LD (Part 11)

2.9K 235 29
                                    

I'm sorry

Go away from here

___________________________________________

Jimin berjalan dengan penuh semangat menuju ruang administrasi kampus.
Minggu depan akan ada ujian akhir semester. Pagi yang cerah, secerah hati seorang Park Jimin. Senyum ia sematkan untuk menyapa teman-temannya.

Semenjak memutuskan menjalin hubungan dengan Yoongi, tidak ada hari yang buruk dalam kehidupan Jimin. Yoongi benar-benar selalu membuatnya merona bahagia. Pria itu memang tidak banyak bicara, selalu bersikap tenang dengan wajah yang datar. Tapi berbeda jika bersama dengan Jimin. Min Yoongi seperti memiliki kepribadian ganda. Sisi manis Yoongi akan muncul jika sudah bersama Jimin. Terkadang Jimin merasa heran, namun ia merasa menjadi wanita yang paling beruntung saat ini. Karena Yoongi mencintainya, karena Yoongi selalu tersenyum jika bersamanya. Rasanya Jimin semakin hari semakin mencintai pria itu.

Jimin membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan administrasi kampus. Udara dingin menembus kulitnya. AC dalam ruangan ini selalu dapat mendinginkan susana panas yang kerap terjadi di dalamnya. Mengapa demikian, banyak mahasiswa yang selalu memohon dalam ruangan ini. Banyak hal, seperti kebiasaan mahasiswalah..masalah keuangan dan lainnya yang tidak bisa dihindari.

"Pagi! " Sapa Jimin pada staf admin di sana. Tersenyum ramah staf wanita dengan balutan blouse hitam berbahan satin itu menyapa "Pagi juga Jimin. Ada yang bisa ku bantu? " tanyanya.

"Aku ingin mengambil kartu ujian untuk minggu depan. " Jawab Jimin penuh antusias.

Staf mengecek beberapa berkas, kemudian terdiam sejenak dan tersenyum. Namun senyuman yang berbeda kali ini. "Maaf Jim, kau tidak bisa ikut ujian minggu depan! " ucapnya agak kecewa.

Jimin mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa? " tanyanya.

"Beasiswa mu sudah dicabut. Kau harus melunasi biasa kuliah satu semester ini agar bisa mengikuti ujian minggu depan."

"Apa!  Tapi kenapa? Kenapa aku tidak diberi tahu soal ini. Aku.. Aku tidak berbuat apapun. Kenapa beasiswa ku dicabut." Jimin tampak panik. Wajahnya kini meredup. Bingung, Jimin tidak tahu kenapa selalu saja hidupnya dipersulit.

"Maaf Jim, aku juga tidak tahu prihal ini. Aku minta maaf." staf berucap penuh sesal. Raut wajah sedih terukir. Begitu juga dengan Jimin.

Jimin menjatuhkan pundaknya lemas. Ingin menangis juga percuma. Langkah kakinya kini melambat. Menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya. Jimin terus berjalan lemas. Fokus sudah hilang, netranya hanya melihat lantai di mana ia berpijak.

Bruk!  Jimin menabrak seseorang.

"Jimin! " Suara berat membuyarkan lamunan Jimin. Kepala ia tegakkan, tanda ia dengan suara itu.

"Sir! " cicitnya lemas.

Namjoon tampak bingung dengan gadis di depannya ini. Dua hal, Jimin berubah sikap padanya, dan Jimin tampak sedang ada masalah. Mengabaikan opsi pertamanya. Namjoon buka suara "Ada masalah Jim? " tanyanya.

"Tidak ada pak. " Jawab Jimin singkat.

"Jangan berbohong. Saya tahu kamu sedang tidak baik."

Love Desire (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang