Sore itu aku duduk di tepi karang, menatap jauh pada lautan luas yang tak berujung.
Kakiku kubiarkan menggantung terkena air laut dari ombak yang beriak.
Senja, aku suka langit kala senja yang berwarna jingga.
Semburat warnanya mengingatkanku pada kehangatanmu.Angin laut menerpa rambutku, membuatku terlihat semakin kacau.
Rinduku tak berujung, tak berarah, dan mungkin tak berbalas.
Aku menatap nanar pada nasib yang membawaku menjadi seperti ini.
Ingin rasanya aku berteriak menantang takdir, mengapa harus seperti ini?Aku enggan beranjak, padahal senja hampir tenggelam.
Aku ingin menikmatinya tanpa gangguan siapapun.
Dalam kesendirian penuh lara.
Aku masih belum bisa menerima keadaan ini.
Menerima takdir yang memisahkanku dari orang yang begitu aku cintai dan juga mencintaiku.Hari sudah hampir gelap, aku berdiri masih menatap laut.
Bersiap pergi dari tempat itu, berharap air mataku tak terlihat jelas.Aku tersentak saat seseorang memelukku dari belakang.
Di genggamnya lenganku, dikiranya aku mencintainya sedalam dulu.Kau salah besar tuan angkuh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Dia
Short StoryTentang Cinta.. Luka.. Air Mata.. Dan Pengkhianatan Ini bukanlah novel panjang penuh cerita cinta yang bahagia. Ini hanya kumpulan cerita tentang penghianatan, rasa kecewa, tentang hati yang luka. Dan sedikit nasihat untuk kalian yang patah hati. Ka...