Bulan

131 17 0
                                    

"Tuh anak kemana, kalo sampai dia di apa apain sama penduduk kota gimana?gua gak mau kejadian di Pluto terulang lagi," gumam Ragio pelan sambil terus berjalan tak tentu arah dan di ikuti seorang wanita di belakangnya.

Sudah satu minggu. Tapi, Ragio tidak bisa menemukan dimana keberadaan Charon. Dan sudah satu minggu juga ia sudah terjebak di dunia yang bahkan ia tak tau dunia apa itu. Ia benci mengakui ini. Tapi, ia sudah mulai terbiasa dengan dunia ini.

"Bisa kita istirahat sebentar? Saya lelah sekali," ucap Wanita yang ada dibelakang Ragio. Ragiopun langsung duduk disebuah pohon besar yang cukup rindang.

Disinilah Ragio sekarang. Dia kini sedang berada disebuah hutan yang sangat menyeramkan. Tak tau sudah sejak kapan ia menelusuri hutan ini. Tapi, kok bisa dia ada didalam hutan seperti ini ya? Ragio berdiri ditempat itu dengan perasaan bingung yang luar biasa. Ia bingung Hutan ini begitu sunyi, tidak seperti biasanya dan juga sekarangkan sedang turun salju disini. Tapi kenapa ia tak melihat satupun salju disini? Yang ragio lihat hanya pepohonan besar dan akar akar tanaman besar yang menggantung dimana mana. Udaranya begitu tenang namun juga lembab, seolah tak ada angin yang melewati hutan ini, cahaya disini juga tak begitu baik, suasananya seperti ingin petang.

"Ada apa?" Tanya wanita itu saat menyadari keanehan dari Ragio.

"Ada yang tidak beres dengan hutan ini," jawab Ragio pelan tapi masih bisa didengar oleh wanita itu.

Ragio memperhatikan keadaan sekitar. Tidak ada apa apa disini.

Tapi, kenapa ia merasa yang merasa ada yang memperhatikan mereka sedari tadi.

'Aaaaa'

Terdengar suara teriakan dari belakang Ragio.

Saat Ragio melihat kearah belakang wanita itu sudah tidak ada lagi. Kemana dia?apa yang sebenarnya terjadi disini?

"APA YANG KAU INGINKAN DARI KU?!"

"Kembalikan ratu kami."

"SIAPA?"

'Apa cewek tadi kali ya?' Batin Ragio

"Ceera."

'Jadi nama gadis itu Ceera.'

"Kalian sudah mengambilnya bukan?" Tanya Ragio.

-Pluto-

Charon terbangun dari tidurnya dengan wajah yang berkeringat. Lagi-lagi ia memimpikan hal-hal aneh. Charon mencoba duduk dan membuka matanya untuk beradaptasi dengan cahaya biru redup dari kamarnya ini.

Sialan, bahkan obat tidur yang ia minum tidak berkerja dengan baik. Buktinya ia masih terbangun dengan kondisi terkejut seperti ini. Padahal persyaratan obat tidur yang ideal itu menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal.

Ia melirik jam dinding yang tergantung dikamarnya dan menyimpitkan matanya ketika jarum pendek dan panjangnya tepat berada di angka dua belas. Ini benar benar tengah malam. Lagi lagi ia harus terbangun tengah malam seerti ini.

Charon mendesah pelan saat mengetahui pintu dan jendela balkonnya terbuka. Angin di luar sana terlihat begitu kencang, sepertinya sebentar lagi hujan akan turun disini. Ia khawatir akan ada suara petir yang terdengar. Ia sangat takut sekali dengan suara itu. Charon buru-buru melompat turun dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu yang menjadi pembatas antara balkon dan kamarnya. Ternyata hujan sudah turun, cipratan airnya mulai mengenai piama dan wajah Charon. Iapun segera menutup pintu itu dan kembali kearah ranjangnya.

Tapi, ketika ia ingin melanjutkan tidurnya ada sebuah suara yang mengganggunya.

"Ratu."

"Ikutlah dengan kami, kau Ratu kami."

"Mereka hanya akan menyiksamu disini."

"Bebaskan kami semua Ratu."

Charon merinding saat tiba-tiba saja mendengar suara-suara lembut itu secara nyata. Suara itu terus menggema ditelinganya Charon. Dan suara-suara itu juga yang terus menghantui Charon lewat mimpinya.

Charon menoleh ke arah kiri dan kanannya, mencari dari mana asal suara itu. Tapi, ia tidak menemukan siapapun selain dirinya dikamar itu.

"Disini." 

Lagi lagi ia terkejut saat menoleh ia melihat ada sebuah cahaya putih terang yang bisa menyakiti mata siapapun yang melihatnya. Charonpun menutup mata untuk melindungi matanya dari cahaya itu.

Ketika ia membuka matanya cahaya putih tersebut sudah hilang dan berubah menjadi lima orang gadis cantik memiliki sayap dengan mahkota perak yang bentuknya berbeda beda terpasang cantik dikepala mereka. Mulai dari yang sebelah kiri ia memakai mahkota dari kristal, lalu yang disampingnya ia memakai mahkota dari daun dan ranting pepohonan, lalu yang disebelah-sebelahnya memakai bentuk mahkota yang sama tapi hanya berbeda warna saja.

"Siapa kalian?" Tanya Charon bingung saat melihat mereka semua.

"Kalau didunia mu kami ini peri," jawab salah satu mereka.

"Wangi mu harum sekali," ucap salah satu dari mereka.

"Ikutlah dengan kami Ratu."

"Untuk apa aku ikut dengan kalian?dan aku ini bukan Ratu."

"Kau tidak akan menyesal Ratu, Ikutlah dengan kami Ratu," jawab mereka bersama. "Kau Ratu kami."

Tbc...

PlutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang