Semebrak bau bau buku baru menusuk hidung Charon. Wanginya enak membuat Charon semakin betah berlama lama di toko buku ini. Tapi Charon tidak tertarik membaca buku si. Hehehe
"Char lu mau disini atau mau ikut gua cari buku?"tanya Adara yang melihat Charon sedang asik melihat lihat Buku Fiksi. "Gua disini aja Dar."
Adarapun meninggalkan Charon yang masih asik melihat lihat Novel keluaran terbaru. Tapi ketika sedang asik melihat lihat Novel, Charon tak sengaja melihat pria mencurigakan yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu dibalik jaket levisnya itu.
Charon yang penasaran akhirnya terus mengamati pria itu dari tempatnya berada. Ia terus mengamati pergerakan Pria tersebut. Pria itu membuka sebuah buku ntah buku apa itu. Tapi, jika dilihat dari covernya itu buku sudah lama sekali.
Buku itu mengeluarkan cahaya yang cukup terang, sehingga membuat mata siapapun yang melihatnya pasti sakit. Cahaya itu tak bertahan lama karena beberapa detik kemudian cahaya itupun hilang bersamaan dengan pria itu.
Kemana pria itu pergi?
Cahaya apa itu sebenarnya?
Charon langsung menuju tempat pria aneh tadi berdiri. Pria itu benar benar menghilang bersamaan dengan hilangnya cahaya tadi meninggalkan sebuah buku yang pria itu pegang tadi tergeletak diatas lantai toko buku ini. Charon mengambil buku itu.
"Ini bukan buku milik toko ini, tidak mungkin toko ini menjual buku tugas anak sekolahan seperti ini," gumam Charon sambil membolak balikan buku itu dan terlihat banyak sekali coretan dengan tinta merah.
"Punya siapa Char?" Tanya Adara yang tiba tiba muncul dibelakangku.
"Anjir Dar, kaget gua, gak tau ini punya siapa, tapi gua liat tadi ada cowok yang pengang buku ini terus ada cahaya yang keluar dari buku ini terus dianya tiba tiba ilang," Charon menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada Adara. "Lu dah dapet bukunya?" Tanya Charon.
"Hahaha, ada ada aja lu Char masa ada buku yang ngeluarin cahaya, Udah nih pulang yuk."
Ya Charon pun memutuskan untuk membawa pulang buku itu.
-pluto-
"Nilai-nilainya lumayang bagus bagus semua." Charon dari tadi masih sibuk melihat lihat buku yang tadi ia temukan ditoko buku. Sebenarnya tidak baik membawa pulang barang milik orang lain. Tapi ia sangat penasaran lagi pula ini sepertinya hanya sebuah buku bekas karena tidak ada lagi lembar kosong yang tersisa dibuku ini.
Ada sebuah tulisan dilembar paling belakang paling bawah yang mencuri perhatiannya.
"Cahaya mentari tak sanggup menembus dinginnya hati yang mati karena tak dianggap dan dilupakan," ucap Charon yang membaca tulisan itu.
'Apa maksudnya?' Tanya Charon dalam Hati.
Tiba tiba muncul lagi sebuah cahaya terang dari buku itu. Charonpun menutup mata untuk melindungi matanya dari cahaya yang bisa menyakiti matanya tersebut.
Saat ia membuka matanya keadaan kamarnya berubah sangat drastis. Ranjang yang seharusnya berwarna pink pastel sekarang berubah menjadi berwarna biru dongker cat tembok kamarnya juga seharusnya berwarna ungu lavender tapi ini?kok malah berwarna putih?dan, dan kemana semua buku dan figuran yang ia koleksi selama ini?
Krek
Bunyi pintu terbuka itu membuat Charon menoleh kearah sumber suara. Keluarlah seorang laki laki yang hanya memakai handuk dipinggangnya bersamaan dengan terbukanya pintu dikamar itu.
Lima detik tidak ada respon dari mereka berdua.
Sepuluh masih tidak ada, mereka masih terdiam memandang satu sama lain.
Sampai pada akhirnya.
"Ahhhhhh." teriakan itu keluar dari mulutnya Charon bersamaan dengan melayangnya semua bantal yang ada didekatnya. "Siapa kamu?!"
"Stop, stop."
Charon masih terus melemparkan bantal kearah pria itu. "Ngapain kamu dikamar saya?!"
"Stop stop."
Charon pun menghentikan aksinya. "Kamu tuh siapa?ini kamar saya tau gak?!" Sahut pria itu.
"Hah?iya si ini bukan kamar saya. Ini dimana ya?" Tanya Charon dengan polosnya.
"Lebih baik kamu keluar dulu dari sini! Saya mau pakai baju," suruh pria itu. Ya Charon pun menurut ia keluar dari kamar itu ia menunggu didepan kamar.
Setelah beberapa menit pria itupun menyuruh Charon masuk kedalam kamar. "Ini dimana?kok dingin banget?Jangan jangan kau pria aneh yang tadi ada di toko buku ya?" Tanya Charon langsung to the point dan duduk diatas ranjang berwarna biru dongker ini.
"Ibu kota planet Pluto, Toubaugh, pria aneh kata mu?" jawab Pria itu. "Makanya jangan terlalu penasaran sama orang lain beginikan jadinya nyusahin orang lain," oceh pria itu.
"What?Pluto?kok bisa sampe sini si aku?"
"Tunggu sebentar, kok kamu ngerti apa yang aku omongin," sambung Charon.
"Aku menguasai tiga bahasa planet lain," jelasnya.
"Ohh, bagaimana aku bisa pulang kebumi?"
"Itu gampang, kita kekota dan pergi menggunakan portal teleportasi."
"Lalu kau akan keluar tepat dimana buku itu berada," sambungnya.
"Antarkan aku kesana."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
FantasyTentang waktu yang berlalu begitu saja meninggalkan luka. Tentang sebuah ingatan yang tak bisa dilupa. (Revisi setelah tamat)