LD (Part 10)

3.4K 233 17
                                    

Believe me please

Don't do it anymore


__________________________________________

Waktu sudah menujukkan pukul 11.30 malam. Acara telah selesai, tamu sudah melangkah kembali ke istana masing-masing. Ballroom hotel sudah kosong dan hanya diisi oleh para pelayan yang membersihkan sisa-sisa pasca acara.

Malam semakin larut dan kesunyian menambah kesan yang nyaman. Namjoon terlalu lelah, begitupun dengan sang bidadarinya. Tersisa satu kamar hotel untuk para tamu istimewa.

Seokjin tidak melihat Namjoon di atas tempat tidur, ataupun duduk membaca buku di kursi seperti kebiasaannya. Ia menggunakan piyama satin berwarna putih lembut. Selesai acara Seokjin langsung merebahkan dirinya berendam di dalam bathtub berisikan air hangat. Seperti biasa, wanita sangat hobi memanjakan diri dan merawat tubuhnya agar tetap terlihat indah.

Sekilas netranya melirik ke arah balkon di ruang kamar VIP itu. Dapat ia saksikan Namjoon berdiri, terdiam menikmati semilir angin malam. Rambut yang emas kecoklatan itu bergerak sedikit akibat hembusan angin. Bathrobe coklat yang disediakan pihak hotel membalut tubuhnya dengan gagah.

"Sayang, masuklah! Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu." Seokjin sudah melingkarkan kedua lengannya pada pinggang yang terkasih. Menempelkan tubuhnya, menyandarkan kepalanya pada punggung lebar sang suami dan menghirup aroma maskulin Namjoon. Namjoon bereaksi, dia mengelus lembut tangan Seokjin yang memeluknya erat dari belakang.

Dia berbalik menatap lamat mata indah dengan bulu mata lentik serta bibir merah semerah ceri. Bibir yang sudah menjadi candunya, mata yang sudah menghipnotisnya selama bertahun-tahun. Namjoon tidak pernah bosan akan itu.

"Ugh! " Namjoon tak gentar dan tak sabar, dia mengangkat tubuh Seokjin dan melumat bibir itu dalam. Tak perlu izin, tak patut permisi, seluruh tubuh Seokjin adalah milik Namjoon. Intens ia menyesap dan meraup bibir itu. Lidahnya bahkan sudah menerobos dengan sempurna. Berbagi cairan kental dalam mulut masing. Saling melumat, mengigit dan menekan dalam menikmati nikmatnya belah bibir dari keduanya. Seokjin sungguh pandai dan lihai dalam mengatasi hormon berlebih suaminya.

Namjoon mencampakkan tubuh molek Seokjin ke atas kasur. Malam menunjukkan pukul 12.30 tapi sepertinya Namjoon butuh asupan. Seokjin juga sudah tidak bisa menahan hasratnya untuk direngkuh habis oleh sang suami.

Namjoon langsung mengukung Seokjin. Tubuhnya bahkan sudah tidak terselimuti sehelai benang pun. Dengan cepat ia membuka kancing piyama Seokjin satu persatu tanpa melepaskan tautan pada bibirnya. Tangannya sungguh cekatan membuka kain yang menghalangi aksi bermainnya.

Seokjin mengalungkan lengannya pada leher Namjoon, tubuh sudah melengkung ke atas agar menempel dengan tubuh pria kepanasan di atasnya.

"Ugh! " Seokjin mendongakkan kepalanya saat lidah nakal Namjoon menyerap dua puting yang sudah menegang keras. Meremat dua tundukkan itu, menjilati, memelintir dan menghisapnya dalam.

"Sssshha…haa~~! Desahan hebat mengisi kekosongan ruangan hotel itu. Gordin merah pada ruangan bergerak terkena hembusan angin dari balkon kamar yang tidak tertutup. Membuat udara disekitar sejuk namun keringat membanjiri keduanya.

Namjoon mengecup dan menjilati seluruh bagian tubuh Seokjin. "Sshaa.. Haa~!" kembali Seokjin mendesah, Namjoon menjilati habis lubang yang sudah mengeluarkan cairan kental putih itu. Namjoon tersenyum menyeringai, sebelah alisnya terangkat.

Seokjin kesal, Namjoon mempermainkannya yang sedari tadi sudah setengah mati minta dimasuki. Dia menjambak rambut Namjoon kuat. Mengangkat kepala sang dominan dan melumat bibirnya kasar. Kuat tenaga Seokjin membalikkan tubuh Namjoon. Membiarkan dirinya berada di atas. Perlahan ia menelusuri seluruh tubuh Namjoon.

Love Desire (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang