9

1.6K 185 2
                                    

Pagi ini udaranya cukup sejuk disertai dengan kabut yang tipis. Sasuke menatap situasi Konoha dari balkon apartemen, ia tengah memikirkan sesuatu yang cukup rumit, tampak dari guratan-guratan lurus yang tercetak di dahinya.

"Cokelat panas, Sasuke?" tawar Sakura seraya menghampiri pria itu. "Kau sedang apa?"

Sasuke menerima cangkir tersebut sambil tersenyum tipis. Kemudian diseruputnya pelan-pelan dengan penuh penghayatan.

"Sakura." Suara baritone Sasuke terdengar dingin dan sexy di telinga Sakura dalam waktu yang bersamaan. "Aku ingin mengatakan sesuatu."

Sakura terbatuk kecil beberapa kali untuk menutupi kegugupannya. "Ya, Sasuke? Mau kubelikan tomat lagi?"

"Aku tidak mau tomat untuk saat ini."

"Oh ya? Lalu kau mau apa?"

Sasuke tampak berpikir keras sebelum ia bisa mengatakan maksud yang sebenarnya.

"Ayo kita jogging," ucapnya sangat cepat, bagaikan kereta Shinkansen yang tengah melaju.

"Jogging? Kau serius?" Sakura tertawa gemas. Tidak biasanya Sasuke mengajaknya jogging.

"Apa wajahku ini terlihat main-main, hm?"

"Tentu saja tidak." Tawa Sakura reda karena menyadari keseriusan Sasuke. "Oke, ayo kita jogging."

Setelah bersiap-siap, mereka pun berlari mengitari sebuah taman kecil di dekat apartemen. Taman yang setahu Sakura biasa digunakan masyarakat untuk berolahraga.

Sesampainya di taman, ternyata sudah banyak yang berolahraga ria.

"Kenapa tiba-tiba kau mengajakku jogging?" tanya Sakura setelah memendam pertanyaan ini dari tadi.

Sasuke menatap lurus trek jogging, lalu ia menjawab dengan tenang, "Memang kenapa? Tidak boleh?"

"Bukan begitu, hanya saja--"

"Aku hanya ingin mencoba sesuatu dari film yang kutonton tadi malam," potong Sasuke mengetahui ke arah mana Sakura bertanya. "Kalau pria dan wanita melakukan olahraga bersama, dipercaya akan menguatkan hubungan keduanya."

Sakura menghentikan larinya ketika menyadari ada sesuatu yang janggal. "Tunggu sebentar. Jadi, kau ingin kita makin dekat, begitu?"

"Mungkin." Sasuke menoleh, menatap Sakura yang kebingungan. "Kenapa kau memasang tampang seperti itu? Ada yang salah?"

Sakura berkedip cepat, lalu ia menggelengkan kepalanya berkali-kali dan menurut Sasuke, kelakuan Sakura kali ini amat menggemaskan di matanya.

Sakura menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. "Tidak ada yang salah. Aku hanya senang, akhirnya kita bisa melakukan banyak hal setelah kau bangun."

"Kau mengatakan itu seolah-olah aku baru saja terbangun setelah tidur beratus-ratus tahun lamanya." Sudut bibir Sasuke terangkat sedikit, kemudian ia kembali berlari.

Sakura tertawa kikuk, kemudian ia menyusul Sasuke yang sudah jauh di depannya.

"Sasuke, tunggu. Aku ... aku haus."

Sasuke berhenti berlari. "Kau haus? Akan kubelikan air minum."

"Terima kasih." Sakura tersenyum.

Sasuke mengangguk, lalu ia berlari mencari toko yang menjual air mineral. Tak sampai satu menit, Sasuke sudah kembali dengan wajah kesal.

"Eh? Cepat sekali kau membelinya," kata Sakura takjub.

"Bukan begitu." Sasuke mendengus, kemudian ia menjulurkan tangannya pada Sakura. "Aku tidak punya uang. Kata wanita di sana, aku harus punya uang kalau mau membeli air minum."

Sakura menepuk jidatnya. "Ah iya! Aku lupa memberikanmu uang."

Setelah menerima uang dari Sakura, Sasuke kembali berlari dengan cepat ke arah minimarket dekat taman.

Sakura terdiam beberapa saat, ia melihat ada yang tidak normal dari cara berlari Sasuke. Kecepatan lari Sasuke jauh di atas rata-rata dibandingkan kecepatan lari orang biasa.

Itu berarti, Sasuke masih memiliki kekuatan sebagai mutan. Ia harus melaporkan hal ini pada Hiruzen.

Ketika Sakura tengah berpikir, tiba-tiba saja ia melihat seekor anak kucing di tengah jalan. Tanpa berpikir panjang, Sakura berlari untuk menolong kucing kecil tersebut.

"Astaga, lucu sekali kau."

Sakura mengangkat kucing itu tinggi-tinggi karena saking gemasnya. Tanpa ia sadari, sebuah mobil melaju ke arahnya.

Sakura baru sadar ketika orang-orang berteriak padanya untuk minggir secepat mungkin.

Namun terlambat, jarak mobil sudah terlalu dekat. Sakura hanya bisa memejamkan matanya seraya memeluk anak kucing tersebut erat-erat.

"AWAAS!"



-TBC-

We Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang