LD (Part 7)

2.6K 258 28
                                    

Can you love me?

No, leave me.. Please!

___________________________________________

Jimin langsung berlari menuju kantor Namjoon begitu dia melihat Namjoon berjalan kearah kantornya.

Belum selesai ia memakan bekal makan siangnya, Jimin tidak perduli. Dia sangat merindukan sosok pria dewasa itu. Jimin berdiri di depan pintu ruangan itu. Mengetuk pintu itu, dua kali sampai Jimin mendengar suara berat Namjoon yang memberikan izin untuk masuk.

"Pak." Jimin langsung berlari dan memeluk Namjoon. Menyesapkan kepalanya pada ceruk leher Namjoon.

"Jim." Namjoon kaget dan langsung merenggangkan pelukan Jimin.

"Kenapa pak? Aku sangat merindukan Bapak. Kenapa tidak memberitahu ku kalau bapak pergi. "

"Jim, aku bukan suami mu, kau hanya mahasiswa ku. Bukan hak mu untuk tahu segala hal tentangku. Maaf! " Namjoon berucap sambil mengelus pujuk kepala Jimin.

Dia tahu Jimin kecewa, tapi Namjoon memang sudah berjanji untuk tidak menghianati istrinya lagi. Hanya saja sulit bagi Namjoon untuk menolak setiap sentuhan Jimin. Dengan cara yang lembut agar Jimin mau melepaskan dirinya dan bersikap hanya sebagai dosen dan mahasiswa. Namjoon tahu bahwa hati seorang wanita sangatlah rapuh. Mereka mudah saja patah jika kita tidak pandai mengendalikannya.

"Tapi pak.. Apa semudah itu bapak melupakan hal yang sudah terlanjur kita lakukan. Aku.. Aku menginginkan itu lagi. Aku tidak berharap apapun selain diri bapak."

"Jim dengar, aku sudah berumah tangga. Anak ku sudah 2. Dan aku sangat mencintai istriku. Aku tidak bisa menghianatinya."

Mendengar ucapan Namjoon napas Jimin tercekat. Naik turun dada itu menahan sesak. Irisnya sudah berkaca-kaca menandakan akan turunnya airmata. Namun Jimin menahannya. Tangannya dikepalkan untuk menahan sesak di dada itu. Jimin menarik napasnya dalam. Dan perlahan menghembuskannya. Sepertinya ia memang tak punya peluang apapun. Namjoon sudah menolaknya.

"Tapi aku sudah terlanjur jatuh Cinta pada bapak." ungkapnya dan air mata itu pun jatuh tak terbendung. Deras menahan isakan.

"Aku tau Jim. Tapi itu bukan cinta. Itu hanya obsesi. Aku tidak bisa menyalahkan rasa itu. Yang bisa aku salahkan adalah posisi kita. Posisi dan keadaan kita yang tidak mungkin bisa menuruti gejolak itu. Aku mencintai istriku. Dan kejadian malam itu hanya suatu ketidaksengajaan dan dosa yang aku lakukan. Aku minta maaf Jim. Bisakah kau hanya menganggap ku sebagai dosen mu?" Namjoon memohon kali ini. Namun Jimin malah mendekatkan dirinya kehadapan Namjoon. Susah payah Jimin berjinjit menyamakan tingginya dengan Namjoon. Dia dengan berani menangkup wajah pria itu dan mengecup bibirnya. Sungguh perbuatan yang amat berani. Sampai dengan santai Namjoon memegang pundak Jimin. Tidak ada balasan dari Namjoon dan perlahan ia menjauhkan tubuh Jimin.

"Jim, hentikan. Kau bisa semakin terluka karena ini. Kau mahasiswa ku. Aku tak mau kau terluka. Cukuplah, dan carilah pria yang tepat untuk mu. Aku yakin kau akan menemukan sosok yang benar-benar mencintaimu." Namjoon berucap lembut. Memperlakukan Jimin dengan sangat lembut. Bahkan ia menghapus airmata yang mengalir di pipi Jimin. Dia tersenyum getir.

"Kembalilah ke kelas mu. Belajarlah dengan baik. Dan pertahankan prestasimu. Aku akan membantumu dalam hal apapun dan kau tetap bagian dari Club itu."

Love Desire (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang