Ini adalah POV nya Charon gaiss
****
Sudah genap satu minggu aku terjebak di dunia yang tidak kupahami ini. Sebenarnya aku benci mengakui ini namun aku sudah terbiasa dengan hal aneh yang ada di dunia ini. Bukan, bukan berarti aku sudah nyaman tinggal disini.
Oh iya, tentang Ragio aku sampai sekarang masih saja memikirkannya. Dimana ia sekarang? Apakah ia sudah kembali ke Bumi? Tunggu sebentar, ini masih di Bumi atau sudah di planet lain ya?
Kalau boleh jujur aku merindukannya. Aku bisa saja mencarinya tapi aku tidak tau apapun tentang dunia ini. Bagaimana kalau aku malah kesasar kedunia lain lagi?
Lagian kalau aku keluar sendirian dari desa ini, Zent pasti tidak mungkin mengizinkanku keluar. Atau aku minta saja sama Zent untuk menemaniku mencari Ragio?
Lagipun dia itu penyihirkan? Pasti Sangat mudah baginya untuk mencari seseorang.
Oh iya ngomong ngomong tentang Zent. Dia itu seorang pemuda yang disuruh kepala desa untuk menjagaku agar aku tidak kabur dari desa ini. Bisa di bilang aku sebagai tahanan di desa ini.
Ntah untuk apa alasan nya mereka menahanku di sini. Atau jangan-jangan karena itu? Itu loh yang di bilang peri peri itu kemarin. Yang mereka bilang kalau aku ini adalah ratunya mereka.
"Nona, aku sudah selesai membuat makan malamnya mari kita makan," ucap Zent yang tiba tiba masuk kedalam kamar ku tanpa mengetuk pintunya.
"Cobalah untuk mengetuk pintunya dahulu Zent," sahutku agak kesal. Ia selalu saja menerobos masuk ke dalam kamarku. Apa orang orang di dunia ini tidak di ajarkan sopan santun?
"Bersihkan dirimu dahulu Nona, Aku akan menunggu mu di meja makan." Setelah mengucapkan itu Zent langsung keluar dari kamarku.
Kenapa ia bisa tahu kalau aku belum mandi?
Apa aku bau? Akupun mulai mengendus bau tubuhku sendiri.
Tidak, tidak ada bau apapun yang keluar dari tubuhku
Ah, sudahlah lebih baik aku segera mandi dan makan. Cacing cacing di perutku sudah mulai mendemo meminta jatahnya hari ini.
-pluto-
"Uhmm, Zent aku boleh tanya sesuatu?" Tanya ku sambil memainkan makananku.
"Tidak baik memainkan makanan Nona, habiskan makananmu. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu nanti. Jadi, makanlah dengan tenang." Zent masih sibuk menghabiskan makannya.
"Baiklah. Oh iya, berhentilah memanggilku Nona. Aku agak risih. Jadi, panggil saja aku Charon." Akupun melanjutkan menghabiskan makanan ku.
"Hmm."
Sungguh ini enak sekali. Apakah Zent sendiri yang memasaknya?atau ia membelinya?
Setelah beberapa lama kami menghabiskan makanan kami. Zentpun langsung berdiri dan mengambil piring piring kotor yang ada di meja makan itu lalu menuju ke wastafel.
Dia mencuci piring piring itu?! Sebagai seorang wanita aku tidak tinggal diam dong. Masa ada wanita di sini seorang pria yang harus mencuci piringnya? Sudah numpang aku yang di layani lagi. Sungguh tidak tau diri! Walaupun notabenenya, aku di sini adalah seorang tawanan.
"Zent, biar aku saja yang mencucinya." Akupun mendorong tubuhnya menjauh dari wastafel.
Sedangkan Zent hanya menatapku bingung.
"Mulai sekarang kita bagi tugas," ucap ku sambil mendorong tubuhnya hingga jatuh di atas sofa yang empuk itu.
Zent yang tidak mengerti hanya bisa diam sambil melihatku. Lalu akupun kembali ke wastafel untuk mencuci piring bekas kami makan tadi.
Setelah selesai aku langsung menghampiri Zent yang sedang asik membaca buku.
"Zent," panggil ku.
Sang pemilik nama hanya menoleh kearah ku dengan tatapan datar, tanpa mau menjawab panggilan ku. Ah sudahlah. Aku sudah terbiasa menghadapi cowok cowok dingin seperti ini. Jadi, aku biasa saja di perlakukan seperti ini.
"Aku ingin menagih ucapanmu yang katanya akan menjawab semua pertanyaan ku."
"Hmm, tanyalah." Zent kembali memfokuskan pandangannya ke buku yang tadi ia baca.
"Aku ini di mana?apakah aku masih di Bumi?" Tanya ku.
"Kau sekarang berada di rumah ku. Bumi?dimensi apa itu?"
"Aku tau aku berada di rumah mu." Aku sudah malas jika Zent menjawab seperti itu.
"Kau tidak tau Bumi, Zent?" Sambung ku.
"Apa itu dimensi baru?" Tanya Zent yang mulai tertarik dengan pembicaraan ini.
"Bukan Zent, itu planet. Bagaimana ya menjelaskannya? aku bingung."
"Lalu bagaimana caranya dirimu bisa sampai ke desa ini?" Tanya Zent yang masih mempertahankan ekspresi datarnya.
Aku serasa mengobrol dengan patung yang bisa berbicara.
"Ntah apa yang membawaku ke dimensi ini tapi yang pasti saat aku bangun tidur aku sudah berada di sebuah rumah yang aku sadari itu bukan rumah ku. Akupun keluar dari rumah itu dan mendapati seorang temanku...
Akupun menceritakan semua kejadian kejadian aneh yang aku alami di dunia ini. Kecuali tentang percakapan ku dengan peri peri itu.
"Lalu bagaimana dengan teman pria mu itu?" Tanya Zent.
"Sudah ku bilang, aku tidak tau. Kau mau membantuku tidak?" Tanyaku.
"Membantu apa?"
"Bantu aku mencari teman ku itu."
"Untuk apa? Dia pria, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Lagian, aku tidak boleh mengajak mu keluar desa kecuali untuk latihan."
"Ayolah Zent, kau juga sedang mencari keberadaan kekasih mu yang tiba tiba menghilang itu kan?ayo, kita cari bersama Zent aku akan menemanimu."
"Tidak."
Tbc...
Gaisss, udah 1 bulan siska hiatus :"v masih ada gak yang nunggu cerita gak jelas ini? Semoga ada ya :( siska sayang kalian😚
Oh iya vomment dung :"v wkwkwk kali aja siska jadi tambah semangat pas baca komen komen kalian
Babay 😚

KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
FantasyTentang waktu yang berlalu begitu saja meninggalkan luka. Tentang sebuah ingatan yang tak bisa dilupa. (Revisi setelah tamat)