14

1K 52 0
                                    

"Hari ini Pak Radias lagi tukeran jam pelajaran sama Pak Ruli. Katanya lagi pergi ada keperluan penting. Jadi jam kedua kita sekarang olahraga." Ketua kelas XI IPA 3 berdiri di depan kelas mengumumkan informasi. "Oke, sekarang kita ganti baju olahraga dan gabung sama kelas XI IPA 2."

Seisi kelas bersorak senang. Jarang-jarang mereka bisa gabung pelajaran begini.

"Lumayan, bisa lihat Zara nih!" seru Udin girang seraya melepas seragamnya, meninggalkan singlet, lalu mengenakan kaos olahraga. Siswa lainnya segera mengganti pakaian. Setelah siap, mereka keluar. Giliran siswi-siswi berganti pakaian di dalam kelas, dengan ketua kelas yang berdiri menjaga pintu agar tetap tertutup, lebih tepatnya agar tidak diterobos kucing garong.

"Buruan, woi! Ketinggalan sama anak sebelah nih!" seru ketua kelas yang selalu setia menjaga keamanan siswi dari gangguan cowok-cowok hidung loreng.

"Kalau lama, gue masuk nih!" teriak Udin.

"Jangaaaaan!!!"

Lapangan siang itu mulai dipenuhi siswa berkaos olahraga merah list putih. Mereka berbaris sesuai kelas masing-masing.

"Hari ini kita belajar main basket!" seru Pak Ruli yang berdiri di hadapan siswa.

"Yeah!" Bimo berseru paling keras.

Pak Ruli kemudian mencontohkan teknik dribbling. Ia menggiring bola basket dengan gerakan indah nan macho –tentunya ini menurut pandangan siswi-siswi yang melumer melihat gaya keren pak Ruli. Ia kemudian meminta murid-muridnya bergantian praktek dribbling, dengan membagi tiga tim agar mempersingkat waktu. Dua tim lainnya dibimbing oleh Yuda dan Bimo yang memang ahli dalam basket.

"Gimana kalau kita tanding sama mereka?" usul Bimo setelah praktek menggiring bola selesai.

"Oke." Yuda menatap penuh tantangan pada Arkha yang sejak tadi asik memainkan bola basket.

"Oke. Siapa takut!" balas Arkha yang mendengar perbincangan mereka.

Setelah mendapat izin dari pak Ruli, Bimo membuat tim. Begitu pula Arkha. Setelah rembukan pemilihan anggota tim, mereka berdiri berhadapan dengan Arkha sebagai kapten dari kelas XI IPA 3, dan Yuda kapten kelas XI IPA 2. Anggota tim Yuda adalah ; Bimo, Joni, Toni, dan Andre. Sedang tim Arkha yaitu ; Udin, Rio, Asrul dan Diki. Mereka berdiri melipat tangan di dada, seolah rombongan preman yang siap bertempur mati-matian mempertahankan wilayah masing-masing.

"Haris ke mana? Kok nggak ikut? Biasanya dia nempel terus sama Arkha," tanya Keyla tidak menemukan Haris dalam tim.

"Haris nggak bakal tertarik sama basket. Tuh, dia!" tunjuk Cici ke arah teras, pada sosok berkacamata yang sibuk membaca buku paket.

"Nanti ulangan bahasa Inggris. Gue nggak mau remidi lagi sama mom Nike." Begitulah jawaban Haris ketika Arkha mengajaknya gabung ke dalam tim basket. Haris trauma, ujian remidial sendirian di kantor ditemani Mom Nike yang berjalan mondar-mandir membawa penggaris yang siap mendarat keras di tangannya kalau ketahuan ngepek. Sedangkan kalau remidial dua kali, siap-siap disuruh bersihin WC yang luar biasa wanginya, saking wanginya, bisa membuat pingsan siapa saja yang masuk.

"Eh, itu Udin serius main basket?" Cici terperangah melihat Udin yang berkacak pinggang sok keren.

"Yah, kita lihat saja apa yang bakal terjadi," gumam Keyla geleng-geleng kepala. Mereka begitu antusias menanti pertandingan, sementara Zara memilih duduk di teras membaca novel.

Pak Ruli berada di antara keduanya dan memberi aba-aba pertandingan dimulai. Yuda yang lebih dulu menggiring bola. Cowok tampan itu sesekali melirik Zara yang hanya melihat sekilas, namun kembali fokus pada novel. Tidak dipungkiri, ia ingin terlihat keren di mata Zara.

Sweety Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang