Bagian 6

273 21 2
                                    

-Bukan tentang keistimewaan yang menjadi tujuan kaum adam, namun kesederhananlah yang menjadikan mu istimewa dihadapan mereka-

[>>>]

Vania menatap mobil lamborgini berwarna putih didepan gerbang kampusnya dengan tatapan tidak percaya Park Yeji wanita yang hampir dua minggu ini sudah menjadi temannya keluar dari mobil bersama lelaki yang membuat Vania semalaman menangis pria kuping panjang itu, kenapa Yeji bisa bersamanya? Apa mereka mempunyai hubungan spesial?

"Dah Oppa" ujar Yeji sambil melambaikan tangannya kearah lelaki berjas dan berambut klimis yang membuat maha siswi yang melihatnya menatap kagum "Hai Vania" Vania yang sedari tadi melamun langsung tersadar ketika pundaknya dikalungkan oleh tangan Yeji "Hai juga Yeji" Vania tersenyum kikuk perasannya masih tidak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya

"Kekantin yuk aku lapar nih. Kau ada kelas jam berapa?"

"Nanti jam 3"

"Baiklah kita masih mempunyai setengah jam untuk makan" ujar Yeji lalu menarik Vania untuk berjalan kearah  kantin.

"Ji, tadi kau datang dengan siapa? Kekasihmu?" Tanya Vania ketika Yeji baru saja datang dengan membawa nampan berisikan makanan.

"Bukan dia Oppa ku" ucapnya santai lalu menduduki dirinya dihadapan Vania.

"Oh" Yeji mengangguk lalu memakan pesanannya.

"Vania kau tau tidak? Ada fakta unik mengenai Oppa ku tadi." Vania mendongak melihat kearah Yeji dengan tatapan seakan bertanya 'apa'

"Menurut fakta yang ku tau Oppa ku adalah lelaki yang anti dengan wanita"

"Lalu dimana uniknya?"

"Makanya dengarkan dulu. Dari berpuluh-puluh tahun Oppa ku tidak perna menceritakan wanita padaku selain ibu tapi tadi malam dia menceritakan Wanita dambaannya" ujarnya sambil bertepuk tangan sangat antusias.

Vania menaikan alisnya bingung kenapa adiknya seperti ini lalu kakanya seperti itu? Jauh sekali dari kata mirip.

Vania masih setia mendengarkan ucapan Yeji yang masih bertepuk tangan tanpa henti

"Tapi kau tau tidak? Oppa ku sedang sedih sekarang?"

"Kenapa?"

"Karna wanita yang dia sukai sedang marah padanya, Oppaku yang malang"

"Mengapa bisa?"

"Entahlah Oppa ku tidak menceritakan dengan detail mengapa wanita itu marah padanya. Tapi sepertinya wanita itu membawa banyak perubahan pada Oppa ku. Contohnya seperti Oppa ku adalah lelaki gila kerja tapi setelah mengenal wanita itu dia rela menghabiskan waktunya hanya untuk berbicara padanya walaupun itu bukan hal yang penting. Dan dia tidak perna mau lembur karna tidak mau tertinggal sehari saja untuk tidak bicara pada wanitanya"

Vania bungkam hati nya berdenyut hebat kenapa dia merasa bawa yang disebut itu adalah dirinya tapi itu tidak mungkin fikiran Vania sedang tidak waras sepertinya mana mungkin pria aneh itu menyukainya.

Jangan gila kau Vania dia tidak menyukaimu. Dia tidak pantas untukmu dia terlalu gila untuk kau cintai.

"A--sepertinya aku harus kekelas ini sudah jam tiga. Aku pergi dulu Yeji sampai jumpa" Vania langsung bangkit dari keluar kantin. Yeji menatap punggung Vania dengan tatapan heran mengapa Vania bersikap aneh?

Vania membaca buku mencoba mencari kesibukan agar tidak memikirkan ucapan Yeji tadi.

"Hai" sapa seseorang membuat Vania gegabah entahlah tingkahnya seperti orang aneh hari ini. "Hai juga" ucap Vania mencoba tenang. Lalu seorang itu pun menduduki dirinya disamping Vania.

Islam As My Dear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang