut.

"Aku terharu doang bukan nangis," ucap Feli mengelak.

Reynand tersenyum lalu mengecup kening Feli. Seketika itu juga lapangan yang tadinya hening tiba-tiba menjadi riuh, beberapa siswa teriak histeris dan beberapa juga merasa baper.

"Jangan tinggalin aku lagi yah?" kata Reynand setelah menciun kening Feli.

Feli mengangguk.

Reynand pun menggandeng tangan Feli menuju tepi lapangan tempat teman-teman basketnya berkumpul. Tangan kiri milik Feli kini digenggam erat oleh Reynand sedangkan tangan kanannya digunakan untuk memegang lengan Reynand.

Still You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang