13

1.5K 187 15
                                    

"Sahabatmu?" Sasuke melirik sekilas ke arah Ino, lalu ia kembali menatap Sakura. "Dan kau tidak tahu apapun soal ini?"

"Tentu saja tidak!"

"Kau mau pergi dari sini? Aku takut kau akan mengacaukan pesta ini--"

"Memangnya aku ini monster seperti ka ..." Sakura membelalak, hampir saja ia kelepasan mengatakan sesuatu yang bisa saja memunculkan masalah lain. "Ehm, pokoknya aku akan menghadapi masalah ini. Kau tidak usah khawatir."

Sasuke hanya mengangguk, ia percaya kalau Sakura pasti bisa menghadapi masalah ini dengan caranya. Tugas Sasuke di sini hanyalah mengamati wanita itu agar hal buruk tidak terjadi padanya.

Kenapa aku malah jadi khawatir? Sasuke membatin heran.

"Sekarang, apa yang akan kau lakukan?"

Lalu Sakura menjawab dengan tenang, "Tentu saja memberi ucapan selamat untuknya. Apa lagi?"

"Kukira kau akan berencana menjambak rambut sahabatmu itu."

"Menjambak? Huh, aku tidak mau memakai cara rendahan seperti itu." Sakura menyeringai, ia bersiap-siap menghampiri Ino. "Tapi maaf, Sasuke. Aku lebih suka membalasnya dengan cara yang lebih berkelas."

Sasuke melongo dalam diam. Cara yang lebih berkelas? Sasuke tidak mengerti maksudnya.

Kemudian Sasuke mengikuti Sakura yang tengah berjalan menghampiri Ino dengan mata awas, ia akan benar-benar mengawasi Sakura kali ini.

"Ehm, permisi." Sakura menepuk bahu Ino pelan, Ino pun berbalik dan tampak terkejut dengan kehadiran Sakura di hadapannya. "Ah, tadi kukira aku salah orang, tidak kusangka ternyata ini benar-benar dirimu, Ino."

"S-Sakura?!" Ino tergagap, ia bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi. "Kau d-di sini?"

Sakura tertawa renyah. "Memangnya di mana lagi? Apa kau pikir aku sedang bersantai-santai di apartemen?" Dalam sekejap, tawa Sakura lenyap, wajahnya berubah menjadi tidak bersahabat. "Ah, memang itu yang sedang kau pikirkan bukan? Kau di sini sedang mengadakan pesta pernikahan, sedangkan aku berada di apartemen seperti orang bodoh."

Ino menggeleng cepat dengan ekspresi bersalah. "Bukan begitu, Sakura! Aku ... aku tidak bermaksud melakukan ini padamu. Bahkan aku tidak bisa melakukan apapun karena--"

Sakura memutar bola matanya malas. "Tidak usah dijelaskan, aku sudah tahu semuanya. Kau dijodohkan dengan pacarku yang sekarang sudah menjadi 'mantan', lalu kau menikahinya tanpa memberitahuku? Luar biasa! Entah kenapa rasanya punggungku seperti tertusuk setelah mengetahui ini semua."

Ino langsung terbungkam. Sejak awal, dia memang tidak bisa melakukan apapun karena ayahnya memaksanya untuk menikahi Sasori. Tentu saja Ino tahu kalau Sasori adalah pacar Sakura pada saat itu.

Akhirnya, karena tidak ingin melukai perasaan Sakura, Ino memutuskan untuk tidak mengatakan apapun pada Sakura mengenai pernikahannya dengan Sasori.

Dan sekarang, tentu saja Ino terkejut bukan main ketika melihat Sakura tiba-tiba muncul di pesta pernikahannya. Rencananya gagal total.

Wajah Ino tertunduk. "Aku benar-benar minta maaf, Sakura. Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Maaf."

"Ya sudah, toh sekarang kalian sudah menikah. Aku tidak berhak untuk marah." Sakura menghela napasnya dengan cepat. "Tapi aku tetap kecewa padamu, Ino. Kita sudah bersahabat sangat lama, tapi kau tidak mau menceritakan masalah besar ini padaku. Kau anggap aku ini apa? Orang asing? Sampai-sampai kau ragu untuk mengatakannya padaku?"

"Sudah, jangan marah-marah lagi," celetuk Sasuke berusaha menenangkan Sakura.

"Diam, Sasuke!" Sakura mendelik tajam ke arah pria itu. "Kau jangan ikut campur masalah ini, kau tidak tahu apapun."

Sasuke terdiam, namun ia langsung berbisik di telinga Sakura. "Jadi ini yang namanya 'cara berkelas'? Tidak ada bedanya dengan marah-marah."

Seolah habis dimantrai oleh Sasuke, Sakura tiba-tiba terdiam.

Sialan, kenapa aku jadi kelepasan begini? batin Sakura meringis. Dengan santai, Sakura menyisir rambutnya ke belakang telinga.

"Ehm, oke, aku memaafkanmu, Ino. Maksudku, soal pernikahan ini, aku memaafkanmu." Lagipula aku sudah tidak menginginkan si brengsek Sasori. "Tapi soal persahabatan kita, aku belum bisa memaafkanmu. Kita harus membicarakannya lain kali."

Ino akhirnya tersenyum lega. Soal kesalahpahaman ini telah usai dan tentu saja Ino menerima amarah Sakura mengenai sikapnya selama ini.

"Terima kasih, Sakura."

Sakura mengangguk dan ia hanya tersenyum tipis. "Hm, selamat atas pernikahanamu."

Tepat setelah mengatakan itu, Sakura langsung pergi ke kerumunan tamu dan  meninggalkan Sasuke begitu saja.

"Jadi, bagaimana kabarmu?" tanya Ino ketika Sasuke hendak menyusul Sakura.

Dahi Sasuke mengernyit, ia tidak ingat kalau ia pernah bertemu dengan Ino sebelumnya.

"Baik."

"Baguslah." Ino tersenyum. "Sebaiknya kau susul Sakura sebelum ia pergi jauh. Kalau sedang kesal, biasanya dia akan melakukan hal bodoh."

Sasuke tersentak, ia tidak menjawab namun ia menuruti perkataan Ino.

Ia harus menyusul Sakura, segera. Entah kenapa tiba-tiba ia mempunyai perasaan tidak mengenakkan.



-TBC-

AN:
Hoho, I'm back! Aku bener-bener minta maaf karena udah seminggu enggak update. Ada dua alasan sih sebenernya. Pertama, aku orangnya mudah jenuh, jadi aku bener2 butuh waktu buat 'me time' dan itu gak sebentar. Kedua, ada suatu hal yg harus aku urus dan baru kelar jumat kemarin, so, aku baru bisa garap kelanjutan fic ini kemarin malam😅

Terima kasih buat kalian yg masih menunggu cerita ini dg sabar🙏 segala saran dan kritikan terbuka lebar untuk kalian sampaikan🙌

Hope you enjoy this fic🙆

We Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang