Part sebelumnya :
"Suzy, museowo. Ada pembunuh. Tolong bawa aku pergi dari sini." ucap Myungsoo sambil memegang erat tangan Suzy.
"Mianhaeyo, aku harus pulang. Myungsoo sepertinya tambah dala. Kondisi yang baik." ucap Suzy sambil membungkukkan badan dan menarik Myungsoo keluar dari gedung itu.
Part 12 ❤
Langit malam bertabur bintang menjadi background untuk Myungzy di malam ini. Suzy membawa Myungsoo ke taman dekat kompleks rumah mereka setelah peristiwa di acara perayaan sejam yang lalu, agar suaminya itu mendapatkan ketenangan.
Tak ada yang membuka suara, hanya duduk diam sambil melihat langit malam yang cerah. Lebih tepatnya hanya Suzy yang menikmati langit malam ini, tidak dengan Myungsoo.
Pria itu memandang langit dengan tatapan kosong.
"Myung, apa kau masih ingin di sini? Kau tak kedinginan?" tanya Suzy setelah sekian lama bungkam. Namun Myungsoo tak menjawab.
"Aku tak tahu apa yang sudah terjadi antara kau dan orang-orang yang kau sebut pembunuh itu. Aku penasaran, tapi aku tak akan memaksamu bercerita padaku. Tapi jangan bersikap seperti ini. Kau...kau membuatku sangat khawatir." ucap Suzy lagi.
"Suzy, nan museowo. Aku takut mereka akan membunuhku." akhirnya Myungsoo berbicara setelah sekian lama sambil memeluk lututnya.
"Selama ada aku, mereka tak akan bisa menyentuhmu."
Myungsoo memalingkan wajahnya ke arah Suzy, "Gumawo Suzy. Aku merasa bukan suami yang pantas untukmu. Kau seharusnya bisa mendapatkan namja yang sempurna. Bukan namja cacat sepertiku." ucap Myungsoo sambil kembalj menyembunyikan wajahnya di antara lututnya.
Sesaat Suzy tertegun mendengar ucapan Myungsoo, "Nada bicaramu tadi berubah Myung. Tak terdengar seperti bocah."
"Jinjja ?" tanya Myungsoo spontan menunjukkan wajahnya sambil menghadap pada Suzy dengan mata berbinarnya mendengar ucapan Suzy.
"Aniya. Kau masih bocah rupanya." ucap Suzy ketika melihat ekspresi Myungsoo. Dalam hati gadis itu bersyukur, paling tidak Myungsoo tak se syok seperti tadi.
"Apa aku tak akan bisa menjadi namja normal?"
"Molla, tapi jika kau berusaha pasti kau akan kembali menjadi normal dan tak bertingkah seperti bocah lagi."
Myungsoo menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba pria itu mengeluarkan suara.
"Suzy..."
"Hmm..."
"Bisakah aku memelukmu?"
Suzy berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepalanya. Gadis itu berpikir tidak ada salahnya membiarkan Myungsoo memeluknya mungkin itu bisa menenangkan pria itu.
Myungsoo perlahan mendekatkan dirinya pada gadis itu dan merentangkan tangan untuk memeluknya. Suzy yang merasa hal itu tak akan berpengaruh pada dirinya, ternyata salah besar.
Jantungnya berdegup kencang, entahlah dirinya tak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Tapi Myungsoo yang memeluknya erat, seolah menyalurkan semua perasaan yang dirasakannya membuat jantung Suzy berdegup kencang.
Dada bidang yang menyalurkan rasa nyaman, membuat Suzy terhanyut dalam pelukan Myungsoo. Sedangkan Myungsoo tak jauh beda, jantungnya juga berdegup kencang.
"Suzy..."
"Hmm..."
"Apa suatu hari nanti kau akan mencintaiku meski aku tak berubah menjadi namja dewasa? Karena aku pun tak tahu apakah aku bisa kembali normal atau akan tetap seperti ini." tanya Myungsoo khas dengan logat bocahnya, pria itu masih memeluk Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT (Completed)
Fiksi PenggemarSalah satu syarat membangun rumah tangga yang bahagia adalah menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Bae Suzy harus menerima kenyataan di usianya yang ke-25 tahun, dirinya harus rela dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya. Perjodohan bukan masal...