15

2.7K 323 62
                                    

Part sebelumnya:

Kangjoon membuka laci kerja pamannya.

"Kemarin aku melihatnya menyimpan berkas itu di sini."

Kangjoon kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Pandangannya jatuh pada lukisan abstrak yang menempel di dinding.

Kaki panjangnya melangkah ke arah lukisan abstrak itu. Pria itu memperhatikan lukisan tersebut dan menyentuhnya. Mata tajamnya terbuka lebar karena ternyata di balik lukisan itu ada sebuah brankas.

Kangjoon mengutak-ngatik brankas tersebut, mencoba berbagai angka untuk membuka brankas tersebut.

"Sial, bukan angka ini juga." Kangjoon meninju tembok di samping brankas tersebut.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Kangjoon terjengkit kaget mendengar suara di belakangnya. Pria itu berbalik...

"Samchon..."

                        Part 15 ❤

Suara ketukan jari yang beradu dengan meja menjadi background di dalam ruang kerja Presdir Seo. Tak ada yang mengeluarkan suara baik dirinya maupun Kangjoon.

"Apa yang kau lakukan di ruanganku?" pertanyaan Presdir Seo memecah keheningan di antara mereka berdua.

"Opsoyo. Aku hanya sedang mencari sesuatu yang bisa aku jadikan alasan agar samchon tak melanjutkan perjodohan itu."

"Tssk, kau bocah baru kemarin sudah coba-coba menantangku. Dengar baik-baik Kangjoon-ah, perjodohan itu akan tetap berlanjut meski kau tak mau."

"Mengapa Samchon memaksaku untuk menerima perjodohan ini?"

"Bukankah sudah aku katakan bahwa perjodohan ini untuk kebahagian dan masa depan kalian berdua."

"Aku mengenal samchon sejak kecil sampai sekarang. Samchon bukanlah orang yang akan memaksakan sesuatu jika tak ada keuntungan di balik itu semua."

Presdir Seo tersenyum, "Kau benar-benar mewarisi sifatku Kangjoon-ah. Aku dan Presdir Son adalah sahabat sejak kami masih muda. Dan banyak hal yang sudah terjadi dalam persahabatan kami." Presdir Seo bercerita sambil ingatannya membawanya ke masa beberapa tahun silam.

Kangjoon menatap ekpresi wajah pamannya, "Apa yang akan aku terima jika melanjutkan perjodohan ini?."

"Aku akan memberimu isi brankas itu. Mengenai isinya cepat atau lambat kau akan mengetahuinya karena bagaimanapun juga kau adalah satu-satunya pewarisku."

Kangjoon berpikir sejenak, "Araseo, aku akan menerima perjodohan ini tapi dengan satu syarat. Libatkan aku dalam semua proyek samchon bersama Presdir Son."

Presdir Seo tersenyum sinis mendengar ucapan Kangjoon. Ponakannya itu benar-benar hidup di bawah didikannya.

*****
Cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam kamar hotel yang ditempati Myungzy.

Suzy membuka sedikit matanya karena terkena cahaya matahari. Gadis itu oh bukan sekarang Suzy bukan lagi seorang gadis tapi telah menjadi seorang wanita dewasa.

Suzy mendongkakkan wajahnya melihat wajah tampan suaminya yang masih tertidur lelap. Myungsoo tertidur sambil memeluknya dengan lengan kanan pria itu menjadi bantal Suzy.

Ingatan membawa Suzy pada peristiwa bersejarah dalam hidupnya. Pipinya bersemu merah mengingat kejadian semalam yang sungguh tidak terduga.

"Aih, michigetda." gumam Suzy.

PERFECT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang