Penyok.
Ketika Sakura membuka mata, mobil yang hampir menabraknya tadi sudah penyok tidak karuan dan posisinya sudah terpental beberapa meter darinya.
Sakura merasakan tubuhnya menghangat, ternyata Sasuke tengah memeluknya dengan cukup erat.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke khawatir.
Sakura belum bisa berkata apapun karena masih shock. Banyak orang yang kini mengerubunginya. Bukan, bukan karena Sakura. Orang-orang berkumpul karena telah melihat sesuatu yang disebut keajaiban.
"Hei, Nak. Bagaimana bisa kau membuat mobil terpental sejauh itu?"
"Tidak masuk akal! Pasti dia bukan manusia biasa. Aku yakin itu."
"Wah, yang seperti ini harus kita update ke media sosial!"
Sakura terbelalak. Tersadar dari keguncangannya, ia langsung menarik Sasuke menjauh dari kerumunan dan menutupi wajah Sasuke dengan jaketnya sebelum orang-orang melakukan sesuatu yang lebih mengerikan di media sosial mengenai Sasuke.
"Astaga, apa yang kau lakukan, Sasuke?!"
"Aku? Menyelamatkanmu. Apalagi?" Sasuke berkacak pinggang, kemudian ia menatap sebuah benda yang dipeluk Sakura. "Itu benda apa?"
"Benda? Maksudmu kucing ini?"
"Kucing? Jadi, kau hampir celaka gara-gara benda sok imut itu?!" Nada Sasuke meninggi, menandakan pria itu kesal bukan main.
"Justru karena kucing sangat lucu, aku harus menolongnya." Kemudian Sakura mencium puncak kepala anak kucing itu dengan gemas. Tidak peduli anak kucing itu kotor sekalipun.
Sasuke menatap anak kucing itu dengan tatapan tidak suka.
"Hei! Jangan coba-coba mencium benda itu sembarangan!" Sasuke berusaha merebut kucing itu dari tangan Sakura, namun wanita itu mengelak dengan mudah.
"Kenapa? Cemburu? Mau kucium juga?"
"T-tidak!" Sasuke memalingkan wajahnya dengan kesal. Padahal Sakura bisa melihat semburat merah di pipi pria itu.
"Yakin tidak mau kucium?" goda Sakura.
"Sangat yakin."
"Oh, ya sudah." Sakura berbalik hendak meninggalkan Sasuke.
"Tunggu dulu!" Sasuke menahan pundak Sakura, lalu membalikkan tubuh wanita itu dengan cepat. "Aku belum selesai bicara."
"Kukira sudah selesai." Sakura menyeringai. "Jadi, ayo selesaikan ucapanmu itu."
Sasuke mendengus pelan. "Sebenarnya ... aku tidak ingin kau menciumku. Karena biasanya, para pria lah yang mencium wanita duluan. Jadi, aku--"
"Sudah selesai bicaranya? Ucapanmu sangat berbelit-belit, Sasuke. Katakan saja apa maksudmu." Sakura menatap Sasuke dengan serius.
"Oke, akan kukatakan sekarang kalau aku mau--"
Sebelum Sasuke menyelesaikan ucapannya, Sakura menarik dagu pria itu lalu menempelkan bibir pria itu tepat di pipi kanannya.
Tubuh Sasuke membeku, tidak menduga hal ini akan terjadi. Bahkan kejadian itu terlalu cepat, Sasuke tidak begitu mendalami ciuman 'pipi' itu.
"Kau mau menciumku duluan, kan? Kau sudah melakukannya barusan." Sakura tersenyum, lalu ia kembali berbalik dan berjalan meninggalkan Sasuke yang mematung di tempat.
Astaga, apa yang baru saja kulakukan? Kau bodoh sekali, Sakura, batin Sakura menyesali hal gila yang baru saja ia lakukan.
•
•
•Setelah kejadian itu, Sakura kembali ke apartemen lalu siangnya pergi ke kantor Badan Penelitian Konoha. Namun Sasuke memaksa untuk ikut, mau tidak mau Sakura menuruti kemauan pria itu.
"Kita ada di mana?" tanya Sasuke.
"Tempat kerjaku," jawab Sakura sekadarnya. Jujur saja, Sakura masih merasa canggung untuk berbicara dengan Sasuke. "Aku tidak akan lama, kau tunggu saja di sini, oke? Jangan kemana-mana."
Sasuke mengangguk patuh, lalu ia duduk di ruang tunggu dalam diam.
Bagus, sekarang Sakura bisa melaporkan semuanya pada Hiruzen.
"Kutebak, kau ingin melaporkan sesuatu padaku, Haruno," tebak Hiruzen ketika Sakura menemuinya. "Duduklah, aku ingin mendengarkan semuanya."
"Profesor, tadi pagi aku menemukan sesuatu yang menarik dari Z17."
"Aku tidak sabar untuk mendengarnya, Haruno. Cepat katakan."
"Sejak hari pertama, aku tidak menyadari suatu kejanggalan darinya. Tapi tadi pagi, aku melihat Z17 berlari dan kau tahu, Profesor? Kecepatan larinya tidak seperti manusia biasa. Sangat cepat."
"Lalu?"
"Ehm, setelah itu ada kekacauan. Aku hampir ditabrak mobil saat menyelamatkan kucing--"
"Kucing? Baik hati sekali kau, Haruno. Aku harap lain kali kau tidak melakukan hal bodoh itu lagi."
"Menolong kucing bukanlah hal yang bodoh, Profesor. Aku hanya melakukan sesuatu yang disebut kemanusiaan," desis Sakura kesal.
Hiruzen tersenyum santai. "Memangnya kucing itu berteriak meminta bantuanmu, Haruno?"
"Oh tentu saja, kalau kau membuatnya bisa berbicara, Profesor."
Hiruzen menjentikkan jarinya dengan keras. "Bagus, Haruno! Ide yang sangat bagus. Membuat binatang bisa berbicara, akan kumasukkan ke dalam daftar."
"Profesor, kita sedang membicarakan Z17, bukan kucing." Sakura memijat dahinya penuh kesabaran.
Andai saja orang di hadapannya bukanlah orang yang selama ini membantunya dalam segala hal, pasti Sakura sudah menghabisinya saat ini juga.
"Baiklah, lanjutkan laporanmu, Haruno," kata Hiruzen dengan tampang tak berdosa.
"Kau tahu selanjutnya, Profesor? Z17--"
"Menolongmu, benar? Itu adalah hal yang sangat klise dan gampang ditebak."
Sakura memutar bola matanya. "Well, memang begitu kejadiannya. Dan mobil yang mau menabrakku tadi pagi, terpental begitu saja. Aku tidak melihat bagaimana Z17 melakukannya, tapi aku yakin pasti dia menahan mobil itu dengan tubuhnya. Karena pada saat itu, dia ..."
"Dia?"
"Dia memelukku, melindungiku," jawab Sakura seraya berusaha menutupi gejolak yang muncul dari dalam dirinya saat mengatakan itu.
Mata Hiruzen berkedip cepat. "Uh, wow, bukankah itu terlalu cepat? Sebenarnya hubungan kalian sudah sejauh apa? Sepasang kekasih?"
"Tolong jangan hakimi aku, Profesor. Aku hanya menjalankan tugasku dan berhubungan dengannya sudah menjadi konsekuensi bagiku." Sakura terdiam sejenak. "Termasuk terikat dengannya, aku tidak akan melawan konsekuensiku, Profesor."
•
•
•-TBC-
An: Okay, i'm 18 and i'm jobless right now. Aku juga belum mulai kuliah, jadi jangan heran kalau aku kadang-kadang update di jam efektif😂
Btw, aku ada niatan buat sharing-sharing pengalaman saat daftar dan ujian SPMB PKN STAN kemarin. Ada yang tertarik? Kalau ada, aku bakal update 1 part tentang itu.
(Fyi, i failed dan aku berniat untuk coba lagi tahun depan.)
If you want to ask something, kalian bisa pm aku dan bakalan kujawab langsung sekalian kubahas di part selanjutnya.
Batas waktunya sampai sore (23/7/2018) ya, karena rencananya bakal kuupdate nanti malam atau besok malam.
Tysm!
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different
Fiksi Penggemar"Kita berbeda, apakah akhir dari takdir kita akan berbeda juga?" Setelah perang dunia berakhir, perlahan-lahan kedamaian mulai tercipta. Makhluk-makhluk mutan yang awalnya diciptakan untuk berperang, kini dibangkitkan lagi dengan ingatan yang terbeb...