Bagian 5

300 25 12
                                    

-Jika kau anggap semua wanita adalah matrealis maka kau wajib melihat isi dompetmu jika kau bukan orang kaya maka kau tidak pantas memiliki wanita-

[>>>]

Entah sudah berapa menit Vania menghindari diri agar tidak terlihat oleh Chanyeol tapi, Chanyeol belum juga bosan menunggunya depan pintu. Vania mendengus kesal untuk apa pria kuping panjang itu didepan pintunya? Tidak cukup kah ucapan tadi malam yang membuat matanya bengkak sampai sekarang.

"Vania" suara seseorang dari belakang membuatnya kaget lalu reflex menoleh kearahnya untung saja orang itu segera menjauhkan wajahnya jika tidak mungkin dia akan bepapasan muka dengan nya.

Na'udzuhbillah.

"Kau sedang apa?"

"Ssttt,, jangan kencang-kencang, Bihun! " perintah Vania sambil melihat kearah apartemennya memastikan agar Chanyeol tidak mendengarnya. Kening Sehun mengerut heran seakan-akan minta penjelasan.

"Didepan apartemen ku ada orang gila makanya aku ngumpat. kau sendiri sedang apa disini?"

"Benarkah? Mana?" Tanya Sehun penasaran sambil menongolkan kepalanya agar dapat melihat orang yang dianggap gila oleh Vania.

"Itu depan apartem--" Vania berhenti tidak bisa melanjutkan ucapannya karna tidak ada siapa pun didepan apartemennya. Sehun Menatapnya bingung "mana orang gilanya? Jangan bercanda Vania mana mungkin orang gila masuk apartemen, kau ini" ucap Sehun sambil menggelengkan kepalanya heran Vania hanya mendengus kesal tapi setidaknya dia tenang. Karna orang Gilanya itu telah tiada

"Kau sedang apa disini?" Sehun tersenyum karna merasa kedatanganya diperdulikan

Sehun menyerahkan bingkisan kearah Vania "Aku ingin memberikan mu ini. Aku tau kau belum makan makanya aku sengaja membelikan nya untuk mu. Sesekali sebagai alasan agar bisa bertemu dengan mu" cengirnya tanpa malu

Vania memandang bingkisan itu tanpa ada niat ingin mengambilnya "Kau tidak perlu merepotkan dirimu. Kau bawa pulang lagi saja lagian aku juga tidak lapar" ada kekecewaan diraut wajah tampan Sehun.

"Ambilah, setidaknya hargai kedatangan ku." Vania menatap sesekali wajah Sehun lalu mengambil bingkisan yang berada ditangannya.

"Maaf Bihun, aku tidak bermaksud melukai hatimu."ujar Vania lalu mengambil bingkisan itu ditangan Sehun "pulang lah ini sudah malam!"

"Apa kau tidak menyuruh ku untuk masuk keapartemenmu dulu"

"Tidak bisa Bihun. Mana mungkin kau dan aku adalah orang dewasa apa kata orang jika berduan dalam satu apartemen"

"Tapi kan kita tidak melakukan apa-apa"

Vania mengelah nafas apakah pria ini tidak mempunyai nafsu? Bagaimana jika setan nanti berada diantara mereka? Kita tidak tau apa yang bakal terjadi walaupun mereka tidak melakukan apapun tetap saja mereka melakukan dosa karna berduaan.

"Memang, tapi tetap saja Bihun tidak boleh agamaku melarang umatnya berduaan dengan orang yang tidak ada ikatan dengan kita. Kau bukan siapa-siapaku Hun. Jadi lebih baik kau pulang. Aku tidak mau nanti ada fitnah. dan segeralah pergi aku takut nanti ada fansmu yang tiba-tiba datang dan mengrebek apartemen ku ketika aku sedang mengerjakan skripsi" Sehun tersenyum manis mengangguk pelan jika saja wanita dihadapanya ini mau disentuh mungkin dia sudah memberikan pelukan erat padanya.

"Yasudah aku pulang, kau jaga dirimu baik-baik tenang aku akan kembali" Vania hanya mengelah nafas mendengar perkataan Sehun yang terdengar alay.

"Ya, terserah kau Bihun aktingmu bagus" puji Vania. Sehun menoleh sebentar lalu menatap Vania "aku tidak sedang berakting semua yang aku katakan padamu itu nyata termasuk ucapan yang aku bilang waktu itu. Aku tertarik padamu"

Islam As My Dear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang