Bagian 19

233 16 0
                                    

Apakah setiap manusia bisa mendapatkan kesempatan ketiga? Jika ia, seharusnya aku juga dapat kan aku manusia.

(>>>)

Semua mata mengarah pada sosok wanita yang sedang mendorong kursi roda dengan santai. Mungkin dipikiran semua orang yang melihat Vania dan Chanyeol akan mengira mereka berdua adalah pasangan yang romantis bagaimana tidak secara tidak sengaja lagi-lagi mereka memakai pakaian yang sama. Vania yang membungkus tubuhnya dengan gamis berwarna serba hitam dan Chanyeol yang mengenakan pakaian polos warna hitam pula.

Berapa menit yang lalu Chanyeol meminta tolong pada Vania untuk mengajaknya jalan-jalan sebab Chanyeol bilang dia terlalu bosan jika hanya berdiam diri didalam apartemennya sendirian.

Tidak tau apa yang ada dipikiran Vania saat itu dia menerima ajakan Chanyeol untuk menemaninya keluar.

"Van, bisa ajak aku ke cafe itu?" Ujar Chanyeol sambil menujuk cafe disebrang jalan.

'VIVAPOLO CAFFE'

Tulisan tersebut terpasang pas didepan pintu masuk.

"Tuan Park" sambut salah satu pelayan yang berada pas didepan pintu sambil membungkukan badannya.

"Dimana Eomma?" Tanya Chanyeol dan pelayan tersebut langsung mengantarkan Chanyeol dan Vania keruang kantor -Park Shin- ibu Chanyeol.

Eomma? Bukan kah itu adalah sebuah panggilan untuk seorang ibu? Oh ibunya Chanyeol pelayan disini?

"Chanyeol?" Ujar seorang wanita setengah paru baya sambil memeluk Chanyeol dengan erat "Kau tau Eomma sangat merindukanmu" sambung nya sambil memberikan kiss dikening lelaki itu.

"Pfftt"

Mendengar suara itu membuat Chanyeol menoleh kearah Vania. Sedangkan Vania yang hampir saja tertawa segera membekam mulutnya takut.

Jika aku tidak tau tempat mungkin aku akan tertawa sangat lepas karna melihat sebuah adegan seorang CEO cool dan menyebalkan itu mendapat sebuah kasih sayang dikeningnya.

"Tunggu! Seperti aku mengenal mu?" Vania mentap Park Shin dengan sedikit tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. "Ah aku mengingat mu, kau tetangga Chanyeol kan?" sambung nya yang mendapat anggukan dari Vania

"Perkenalkan aku Park Shin ibu Chanyeol"

"Aku Vania, senang berkenalan dengan mu Ahjumma" ujar Vania sopan sambil membungkukan badannya sebagai tanda hormat.

"Oke mari ikut aku, aku akan memberikan kalian makanan spesial" ucap Park Shin mengajak Chanyeol dan Vania ketempat tamu istimewa. 

Dari penampilannya sepertinya Ibu Chanyeol bukanlah seorang pelayan. Ku rasa dia yang memiliki Cafe ini. Ais pantas saja saat Chanyeol datang mereka memberi hormat. Jika aku yang menjadi salah satu dari mereka aku tidak akan membungkukan badan ku apalagi hanya untuk lelaki seperti Park Chanyeol. Untuk membayangkan saja aku tidak mau.

(×××)

Langit telah menelan senja lalu berganti menjadi gelap yang bertabu bintang, kota Seoul sangat ramai dan jalanannya pun sangat bagus karna pancaran dari lampu jalanan dan gedung-gedung pencakar langit.

Vania dan Chanyeol keluar dari Vivapolo Caffe beberapa jam yang lalu setelah keduanya mencicipi hidangan yang Park Shin sajikan. Keduanya pun pamit pulang karna mengingat ini sudah malam.

"Aku seperti mengenal tempat ini" ujar Vania ketika Chanyeol memilih untuk berhenti sejenak disalah satu jembatan yang sudah ramai dengan orang. "Aku pernah melihatnya di drama-drama korea" sambungnya.

Islam As My Dear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang