LD (Part 3)

3.1K 258 16
                                    

Why you trapped me?

Who are you?

___________________________________________

Mobil Namjoon berhenti tepat di depan tempat kerja Jimin.

Namun Jimin enggan untuk mengeluarkan tubuhnya dari dalam mobil itu.

"Disini kan Jimin? " Ucap Namjoon seraya melihat gedung di depannya.

"Hmmm.. Sir benar! " sahut Jimin.

"Kenapa kau tidak turun? " Namjoon bertanya curiga.

Jimin melihat jam di tangannya.
"Masih ada waktu 30 menit lagi. "

"Lalu? "

"Kenapa Bapak tidak kaget waktu pertama kali melihat ku di kelas? "

" Kenapa aku harus kaget. Aku sudah melupakan malam itu. "

"Benarkah? Sayang sekali, padahal itu malam yang sangat menyenangkan. Aku bahkan tak bisa melupakan semua sentuhan bapak. " Jimin berucap dengan raut wajah dibuat kecewa.

"Sudahlah, jangan menggodaku lagi Jimin. Turun dan selesaikan pekerjaanmu"

Dengan raut wajah sedikit kecewa Jimin membuka pintu mobil dan keluar. Kesal, Jimin menutup pintu mobil dengan keras.
"Menyebalkan! " Gumamnya.

Namjoon hanya diam melihat reaksi Jimin. Dia hanya menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

Bukan Namjoon tak tahu maksud Jimin. Dia hanya sedang berpikir dengan segala perbuatan yang telah dilakukannya malam itu. Dia teringat istri dan anaknya. Rasanya Namjoon sedikit merasa bersalah.

Tetapi siapa yang mau disalahkan jika pria seusianya terus-menerus digoda oleh wanita secantik Jimin. Bukan Seok Jin tak cantik, lebih dari Jimin mungkin. Tapi salahkanlah hormon berlebihan pada diri Namjoon yang ingin merasakan sensasi dan sesuatu yang berbeda.

Namjoon bergerak cepat menekan tombol saat ponselnya berdering.

"Iya Sayang! Aku akan segera menjemput mu."
.
.
.
Seok Jin duduk dengan raut wajah tak enak dikursi taman sekolah anaknya.

"Mama! Kenapa Papa lama sekali? " tanya Nami

Seok Jin baru saja menghadiri rapat orang tua yang diselenggarakan oleh sekolah Nami untuk membahas soal ujian akhir siswa-siswi di sekolah itu.

Kim Nammi anak sulung dari hasil buah Cinta Namjoon dan Seok Jin. Kelas 6 sekolah dasar. Mewarisi wajah cantik ibunya dan otak cerdas ayahnya. Selalu mendapatkan nilai yang sempurna di kelasnya. Anak yang ramah, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung menyukainya.

"Sabar ya Sayang, Papa sedang dijalan."

Nami hanya mengangguk dan kembali memakan sebungkus snack kentangnya.
Sesekali ia memandang wajah sendu ibunya.

"Mama baik-baik saja kan? "

Seok Jin yang menerima pertanyaan anaknya spontan tersenyum, mengelus lembut rambut putrinya.

Love Desire (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang