1

613 56 3
                                    

Ali dan Prilly berjalan di sepanjang koridor sekolah dengan tangan yang saling menggenggam

Gadis itu tersenyum senang sambil menatap Ali dari samping. Kekasihnya itu ternyata sangat tampan dengan wajah datarnya

Seketika langkah mereka melambat saat melihat seorang laki-laki berjalan dari lawan arah

Dengan cepat Prilly mengumpat di belakang Ali, membuat kekasihnya menatap ke arahnya bingung

"Kenapa?"

"Prill" suara itu membuat Ali menatap lelaki di hadapannya. Ia menatap laki-laki itu tajam

Dan Prilly tetap di posisinya

"Mau apa lo?"tanya Ali dingin dan tajam

Membuat yang ditanya diam

"Kemarin lo apain Prilly?" Dia masih diam

Ali maju selangkah mendekati lawan bicaranya itu yang bungkam. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku

"Gu-gue mau ngomong sama Prilly" Ali menoleh ke gadisnya. Dan dibalas dengan gelengan oleh Prilly, membuat Ali mengerti

"Dia gak mau, lo mau ngomong apa? Prilly juga bakal denger"

"Gue minta maaf soal kemarin ditaman. Gue gak seharusnya kayak gitu. Gue sadar apa yang gue lakuin kemarin. Lo masih mau kan jadi temen gue?" Ali menatap lawan bicaranya tajam

"Setelah lo lakuin itu semua lo minta maaf?kenapa bukan waktu Prilly meminta lo untuk melepas genggaman tangan lo itu?" Ucapan Ali yang tajam membuat Prilly bergidik ngeri

Ali kembali melangkah mendekati laki-laki itu, dia Daniel. kemudian berbisik

"Dia pacar gue, dan akan gue jaga semampu yang gue bisa. Gue juga selalu berusaha untuk tidak menyakiti dia"

"Sekarang lo paham?" Ali menatap serius Daniel

"Sekarang gue gak mau main kotor sama lo. Karena gue tau, setelah ini lo gak akan ngulangi kesalahan lo"

"Tapi kalau kejadian seperti itu terjadi lagi, bahkan lebih. Lo akan tau akibatnya"

Setelahnya Ali menepuk pelan bahu Daniel. ia pergi sambil menggandeng tangan pacarnya meninggalkan laki-laki itu yang masih terdiam

Kejadian itu tepatnya enam bulan yang lalu

"Kenapa sih senyum-senyum?" Gemas sang kekasih sambil menatap gadis yang ada di pelukannya. Tangannya mencubit gemas hidung kekasihnya itu

"Ah udah, sakit tau" rengeknya

"Aku keinget deh, pas hari setelah ulang tahun aku sama kita baikan. Kamu ternyata hmm ah pokoknya aku suka deh sama sikap kamu" Ali terkekeh

Mereka Ali dan Prilly

"Pulang yuk, udah mau sore" Ali mengusap rambut panjang kekasihnya itu

Prilly melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.30

Dan pastinya sekolah pun sudah sepi

"Tapi pengen liat senja dari rooftop deh. Sebentar lagi ya kak"

Mereka memang berada di rooftop sekolah sejak pulang sekolah tadi

"Senjanya masih lama, emang kamu beneran mau nunggu?" Prilly mengangguk sambil mengeratkan pelukan mereka

"Kenapa sih?manja banget hmm" Ali tersenyum geli sambil mengusap punggung kekasihnya lembut

"Lagi mengumpulkan moment-moment kita, sebelum kita jarang ketemu sama berduaan kayak gini" Ali menatap Prilly bingung

"Maksudnya?" Gadis itu mendongak menatap Ali, begitu juga kekasihnya

Tak lama tangan Prilly melepaskan pelukan mereka. Kemudian mengusap pipi Ali sekilas sambil tersenyum

"Kenapa sih?" Ali menggenggam tangan Prilly yang tadi mengusap pipinya, kemudian mengusapnya lembut

"Dua minggu lagi kita bakal ujian kenaikan kelas, kamu nanti naik kelas dua belas dan aku sebelas" Ali hanya diam sambil terus menatap kekasihnya itu. Ia tahu kalau Prilly belum selesai bicara

"Kita bakal jarang ketemu nanti, bahkan bisa gak ketemu. Kamu nanti kelas dua belas, pasti bakal sibuk" Ali tersenyum. Dan membawa Prilly ke dalam dekapannya

"Kamu takut aku berubah?" Tepat sasaran! Prilly hanya mengangguk, sambil mengeratkan pelukannya

Ali menggeleng sambil membelai rambut kekasihnya lembut

"Kalau kamu percaya cinta aku cuma buat kamu, itu gak akan terjadi sayang"

"Untuk apa aku berubah, kalau kayak gini udah nyaman" Prilly menatap Ali. Laki-laki tampan itu mengangguk sambil menunduk menatap gadisnya

"Kalau kamu gak nyaman lagi, gimana?" Ali menangkup pipi kekasihnya itu dan mengusapnya

"Kenapa mikir kayak gitu?selama aku hidup, aku janji sama diri aku sendiri gak akan nyakitin kamu. Dan aku akan selalu berusaha membuat kamu selalu nyaman dan bahagia sama aku"

"Oh ya?" Ali mengangguk

"Apa kamu bakal nepatin janji kamu?"

"Kalau kamu percaya sama aku, kamu gak akan nanya kayak gitu" membuat Prilly merasa bersalah

"Maaf, aku cuma takut kalau kamu berubah, dan kita beda. Aku gak mau kita jarang ketemu sama komunikasi" air mata Prilly perlahan jatuh. Dengan cepat Ali mengusap air mata itu dan menggeleng

"Jangan nangis, kita gak akan beda. Apa yang kamu takutin gak akan terjadi sayang" Ali menyatukan kening mereka berdua, membuat Prilly terpejam. Gadis itu mengalungkan tangannya di leher kekasihnya

"Aku---" ucapan Prilly menggantung saat Ali mencium bibirnya lembut. Tangan nya membelai rambut Prilly sampai punggungnya lembut

Tak lama Ali melepaskan ciumannya, dan Prilly langsung memeluk Ali erat

"Jangan nangis" Ali berkata saat mendengar isakan kekasihnya itu yang kini semakin kencang

"Aku pengen sama kamu terus, gak mau pisah" Ali hanya diam sambil tersenyum sampai isakan Prilly berhenti

"Kok diem" rengek Prilly sambil melepaskan pelukannya. Ali tersenyum gemas sambil menghapus air mata kekasihnya itu dan mengusap hidungnya yang berair

"Jelek kalau nangis" Prilly mencubit lengan Ali. Laki-laki tampan itu tertawa sambil terus menghapus jejak air mata Prilly yang masih terlihat

"Mau pulang sekarang?" Prilly menggelengkan kepalanya sambil bersender di dada Ali

Ali terus mengusap kepala kekasihnya lembut

"Semuanya akan baik-baik aja" setelah berkata itu, Ali mencium pelipis Prilly lembut. Gadis itu hanya tersenyum sambil terus memeluk Ali



Holaaa!! Yeayyy cerita baruu, wkwk. Semoga kalian suka yaa♡♡

Jangan lupa vote sama commentnya, ok

Pokoknya harus baca sampai cerita ini ending ya gaiss, Love you gaisss💛

Eh iya makasih yang udah mampir dan bacaa, luvluv

Sampai ketemu di part selanjutnyaa🌻


Curious Girl 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang