Lamia berhenti, dia menghela napas dan menatap sekeliling. Yoongi tidak ada dimanapun, bahkan di hutan juga tidak. Kemana lagi Lamia harus mencari Yoongi? Lamia tidak tahu lagi dimana Yoongi biasa berkunjung. “Bagaimana ini?” Lamia mengerang, “aku tidak mungkin diam saja. Tuan Muda harus tahu soal ini.” Lamia berjalan cepat, dia masih terlalu lelah untuk berlari. Lamia menoleh ke semua toko yang dilewati, berharap menemukan sosok Yoongi disana. Sampai saat ini Lamia tidak yakin penglihatannya benar. Bisa saja itu hanya orang lain yang kebetulan mirip dengan Jeongmin.
Tapi semirip apapun, seharusnya ada perbedaannya. Kecuali mereka kembar identik.
Lamia perlahan berhenti. Dia teringat dengan wajah panik Yoongi, dan api di lilin hitam yang mendadak mati. Lamia menunduk, tangannya menggenggam bandul kalung yang menggantung manis menghiasi lehernya. Bandul berbentuk separuh bagian yinyang, separuhnya ada pada Jeongmin. ‘Kenapa aku khawatir dengan Jeongmin? Perasaan apa ini?’ batin Lamia.
Krik.
“YAAMPUN JEONGMIN!” Lamia terkejut, dia langsung berlari kencang menuju hutan. Lamia sampai lupa kalau dia harus menjaga Jeongmin. Jeongmin menunggu terlalu lama, dia bisa bosan. Lamia terus berlari, dia tidak memikirkan apapun kecuali Jeongmin.
“Lamia! Ya, Lamia!”
Eh?
Lamia mendadak berhenti. Dia menoleh kearah pantai, matanya langsung membelalak dan dia menjerit sambil berlari memeluk seseorang yang juga berlari kearahnya dengan jeritan bahagia. “Astaga, Taehyung! Kau kembali!” Lamia menjerit senang. Taehyung juga tampak senang, dan selama beberapa saat keduanya melompat-lompat sambil memekik senang dan bertautan tangan. “Astaga, aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu denganmu, Tae,” ucap Lamia, “apa kau akan tinggal lagi disini? Ayo, kuantar kau pulang.”
“Tidak!” Taehyung menyahut, dia menahan Lamia. “Kalau Hyung tahu aku disini, dia bisa saja mengurungku dan aku tidak akan bisa keluar rumah lagi,” Taehyung merengek, “jangan, ya. Please.”
Lamia menghela napas, dia tersenyum dan akhirnya mengangguk. Betapa senangnya Lamia bertemu dengan Taehyung, kawan lamanya saat dia masih anak-anak. “Aku kesini hanya tiga hari, kok,” sahut Taehyung, “ah, aku kemari bersama teman-temanku.” Taehyung tersenyum, dia menarik Lamia mendekati tiga orang lain yang menunggu di dekat mobil yang terparkir di tepi pantai. Lamia menoleh, dia cukup lega melihat Taehyung punya banyak teman. Yah, Lamia memang agak khawatir saat mengetahui Taehyung nekat berangkat ke Seoul seorang diri. Kepribadian Taehyung itu unik—sebagian menganggapnya aneh—dan Lamia khawatir Taehyung tidak akan mendapat teman.
Lamia lega dia salah.
“Ya, kalian,” panggil Taehyung kepada tiga temannya, “kenalkan, ini sahabat baikku, Lamia.” Taehyung menoleh kearah Lamia, dia menunjuk seorang laki-laki bertubuh jangkung di dekatnya dan berkata, “Ini Namjoon Hyung. Dia yang menampungku dan membiayai semua kebutuhanku di Seoul. Dan ini...” Taehyung menunjuk seorang laki-laki yang masih tampak muda, “...ini Jungkook. Jangan tertipu dengan wajah polosnya, dia sangat nakal dan selalu merepotkan.”
“Kenyataannya kau justru yang merepotkanku, Hyung,” sahut Jungkook.
Lamia tertawa mendengar ucapan Jungkook, sementara Taehyung hanya memberi tatapan sebentar-lagi-akan-kubuang-kau-ke-tengah-laut. “Dan ini Jimin,” Taehyung menarik seorang laki-laki yang duduk di dalam mobil, “dia yang paling dekat denganku. Jimin, ini Lamia. Kalian pasti bisa akrab, karena kalian sama-sama mengerti diriku.” Taehyung tertawa aneh, dia seakan bahagia karena ada yang mengerti dirinya.
Deg.
Lamia menoleh, dia terkejut melihat sosok yang tadi dipanggil Jimin itu. “Annyeonghasseo, namaku Park Jimin,” ucapnya memberi salam, dia tersenyum kepada Lamia. Lamia mematung, dia bahkan tidak bernapas menatap Jimin. Sekujur tubuh Lamia gemetar, matanya membelalak lebar dan jantungnya berdegup sangat kencang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Completed)
FantasyAkan lahir dua bintang. Satu diantaranya memiliki cahaya yang membutakan. Sebagian cahaya itu terserap oleh bintang lainnya, dan sebagian lagi masuk kedalam rengkuhan Sang Kematian. Dan saat itu terjadi, satu bintang akan mati.