Duabelas

2.8K 197 25
                                    

Happy reading~

A/N : Sorry typos :)), typos everywhere~

PRAANGGG...

Bunyi pecahan kaca yang disebabkan oleh sebuah botol miras, terdengar nyaring di dalam rumah tersebut.

Radit menemukan sebuah botol miras saat dia tengah di perkosa oleh Hendra, Ayahnya sendiri. Radit berusaha keras agar dapat melepaskan diri dari kungkungan Hendra. Melihat usaha yang tidak membuahkan hasil, Radit kemudian mulai mengambil botol miras yang ia temukan tadi. Setelah itu, ia mulai mengarahkan botol miras tersebut ke kepala Hendra hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Ternyata pukulan tersebut membuahkan hasil. Pukulan dari botol miras tersebut berhasil membuat Hendra pingsan, sehingga Radit bisa lepas dari Ayahnya tersebut.

Saat Radit berusaha mendorong tubuh Ayahnya dan kemudian mencoba membaringkan tubuh Hendra di sampingnya, betapa terkejutnya ia melihat darah keluar dari kepala Ayahnya tersebut.

"Astaga... Ayaahh..."ucap Radit sedikit berteriak.

Dengan segera Radit pergi ke dapur untuk mengambil air dan kotak P3K untuk mengobati Ayahnya. Walaupun Radit sering disiksa oleh Ayahnya, Hendra tetaplah Ayahnya dan akan selalu menjadi Ayahnya. Radit memaklumi kenapa Ayahnya bisa bersikap seperti itu. Radit akan selalu menyayangi Ayahnya. Cuman Ayahnya yang ia punya sekarang. Begitu pula dengan Ayahnya, hanya ia yang dipunya oleh Ayahnya sekarang. Siapa lagi yang akan merawat Ayahnya kalau bukan dia.

"Maafkan aku Ayah, aku tidak bermaksud melukaimu."ucap Radit lirih.

Dengan telaten, Radit mulai membersihkan luka Ayahnya yang telah mengering dengan menggunakan air panas yang dicampur dengan garam.

Setelah itu, Radit mengambil obat merah yang ada di dalam kotak P3K. Kemudian ia meneteskan cairan dari obat merah tersebut ke area yang luka, lalu menutupnya dengan menggunakan kapas dan kain kasa. Radit mengambil plester untuk merekatkan kain kasa tersebut.

Setelah selesai mengobati luka Ayahnya, Radit kemudian pergi kembali ke dapur untuk melihat apakah ada bahan makanan yang bisa ia olah untuk makan malam nanti.

Sesampainya di dapur, Radit mulai membuka kulkas dan mendapati beberapa potong daging ayam, cabe hijau, kentang, serta seikat daun bawang dan daun sup. Melihat bahan- bahan tersebut, Radit berpikir untuk memasak Ayam Rebusan Cabe Hijau. Tiba- tiba Radit teringat akan masakan ibunya. Masakan tersebut adalah masakan yang paling kami sukai. Apalagi Ayah, dia sangat menyukai makanan tersebut. Kebetulan sekali, sudah lama ia tidak memasak makanan tersebut semenjak kematian Ningsih, ibunya. Tidak ingin berlarut- larut dalam kesedihannya, Radit kemudian mulai memasak makanan tersebut.

Setelah makanan yang di masaknya matang, Radit kemudian mengambil sebuah magkok besar dan mulai menuangkan masakan tersebut ke dalam mangkoknya. Masasakan tersebut mengeluarkan aroma yang sangat sedap sekali. Ternyata wangi masakan yang telah Radit buat tercium sampai ke kamar Hendra.

Hendra mulai terbangun dari tidurnya. Kemudian ia mengeluh sakit sambil memegang kepalanya. Tak beberapa lama, akhirnya aroma masakan Radit tercium juga oleh indra penciuman Hendra. Karena dilanda rasa penasaran, Hendra kemudian berjalan tertatih mengikuti aroma masakan tersebut hingga ke dapur.

Sesampainya di dapur, Hendra melihat Radit yang sedang berkutat menyiapkan masakan untuk makan malam hari ini.

"Apa yang kau lakukan?! Arghh..."ujar Hendra sambil memegang kepalanya.

"Ah, Ayah, Ayah sudah sadar?"tanya Radit Radit sambil melepaskan apronya dan berjalan menuju ayahnya.

"Apa kau tidak lihat kalau aku sudah sadar, hah?!"jawab Hendra kesal.

Mr. CEO Or My Bestfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang