LD (Part 4)

2.7K 249 18
                                    

I see you for the first time

And I fall

___________________________________________

Malam ini Namjoon mengajak Jimin untuk mengikuti pertemuan klub bahasa Inggrisnya hari ini.

Menggunakan bahasa Inggris, Jimin memperkenalkan dirinya dengan baik dan lancar tak ada kegugupan dalam diri Jimin. Dia sangat semangat dan antusias membuat teman-teman satu klub terpana dan tertarik dengan penampilan Jimin. Jimin anggota baru, namun sudah menarik perhatian beberapa sahabat Namjoon. Hoseok salah satunya.
Sahabat Namjoon dalam membesarkan klub ini sangat tertarik pada Jimin. Jimin pintar dan juga cantik, ramah serta pandai berbicara.

Hoseok merupakan seorang General manager disalah satu perusahaan terbesar di kota itu. Dia bergabung dengan klub bahasa Inggris yang didirikan Namjoon semata-mata untuk melatih kemampuan berbicaranya. Terutama dalam menggunakan bahasa Inggris. Hoseok membutuhkan itu untuk menunjang karirnya. Untuk menghadapi semua rekan kerjanya terutama yang bernaung di luar negeri.

"Wah.. Kau sangat pintar Jim, senang berkenalan dengan gadis seriang dan secantik dirimu. " puji Hoseok sembari melepaskan jabatan tangannya.

"Terima kasih Tuan, saya sangat tersanjung mendengarkannya. "

"Ohh.. Bisa kau panggil aku dengan sebutan lain Jim? "

"Maaf!  Tuan, tapi~~ saya harus memanggil anda siapa? " tanya Jimin bingung

"Mungkin kakak.. Hahaha! " Hoseok tertawa lepas. Sudah sikapnya memang, bersikap ramah pada siapapun.

"Ohh ayolah Hob, jangan bercanda, usia kita sama. " tiba-tiba Namjoon muncul. Seperti tidak terima kalau hanya dia yang dituakan.

"Haha, kau hanya iri karena dia memanggilmu bapak, kau dosennya, wajar saja kan! "

"Kau panggil saja dia bapak Jim, aku tak terima kalau dituakan sendiri. " Namjoon berucap sambil merangkul Jimin. Dan Hoseok hanya tertawa lepas.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Namjoon dan memberikan beberapa lembar kertas padanya.

"Sir, ini bahan yang sudah saya catat, mohon dicek kembali."

"Ohh, saya akan cek, besok pagi saya akan kirim hasilnya melalui email. "

"Baik Sir, terima kasih. " Jawab pria berkulit pucat itu. Kemudian dia pergi pamit pergi.

Jimin menatap pria itu sekilas. Seperti pernah melihatnya, Jimin membatin. Oh, dia ingat sekarang. Itu adalah pria yang hampir bertabrakan dengannya saat membuka pintu ruangan Namjoon. Siapa dia, kenapa juga dia selalu saja muncul disekitar Namjoon. Jimin penasaran. Dan sepertinya dia juga tergabung dalam klub ini. Namun, kenapa dia tidak seheboh anggota lain. Perawakannya tampan, kulitnya putih, sorot matanya juga tajam. Tapi terlalu pendiam. Jimin tak begitu menyukai orang pendiam. Terlalu membosankan.
.
.
.

"Sayang. " Seokjin muncul dari balik pintu kamar mandi berjalan mendekati Namjoon yang sudah sibuk menyiapkan pakaiannya. Melipatnya rapi dan memasukkannya ke dalam koper.

"Ada apa sayang? " Namjoon menghentikan kegiatannya sejenak dan beralih menatap istrinya. Tiba-tiba Seokjin memeluknya. Menyesapkan kepalanya ke dada suaminya. Memeluknya erat.

Love Desire (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang