Ruangan ini begitu gelap, hanya ada sebuah cahaya yang keluar dari kapsul raksasa yang terdapat sesosok mutan di dalamnya, yang tidak lain adalah Z17.
Hiruzen, Kakashi, dan Sakura berjalan bersama menuju kapsul tersebut. Memandangi sosok mutan yang ternyata sama seperti manusia pada umumnya, hanya saja kondisi Z17 saat ini dalam keadaan polos tanpa busana.
Hampir saja Sakura menjerit histeris karena seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat seorang pria dalam keadaan polos.
"Aku tahu pasti rasanya kau ingin mimisan, Sakura. Tapi jangan sekarang," celetuk Kakashi mengerti dengan ekspresi idiot yang terpampang di wajah Sakura.
Sakura langsung memberikan pelototan tajam pada Kakashi. "Itu karena aku masih polos, tahu!"
"Sekarang sudah tidak lagi." Kakashi menyeringai di balik maskernya. "Kau bahkan sudah melihat 'miliknya', benar?"
"Ck, sialan," gumam Sakura kesal karena ucapan Kakashi memang benar. Wajahnya kini memanas berkat godaan Kakashi dan pemandangan di depannya.
Intinya, sekarang Sakura sudah tidak polos lagi.
"Satu jam yang lalu, aku sudah menyuntikkan formula itu pada Z17. Setelah ini, Z17 akan menjadi tanggung jawabmu, Haruno. Kau yang akan memberikan nama untuknya dan kau juga yang akan menciptakan kenangan baru untuknya. Tapi ada satu hal yang harus kau waspadai, Haruno."
Alis Sakura terangkat sebelah. "Apa itu, Profesor?"
"Jika ada tanda-tanda ingatan masa lalu Z17 muncul, segera pulangkan kemari."
Mendengar peringatan Hiruzen membuat jantung Sakura berdebar, karena ia yakin bahwa tugas yang ia jalani sekarang amatlah berat.
"Sekarang, apa yang harus kulakukan, Profesor? Aku tidak tahu harus berbuat apa," tanya Sakura.
"Pikir saja sendiri," balas Hiruzen tidak mau tahu. "Kau bisa pura-pura menjadi temannya, pacarnya, atau bahkan istrinya. Aku bisa membantu mengurus dokumen pernikahanmu kalau kau mau menjadi istrinya."
"Profesor!" jerit Sakura tidak terima dengan ide gila Hiruzen. "Mana mungkin aku jadi istri dari seorang mutan?! Mau jadi apa anakku? Manusia setengah mutan?!"
Hiruzen tertawa geli. "Tapi Z17 juga tampan. Kau harus memikirkannya dua kali, Haruno."
"Profesor!"
•
•
•Di sinilah Sakura berada. Di ruangan serba putih dengan aroma obat-obatan yang begitu menyengat, ia harus menunggu Z17 untuk bangun dan drama akan segera dimulai.
Sakura tidak bisa berhenti menggerak-gerakkan kakinya karena gugup. Ia harus menjadi siapa bagi Z17? Teman? Pacar? Istri?
Yang jelas, menjadi istri adalah option terakhir dalam rencananya.
"Kira-kira, nama apa ya yang cocok untuknya?" gumam Sakura seraya memandangi wajah Z17.
Setelah dilihat berjam-jam, Sakura baru menyadari kalau wajah Z17 sangatlah tampan, malah tidak terlihat seperti prajurit perang.
Apalagi bentuk tubuhnya yang berotot itu, membuat kedua pipi Sakura memanas saat mengingatnya.
"Nghhh ..."
Sakura berjengit dari kursinya ketika mendengar suara lenguhan yang berasal dari Z17. Perlahan-lahan kedua mata Z17 terbuka, menampakkan sinar kelam onyx yang begitu indah dilihat.
Sakura menghela napasnya berat, tugasnya dimulai dari detik ini juga.
•
•
•"Kau ... siapa?"
Sakura menelan ludahnya kasar, kenapa harus pertanyaan itu yang pertama kali terlontar dari mulut Z17?
"Ehm, aku ... aku--"
"Bicara yang jelas."
Bibir Sakura langsung terkatup rapat. Tidak menduga kalau ternyata Z17 sangatlah mengerikan, bahkan dari suaranya saja sudah membuatnya gemetaran.
Pantas saja dulu Z17 dinobatkan sebagai prajurit yang paling ditakuti musuh.
Setengang mungkin, Sakura menjawab, "Aku ini teman dekatmu, masa kau lupa?"
"Teman dekatku?" Kedua alis Z17 bertautan satu sama lain. "Tapi kenapa aku tidak mengingatmu?"
"Kau mengalami kecelakaan yang hebat dan mungkin kau mengalami amnesia." Sakura membasahi bibirnya dengan lidahnya. "Aku panggilkan suster dulu, ya?"
Sakura hendak berdiri, namun tangannya ditahan oleh Z17.
"Tunggu." Z17 memandangi Sakura dengan tatapan penuh pertanyaan. "Kalau begitu, siapa namaku? Aku tidak bisa mengingatnya juga."
Sakura menghela napasnya dengan pelan, lalu ia melepaskan tangan Z17 yang masih memegangnya cukup erat.
"Namamu itu Uchiha Sasuke," jawab Sakura pada akhirnya. "Astaga, amnesiamu ternyata parah juga ya? Nama sendiri saja sampai lupa."
•
•
•-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different
Fanfiction"Kita berbeda, apakah akhir dari takdir kita akan berbeda juga?" Setelah perang dunia berakhir, perlahan-lahan kedamaian mulai tercipta. Makhluk-makhluk mutan yang awalnya diciptakan untuk berperang, kini dibangkitkan lagi dengan ingatan yang terbeb...