Bagian 21

234 15 0
                                    

-Dan disinilah semuanya dimulai, dimana kau dan aku merasa berada didalam mimpi dan memaksakan diri untuk bangun tapi pada kenyatannya semuanya bukan mimpi melainkan sebuah kenyataan yang bersifat dadakan-

(>>>)

"Bisa kah kau di sini lebih lama?" Ucap Yeji lirih sambil memeluk tubuh Vania erat.

Vania yang mendengar ucapan itu tersenyum tenang sambil mengelus punggung Yeji lembut "aku janji akan kembali ke sini Ji" sambung Vania melepas pelukannya dan menghapus air mata yang telah berlinang dipipi mulusnya.

"Aku pasti akan sangat merindukanmu Van" ujar nya kembali. Sambil memeluk kembali tubuh Yeji seperti seorang anak kecil yang ingin ditinggal jauh ayahnya.

"Aku pasti akan menyusulmu Van" kali ini Kai yang bersuara ketika lama memandang dua orang perempuan yang saling adu peluk.

"Tentu kau harus cepat lulus Kai, kau tidak bosan duduk sambil memandang papan tulis terus?" Kai yang mendengar tuturan itu terkekeh pelan.

Fyi, hari ini adalah hari dimana pengumuman kelulusan Vania. Hari yang membahagiakan sekali pun menyedihkan untuknya.

Hari dimana menjadi hal paling bersejarah karna Vania mendapat gelar sarjana. Dan sekaligus hal paling menyedihkan karna dia harus pergi dari kota itu.

Kota dimana Vania memulai semuanya, memulai dengan dia yang tidak pernah Vania harap datang namun, Allah dengan tiba-tiba mendatangkan Chanyeol lelaki sombong dan tampan dalam hidupnya

(×××)

Vania memasukan baju-bajunya ke dalam koper berwarna biru dongker dengan perasaan bimbang. Sebab, kejadian dimana Chanyeol mengungkapkan rasa kagumnya pada Vania lelaki itu tidak pernah terlihat lagi.

Uhh!!

Apakah ucapan Chanyeol hanyalah perkataan semata?

Ucapan yang didalamnya tidak mengandung apapun?

Ucapan seperti seorang penipu??

"Ahh, tidak seharusnya aku menggap semuanya adalah nyata, karna pada kenyataannya ucapan Chanyeol kemarin hanya mimpi yang aku atur sendiri"

(×××)

Jam sudah menujukan pukul enam tiga puluh Vania telah siap dengan barang-barang yang telah ia bawa dengan kopernya.

Vania keluar dari kamarnya dan berjalan meninggalkan apartemen tersebut namun, sebelum itu dia sempat berhenti didepan kamar Chanyeol dan menatap lama pintu apartemen Chanyeol berharap akan ada yang keluar dan mengatakan setidaknya kalimat perpisahan.

Sebab, Vania tidak mempermasalahkan tentang ucapan Chanyeol jika itu hanya lelucon Vania akan senang hati menyambutnya dengan senyum.

Walaupun pahit.

Disinlah Vania di bandara internasional incheon. Vania menatap sekeliling mencari seseorang yang entah dia akan datang atau tidak.

Vania menghela nafas ketika ada pengumungan bahwa pesawat yang ia akan taiki segera berangkat.

Ternyata benar lelaki itu tidak datang. Dengan hati yang berat Vania melangkah kan kakinya menuju pesawat tujuannya dan untuk kembali ke tanah kelahirannya.

Hampir menghabiskan waktu lima jam Vania didalam pesawat akhirnya dia pun sampai dibandara seokarno Vania tersenyum senang ketika seorang laki-laki yang telah lama Vania tidak berjumpa dengannya kini ia sedang tersenyum kearah Vania.

Islam As My Dear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang