Ragio menatap datar kearah Charon yang duduk tepat didepannya. Ia kesal, seharusnya mereka berdua sudah berada di Bumi sejak tadi. Ya ya ya, itu hanya seharusnya tapi kenyataannya berbeda sekarang Ragio terjebak disebuah kedai didekat taman kota, tak jauh dari portal yang menjadi tujuan utamanya. Kedua bola mata Ragio teralih keatas meja yang penuh dengan beberapa makanan, minuman dan beberapa piring kosong yang isinya sudah dihabiskan Charon.
Ragio memperhatikan tubuh Charon, ia berfikir apa benar gadis ini selalu makan sebanyak ini? Tapi kenapa tubuhnya tetap kurus dan kecil? Ia sudah maian 5 mangkok makanan dan Bahkan Ragio belum menyentuh sama sekali makanannya. Karena, Melihat Charon makan saja ia sudah kenyang duluan.
"Loh kenapa Rag?gak enak? Padahal ini enak banget loh, Di Bumi gak ada yang kaya gini kalo lu gak mau sini gua yang makan," ucap Charon yang masih melanjutkan makannya tanpa melihat wajahnya Ragio sama sekali.
Ragio heran, Charon makan banyak tubuhnya tetap kurus, tapi pipinya berbanding terbalik dengan tubuhnya. Mungkin semua makanan itu tidak turun ke lambungnya dan menetap dipipinya.
"Lo tak takut gemuk?" Tanya Ragio yang masih memperhatikan Charon yang sedang asik makan. Merasa diperhatikan Charon memberhentikan makanya dan langsung menatap lurus ke depan ia mendapati Ragio yang sedang menatapnya dengan serius dengan raut wajah seperti biasa datar!
"So, bagus dong kalo aku gemuk aku jadi gak di katain cacingan lagi, gak di katain kekurangan gizi lagi, gak di katain tumbuh kebawah lagi, gak di katain gizi buruk juga sama temen temen." Charon melanjutkan makannya.
Bruak
Terdengar suara pintu kedai ini dibuka paksa. Orang orang disana pun mulai panik karena tiba tiba saja beberapa polisi Pluto datang ke kedai itu sambil menodongkan sebuah benda seperti pistol, Tapi bukan pistol Tapi kaya pistol. Ya pokoknya senjata lah.
"Jangan bergerak!" Suruh salah satu dari mereka.
Mereka mulai berjalan mendekat kearah mejanya Ragi dan Charon. "Eh Rag gimana nih?" Tanya Charon pelan agar tidak terdengar oleh polisi polisi itu.
Salah satu tangannya Ragio memegang tangannya Charon, cukup erat dan memaksanya untuk bangkit dari duduknya. "Ya, mau gimana lagi," ucap Ragio yang mengangkat tangan yang satunya lalu keluarlah petir kecil yang menyambar beberapa orang polisi yang menghalangi jalan mereka untuk keluar.
"Kita kabur." Ragiopun langsung menarik Charon pergi dari sana.
"Kejar mereka!" Kata itu yang mereka dengar terakhir kali dari salah satu polisi yang ada disana sebelum mereka benar benar pergi dari kedai itu.
-pluto-
"Bagaimana keadaannya?" Tanya seorang pria ber-jas hitam itu kepada seseorang yang sedang asik mengotak atik hologram yang ada didepannya.
"Dia sedang menyesuaikan diri dengan sel darah biru ini."
Terlihat seorang pria cukup aneh karena di kepalanya muncul sebuah tanduk kecil berwarna gelap. Pria itu terkurung didalam sebuah ruangan kaca yang sudah diberi sistem keamanan yang sangat tinggi dan tidak mudah hancur.
"Apakah dia cocok dengan sel itu?" Tanya pria itu lagi.
"Ya tuan, sepertinya kali ini percobaan kita akan berhasil," jawab pria yang masih fokus dengan hologram didepannya.
"Tapi tuan," sambung pria itu tapi ia menggantungkan perkataannya.
"Kenapa?"
"Dia...
-pluto-
Disinilah mereka berdua sekarang. Dikamarnya Charon. Ya, mereka berhasil menghindari pertarungan dan pulang dengan selamat ke Bumi.
"Akhirnya, muah muah." Charon mulai menciumi satu persatu barang barang yang ada dikamarnya. Ia senang bisa kembali ke Bumi dengan selamat.
"Apaan si lo kaya anak kecil aja," cetus Ragio yang tidak merubah ekspresi diwajahnya ia masih saja datar dari tadi di Pluto. "Kok sekarang elo jadi lo-gue si?engga saya-kamu lagi?" Tanya Charon.
"Jijik aja gitu gue pake saya-kamu sama cewek aneh kaya lo," balas Ragio yang masih mempertahankan kedatarannya.
"Dih, gak ngaca kaya sendirinya gak aneh aja," sahut Charon.
"Oh iya, soal kekuatan gue yang tadi jangan lo kasih tau kesiapa siapa!"
Oh iya! Charon baru ingat tadi Ragio sempat mengeluarkan petir dari telapak tangannya apa Ragio sama seperti dirinya? Mungkin Ragio tau asal usul dirinya.
"Iya selow aja, gua juga punya nih liat," Charonpun menunjukkan kekuatannya ke Ragio ia mengeluarkan segumpalan air membentuk bola yang terus berputar diatas tangannya.
'Mungkin memberi tahu Ragio tentang ini tidak apa apa,' batin Charon.
Ragio langsung menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya Charon. Ia cukup lelah dan ia juga lapar tadi ia belum makan sama sekali sejak tadi. Oh iya ngomong ngomong tentang makan tadi mereka berdua belum membayar makanan yang ia makan di kedai tadi. Hehehe, tidak apa apa lah nanti mereka akan membayarnya nanti kalau mereka ke Pluto lagi.
Tapi Charon takut untuk balik lagi kesana, ia tidak ingin menjadi kelinci percobaan para ilmuwan Pluto. Kalau Ragio, ah ntahlah cowok satu itu. Sepertinya dia akan kembali lagi kesana tapi tidak tau juga.
"Aku lapar," ucap Ragio yang sudah memegangi perut ratanya itu.
"Ya makan lah!"
"Kau ada makanan tidak?" Tanya Ragio. "ini kan semuanya salahmu, kalau saja kau tidak mengajakku makan kita tidak akan ketahuan oleh polisi itu dan kalau saja kau makannya pelan pelan dan sedikit sedikit aku pasti tadi sempat makan," Sambungnya.
"Jadi kau menyalahkan ku atas kelaparanmu itu?!"
Tbc...
Ya ya ya saya tau ini makin ancur 😂 maafin ya dan makasih banyak kalian yang udah mau baca cerita gak jelas ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
FantasyTentang waktu yang berlalu begitu saja meninggalkan luka. Tentang sebuah ingatan yang tak bisa dilupa. (Revisi setelah tamat)