Mulai hari ini saya bukanlah siapa siapa
Tapi sebelum ini, saya pernah menjadi seseorang yang berharga baginya
Seseorang yang menemaninya didalam duka maupun sukanya
Seseorang yang sudah menyumbang tawa dihidupnya
Saya masih ingat bagaimana semua itu terjadi secara rinci
Bagaimana wajahnya, sifatnya, dan suaranya
Tapi semua itu hanyalah ingatan indah yang sudah usangSejak SMA, Ragio memang lebih suka berteman dengan laptopnya dan kata kata dibanding dengan orang sekitar. Ia memiliki banyak sekali teman dunia maya tapi, teman dunia nyata? Jangan ditanya kalian bisa menghitungnya menggunakan jari.
Duar.... duar.... duar
"Woy, kambing bukain kita pintu."
Ragiopun berjalan malas kearah pintu kamarnya itu. Ia tau orang yang telah mengedor-ngedor pintu kamarnya adalah Lucio dan Carme. "Ngapain lu pada?!" ucap Ragio datar setelah membukakan mereka pintu.
"Nyelow dong masnya, mukanya gak usah dijelek jelekin kaya gitu," ucap Lucio. Ya siapa lagi yang berani meledek Ragio kecuali dia.
Ragio malas sekali berdebat dengan Lucio, dia mengabaikannya dan kembali menuju kasur dan melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda akibat kedatangan mereka.
"Masih nyari info tentang keberadaan Rafael?" Tanya Carme menebak nebak dan langsung duduk disamping kanannya Ragio diikuti juga oleh Lucio yang duduk disamping kirinya Ragio.
Memang si Ragio sedang mencari info tentang keberadaan temannya yang tertangkap oleh para polisi planet Pluto. Tapi, bukan itu yang Ragio lakukan sekarang.
"Bukan," jawab Ragio datar yang masih fokus dengan laptopnya, begitupun dengan Carme dan Lucio.
Tapi ntah kenapa sayapun merasakan kehangatan itu lagi
Apakah saya masih pantas berharap untuk kali ini?"Aenjeaye, anjay dah Ragio. Bikinin gua kek, gua mo nembak cewek nih," ucap Lucio.
Carme dan Lucio memang baru saja membaca apa yang baru saja Ragio ketik dilaptopnya itu.
"Lu tuh ya Rag, kalo aja lu gak cuek sama cewek pasti banyak cewek yang mau sama lo," sambung Carme.
"Jangankan dia gak cuek Me, dia cuek aja banyak yang mau," sahut Lucio.
"Stop panggil gua cuma ME!"
"Gak papa Me, kan biar singkat," jawab Lucio.
"Oh iya Rag, kalo yang lu bilang itu bener berarti kita minta bisa bantuan dia dong buat nyelametin si Rafael?" Sahut Lucio.
"Dia siapa?" Tanya Ragio mulai bingung karena Lucio tiba tiba mengubah topik pembicaraan.
"Itu, itu loh yang ikut lu kejebak di Pluto."
Ya, Ragio sudah menceritakan semua kejadian hilangnya dia tanpa kabar karena portal planet Pluto yang rusak kepada kedua temannya ini. "Hmm, tapi dia cewek," sambung Ragio.
"So, jangan remehin cewek bro. Mereka kelihatannya doang lemah lo gak tau mereka aslinya kaya manakan?" Sahut Carme.
"Nah iya, jangan remehin cewek, kalo lu gak mau bernasib sama kaya si Carme yang masuk rumah sakit gara gara bertarung sama cewek," sambung Lucio.
****
Sepi, sedih, sendiri
Kata kata itu mungkin sangat pas untuk menggambarkan keadaan gadis yang sedang menelusuri taman yang gelap ini sendirian. Gadis yang baru saja tadi tertawa lepas dengan teman temannya. sekarang, ia sedang menelusuri taman yang gelap sendiri dengan wajah yang putus asa.
Kini gadis itu berhenti didepan bangku panjang itu lalu duduk. Disini cukup sepi, tempat yang sangat pas bukan? untuk meratapi nasibnya yang menyedihkan ini. Dan ditemani oleh langit malam yang mendung dan sebuah lampu taman yang menyalah ia menyenderkan punggungnya sambil memejamkan matanya.
Tiba tiba ada sengatan dingin di pipinya. Ia pun langsung membuka membuka matanya.
"Ragio?"
Ragiopun memberi sebungkus es krim itu ke Charon. "Nih," Charon mengambilnya tapi ia tak membukanya.
"Malam ini, pasti bulan cemburu sama kamu makanya ia tidak kelihatan disini."
"Iyain Rag, dan sejak kapan elu jadi sepuitis ini?!" Sahut Charon yang langsung melihat kearah Ragio.
"Lebay deh lo kaya gak pernah digombalin aja, btw lo kenapa?" Tanya Ragio. "serah gue dong mau lebay apa engga," sahut Charon sambil melahap es krim pemberian Ragio.
Keheningan pun terjadi diantara mereka. Mereka berdua sama sama terdiam sambil melihat langit malam yang tidak ada apa apa. "Lo tau Char?terkadang menceritakan masalah yang lo rasain ke orang lain, itu bisa meringankan masalah yang lagi lo alami," ucap Ragio tiba tiba.
"Tapi, masalah itu juga bisa bertambah berat jika kita menceritakannya kepada orang lain."
"Hmmm, Lu pasti pernahkan berfikir 'kenapa masalah gue seberat ini?' Dan lo juga pasti pernah berfikir 'kok hidup gak pernah bisa kaya orang orang ya? Hidup mereka tenang banget gak kaya gue?penuh masalah' Kan?" Tanya Ragio sekali lagi.
Charon pun mengangguk berarti iya.
"Mereka semua juga punya masalah yang sama besar, tapi mereka semua menghadapinya dengan cara yang berbeda beda. Ada yang menutupi masalah itu dengan keceriaannya dan ada juga yang menunjukkannya secara terang terangan. Dan ingat Tuhan tidak akan memberikan makhluknya kesulitan melebihi batas kemampuannya," ucap Ragio.
Setelah mengatakan itu Ragio berdiri dan pergi meninggalkan Charon sendirian ditaman itu.
"Lah?itu anak kenapa ya?" Gumam Charon.
Charon menyadari sesuatu dan diapun langsung berlari menyusul Ragio. "Rag! Ragio! Berhenti dulu kek!" Teriak Charon yang masih berlari dibelakang Ragio.
Dan Ragio, mendengar namanya disebut ia pun berhenti. Ia bisa melihat Charon yang masih berlari mengejarnya sambil menundukkan kepala.
Itu anak memang cerobohnya kebangetan. Bagaimana jika ia menabrak tiang atau orang?
"Lo tuh gila atau pea si? Tadi aja sok nyeramahin gua pake kata kata bijak, sekarang lo ninggalin gadis ditaman sendirian?! Ntar kalo gua diculik atau di apa-apain gimana? ini kan udah jam 10 malem?lo gak mau pulang berang gue gitu?" Ucap Charon yang masih berusaha mengatur nafasnya karena kelelahan mengejar Ragio.
"Siapa juga yang mau nyulik cewek nyusahin kaya lo yang banyak banget permintaannya. yang ada lo yang nyiksa penculik itu bukan penculik itu yang nyiksa lo. Hmm, jadi elo kode minta gua anterin pulang?" Jawab Ragio.
"Ada yang lebih jujur dari itu MAS?" Tanya Charon yang menekan sedikit kata Mas.
Charon semakin bingung dengan Ragio. Ia tidak berniat sama sekali untuk mengiyakan ajakan Charon untuk pulang bersama.
"Ih anjir, kok gua ditinggal." Charonpun segera menyusul Ragio dan berusaha mensejajarkan langkahnya.
"Kok gua ditinggal si, nanti kalo ada orang jahat ngapa ngapain gua gimana?"
"Lu gak kasihan sama gua?lu mau kemana si emangnya?" Tanya Charon lagi.
"Nganterin lo pulanglah mau ngapain lagi," jawab Ragio.
"Kok nganterin gua pulang, guanya ditinggal, pea lu ya."
"Karena gua tau lu bakal ngikutin gua jalan, jadi buat apa gua ajak elo lagi?, bukannya bilang terima kasih malah ngatain gua pea. Gila lo ya?"sahut Ragio.
'Fiks nih anak makin lama makin aneh' batin Charon.
Tbc...
Huaa😂 masih adakah orang yang menunggu cerita gak jelas ini? 1050 kata semoga bisa menebus keterlambatan update 😃

KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
FantasyTentang waktu yang berlalu begitu saja meninggalkan luka. Tentang sebuah ingatan yang tak bisa dilupa. (Revisi setelah tamat)