12

1K 55 0
                                    

Keempat cowok dengan pakaian casual itu berjalan keluar dari ruang bioskop. Salah satunya memeluk lengan temannya erat-erat, dengan muka yang pucat pasi.

"Udin, lepasin! Entar dikira gue hombreng." Bimo berusaha menepis tangan Udin, namun Udin justu mencengkeramnya lebih kuat.

"Bim, lo nggak kasihan apa sama temen. Serem banget film tadi," rengek Udin manja.

"Cemen lo!"

Haris dan Arkha terbahak melihat tingkah udin. Di tengah tawa, Arkha menoleh ke depan dan melihat seseorang yang sukses menguapkan tawanya.

Arkha maju beberapa langkah meninggalkan teman-temannya yang masih asik saling mengolok. Pandangannya lekat mengamati sosok pria yang tengah menelepon seseorang, dengan senyum sumringah. Postur tubuhnya tinggi berisi, tidak gemuk tidak kurus. Potongan rambut rapi, pakaian bermerek, sepatu bermerek. Arkha mengamati secara lebih spesifik dan ia tahu semua yang dikenakan pria tampan itu barang berkelas tinggi. Arkha berdecih, dalam hartinya mengumpat, kalau ia mau ia juga bisa menunjukkan betapa kaya mamanya dengan berpakaian high class. Tapi bukan Arkha jika begitu. Karena baginya, ia akan tetap tampan dengan pakaian yang standar atau bahkan dengan pakaian yang murahan.

"Iya, Beb..., aku lagi refreshing nih, baru nyampe Jakarta tadi malem."

Alay banget pake Beb-beb-an segala.

Sudah dua kali Arkha berdecih, sambil tetap pura-pura melihat poster film di dinding tidak jauh dari tempat pria itu berdiri.

"Woi. Ngapain lo pegang-pegang itu poster? Film apaan sih?" Bimo melongok ikut memperhatikan poster film dewasa yang memperlihatkan tokoh utama wanita dengan mimik muka menggoda dan baju sangat kekurangan bahan. "Gila, lo, Kha! Demen juga lo yang beginian?"

Arkha gelagapan dicurigai berotak porno. Ia bahkan tidak sadar poster apa itu, dikarenakan terlalu asik memata-matai seseorang.

"Nggak nyangka gue, Kha," komentar Haris menggeleng-geleng sok serius.

"Kapan-kapan kita nonton bareng ya, Kha!" seru Udin paling bersemangat kalau bicara film dewasa.

"Gue bukan lihat ini. Tapi, tuh! Lo kenal kan, Ris?" Arkha menunggu jawaban Haris yang mengikuti arah jari telunjuk Arkha. Kedua bola mata Haris nyaris loncat dari sarangnya.

"D-D-d-,"

Ketika Haris belum sempurna menyebut nama cowok tampan itu, Bimo langsung memotong dengan suara histeris.

"Dirli Dirgantara!"

"Pacarnya Zara! Mantan cowok terpopuler waktu SMA! Gaswat gaswat!" sambung Udin nyerocos sampai air liurnya muncrat ke mana-mana.

Arkha keheranan melihat ketiga temannya saling tatap dengan ekspresi seperti baru melihat hantu yang paling menyeramkan.

"Ngapain muka lo pada? Cemas banget?" tanya Arkha polos.

"Ini gawat, Kha!" bisik Haris.

Arkha kembali menoleh ke arah Dirli yang sedang memasukkan ponsel ke saku dan melenggang pergi.

"Apanya yang gawat?!"

"Bisa berabe kalau dia tahu lo berurusan sama Zara, apalagi lo nyita barang kesayangan Zara," kata Bimo menggebu.

"Gue kira dia bakalan tetap di Jogja. Karena udah lama banget dia nggak pernah ke Jakarta buat nemuin Zara," komentar Haris.

"Eh, kok lo tahu soal dia nggak pernah nemuin Zara?" tanya Arkha antusias.

"Yaelah. Udah gue bilang, gue punya informan yang bahkan nggak gue tanya pun dia nyerocos dengan sendirinya nyeritain segala macem tentang temen-temennya."

"Siapa?" Bimo, Udin dan Arkha bertanya hampir bersamaan.

"Cici."

Lalu ketiganya menyipitkan mata, seolah menyadari ada yang terjadi antara Haris dan Cici. Yang ditatap pura-pura melihat ke lain arah.

%%%

Arkha menatap jalanan di depan dengan pandangan tenang. Tangannya masih menggerakkan stir perlahan, menikmati suasana malam. Bimo sudah terlelap di jok belakang, sementara Haris senyum-senyum melihat ponselnya. Sebentar kemudian bergetar. Dilihat lagi, dan senyum lagi.

"Ris."

"Hm?"

Arkha melirik sahabatnya yang menjawab tanpa menoleh pada lawan bicaranya itu.

"Emang apa yang bakal dilakuin Dirli kalau tahu gue berurusan sama Zara?"

Akhirnya Haris menoleh ke samping, pada Arkha yang begitu ingin mendengar jawabannya. Tatapan horor cowok berkacamata itu kontan saja membuat Arkha merinding.

%%%

Sweety Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang