3

1.7K 229 14
                                    

Setelah dinyatakan dalam kondisi sehat, akhirnya Sasuke diperbolehkan untuk pulang. Karena belum mempunyai tempat tinggal, mau tidak mau Sakura harus membiarkan Sasuke untuk tinggal di apartemen miliknya.

Lagipula, saat ini Sasuke adalah tanggung jawab Sakura sepenuhnya.

"Karena kau belum mempunyai baju, ayo kita pergi ke mall," ujar Sakura pada Sasuke saat di lift rumah sakit. "Mumpung aku sedang gajian, nanti kau bisa memilih baju sesuka hatimu."

"Mall? Benda apa itu?"

Sakura menepuk jidatnya secara spontan. Ia lupa kalau Sasuke sebenarnya hampir mirip dengan makhluk purba yang tinggal di era modern.

"Mall itu benda yang bentuknya kotak, di dalamnya ada berbagai hal. Di sana, segala kebutuhanmu tersedia, paham?"

"Seperti kardus?"

Untuk kedua kalinya, Sakura menepuk jidatnya karena saking gemasnya dengan Sasuke.

"Ah sudahlah, nanti kau juga lihat sendiri," ujar Sakura pada akhirnya. Toh kalau dijelaskan, Sasuke tidak akan mengerti.

Lift yang dinaiki Sakura dan Sasuke membawa mereka ke lantai dasar atau basement, di mana Sakura memarkirkan mobilnya di sini.

"Benda apa ini?"

"Ini mobil," jawab Sakura dengan malas. "Ayo masuk."

Sasuke berjalan mengelilingi mobil Sakura. "Lewat mana?"

"Ya Tuhan." Dengan geram, Sakura membukakan pintu untuk Sasuke. "Begini cara bukanya, paham?"

Seharusnya dimana-mana pria yang membukakan pintu mobil untuk wanita, bukan malah sebaliknya!, batin Sakura menjerit.

"Oh, paham." Kemudian Sasuke masuk ke dalam mobil Sakura.



"Karena kau baru pertama kali naik benda yang bernama mobil ini, aku beritahu beberapa peraturan yang harus kau patuhi ketika di dalam sini."

"Peraturan?" Dahi Sasuke berkerut kebingungan.

"Ya, peraturan. Pertama, kau harus mengenakan sabuk pengaman. Seperti ini caranya." Kemudian Sakura memeragakan tutorial memakai sabuk pengaman di hadapan Sasuke. "Bisa tidak?"

"Seperti ini?" Sasuke mengikuti cara kerja Sakura dalam memakai sabuk pengaman, tapi tidak begitu rapih. Hal itu tentu saja membuat Sakura sedikit kesal.

"Caranya sudah benar, tapi sabukmu tidak rapih. Sini aku benarkan."

Sakura memajukan tubuhnya mendekati Sasuke, hendak membenarkan sabuk pengaman pria itu. Sasuke hanya diam saja, mengamati bagaimana cara kerja Sakura dalam memakaikan sabuk pengaman yang benar untuknya.

Lain halnya dengan Sakura, ia harus menahan napasnya untuk beberapa saat di dekat Sasuke. Apalagi ketika deru napas pria itu mengenai wajahnya, membuat konsentrasi Sakura sempat buyar beberapa saat.

"Ehem, sudah selesai," ujar Sakura sesudah memakaikan sabuk untuk Sasuke. "Kau sudah paham, kan? Ini sangat mudah, seharusnya kau sudah paham."

"Aku paham, terima kasih," balas Sasuke dengan nada datarnya yang khas. "Ngomong-ngomong, baumu seperti buah cherry. Manis."

Mata Sakura melebar setelah mendengar ucapan Sasuke yang tidak terduga itu. Ia sempat terbatuk beberapa saat untuk menetralisir kegugupannya.

"Ehm, ayo kita berangkat."



Perjalanan dari rumah sakit menuju mall hanya memakan waktu sepuluh menit, dan selama sepuluh menit itulah Sasuke tidak bisa melepaskan pandangannya dari pemandangan Kota Konoha ini.

"Aku baru tahu kalau ada banyak benda yang amat tinggi di sini," celetuk Sasuke ketika mereka memasuki mall.

Dengan muka masam, Sakura menjawab, "Itu namanya gedung."

"Oh." Sasuke bergumam, lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru isi mall ini. "Oh, jadi ini namanya mall? Ternyata tidak seperti kardus."

"Memang bukan, sejak kapan aku bilang kalau mall itu kardus raksasa?" ucap Sakura dengan sisa-sisa kesabaran yang dimiliki.

"Hm." Sasuke hanya manggut-manggut menanggapinya.

Di sepanjang perjalanan, Sasuke melihat ada sesuatu yang menarik. Dimana ia melihat banyak pasangan pria dan wanita yang bergandengan tangan.

Sasuke mengangguk mengerti, dengan polosnya ia meraih tangan Sakura lalu menggandengnya.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" teriak Sakura terkejut bukan main. "Kenapa kau menyentuhku?"

"Hm? Bukannya harus begitu ya? Pria dan wanita harus berjalan sambil berpegangan tangan."

Sakura memukul lengan Sasuke dengan gemas. "Siapa yang mengajarimu begitu?!"

Sasuke menghendikkan bahunya tidak peduli. "Aku hanya melakukan dari apa yang kulihat."

Sakura mendengus, kemudian ia meniup poninya dengan kesal.

"Jadi begini, Sasuke. Pria dan wanita yang bergandengan itu, tandanya mereka sudah pacaran atau menikah. Dengan kata lain, mereka sudah terikat. Paham?"

"Lalu bagaimana dengan kita?"

"Kita hanya teman dekat, kita belum terikat sepenuhnya," jawab Sakura. "Jadi, jangan coba-coba menggandeng tanganku, mengerti?"

Sasuke mengangguk paham. "Berarti kalau kita sudah terikat, aku boleh menggandeng tanganmu?"



-TBC-

We Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang