Bagian 22

345 17 7
                                    

"Saya nikahkan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Vania Zulfikhar dengan mas kawin 13 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

Semua orang cukup tenang namun, telihat tegang ketika menyaksikan berjalannya acara akad nikah tersebut.

"Saya terima nikah dan kawinnya Vania Zulfikah binti Zainudin Zulfikhar dengan mahar tersebut dibayar tunai" ucapan lantang tersebut membuat seorang wanita dibalik ruang make up menghela nafas tenang.

Ada perasaan gugup didalam dirinya bagaimana jika Chanyeol salah mengucap, atau bagaimana jika Chanyeol gugup dalam mengucapnya. Namun, semuanya terbayar ketika para saksi menyatakan sah atas pernikahan mereka.

Dan saat inilah semua mata tertuju pada seorang wanita yang keluar dari persembunyiannya. Vania berjalan layaknya seorang putri yang memakai gaun panjang dan elegant yang dibalut oleh jilbab dan cadar senada dengan gaun benar-benar seperti seorang ratu.

Chanyeol, bahkan lelaki itu tidak percaya bahwa yang berjalan menghampirinya saat ini adalah Vania wanita yang dimana pernah menjadi musuhnya saat dinegri ginseng kini menjadi sebagian hidupnya.

Sebuah takdir yang memang benar-benar sudah direncanakan sejak awal mereka bernafas dan hidup didunia.

Mereka berdua pun membuka acara mereka hingga hampir larut malam semua yang datang tersenyum bahagia seakan-akan ikut merasakan apa yang Vania dan Chanyeol rasakan.

(×××)

Disinilah mereka dikamar yang telah disulap menjadi kamar yang indah dengan dominasi bunga mawar merah dan pengharum ruangan dengan wangi kembang benar-benar seperti kamar pengantin yang sederhana tapi mewah.

"Bolehkah aku bicara sebentar sebelum kau mengganti baju?" Suara tersebut membuat Vania memberhentikan langkahnya dan menatap Chanyeol yang telah duduk dipingir kasur.

Tanpa bantahan Vania melangkah mendekati Chanyeol dan duduk diatas bangku rias.

Alis Chanyeol berkerut bingung ketika Vania lebih memilh duduk berjauhan dengannya dari pada duduk disampingnya.

"Kau boleh duduk disini" ujar Chanyeol sambil menepuk kasur yang kosong disampingnya.

Vania menatap Chanyeol sebentar lalu dia menduduki tempat yang tadi Chanyeol sarankan namun, cukup jauh. Tapi beberapa detik kemudian semua peredaran darah Vania seperti tidak berjalan karna Chanyeol bergerak dan menduduki dirinya agar lebih dekat dengan Vania bahkan bisa dibilang tidak ada jarak diantara mereka. "Aku suamimu Van, duduk berdekatan seperti ini tidak akan menambah dosa" ditambah sebuah bisikan yang keluar dari bibir Chanyeol membuat Vania mati rasa.

Bahkan Vania dengan susah payah menelah salivanya jatungnya benar-benar berdegup tidak stabil.

"Ada yang ingin aku bicarakan pada mu" terdengar sangat serius membuat Vania semakin takut dan tidak konsen.

"Sebenarnya--" Chanyeol menghela nafas berat seperti ada keraguan didalam dirinya saat ini untuk bicara.

"Sebenarnya sebelum menikah dengan mu ada wanita lain dihatiku" bahkan siapapun akan terkejut mendengar pengakuan itu dari mulut seseorang yang kita cintai.

Begitulah Vania bahkan tanpa sadar matanya mentap Chanyeol lama. Seakan-akan mencari sesuatu apakah yang diucapkan Chanyeol itu nyata.

"Jadi, aku bukan yang pertama?" Ucapan polos itu keluar dari mulut Vania. Chanyeol mengangguk sebagai jawaban, melihat jawaban itu Vania pun menghela nafas kasar.

"Ada apa? Kenapa seperti keberatan dengan jawaban ku? Kau menyesal karna mendapat yang bekas?"mendengar ucapan itu membuat Vania segar mengeleng pertanda bahwa apa yang Chanyeol kira adalah kesalahan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Islam As My Dear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang