P.S : MAAFIN AKUUUU!! Selama beberapa minggu terakhir aku banyak tugas banget, Dan bakal bertambah sampe akhir December jadi maaf kalau jadi lamaaaa updatenya. Ini chapter terakhir, aku menunggu komentar2 kalian ^^
Enjoy!
*
Taehyung terbanting ke tanah, dia meringis kesakitan namun masih kuat untuk berdiri. Taehyung menatap Namjoon yang memasang wajah sinis. “Kau kuat juga ternyata,” ucap Namjoon, “kukira kau hanya anak kecil yang mudah ditipu dan tidak bisa apa-apa.”
“Jangan pernah meremehkan anak kecil, Hyung,” Taehyung tertawa, “kadang anak kecil bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang-orang yang lebih besar daripada mereka.” Taehyung menghela napas dan memasang kuda-kuda, dia meneruskan, “Contohnya, kau tidak bisa mengalahkanku, tapi aku bisa mengalahkanmu.” Taehyung berteriak, dia mengeluarkan kekuatannya dan menghempaskan Namjoon. Taehyung merapalkan mantra, dia mengunci Namjoon dengan mantra itu. “Kau membunuh kakakku,” ucap Taehyung, “sekarang aku yang akan membunuhmu.” Taehyung kembali merapalkan mantra penghancur iblis, dalam hati dia berterimakasih kepada Seokjin yang mengajarinya banyak mantra.
Eh.
Taehyung mengerutkan dahi. Kenapa Namjoon tidak menunjukkan reaksi apa-apa? Taehyung menghentikan rapalan mantranya, dia mengerutkan dahi dan menatap Namjoon keheranan. Apa-apaan ini? “Kenapa, Taehyung?” Namjoon tergelak, “kenapa kau berhenti? Ayo teruskan, rapalkan mantra itu.” Sedetik kemudian, Namjoon tiba-tiba muncul di depan Taehyung, dia berbisik, “Jangan merasa seakan kau bisa melakukan banyak hal, Nak.”
Taehyung terbelalak, dia akan menghindar namun Namjoon menyabetkan cakarnya tepat ke leher Taehyung. Taehyung terhempas, dia terbatuk dan merasakan nyeri seperti terbakar di lehernya. Taehyung menjerit, rasa panas itu dengan cepat menjalar ke seluruh tubuhnya. Taehyung bisa merasakan sesuatu mengalir dari lehernya, dan dia sangat yakin itu adalah darah. ‘Hyung...’ Taehyung membatin di tengah sakitnya, ‘hyung tolong aku.’
“Kenapa, Tae? Kau bilang kau bisa mengalahkanku,” Namjoon mengejek, dia mencekik leher Taehyung dan mengangkat tubuh pemuda itu. Taehyung semakin menjerit, rasa sakit di lehernya bertambah karena cekikan itu. Namjoon tertawa melihat airmata menitik di pipi Taehyung, dia berucap, “Kalau saja kau bisa diajak bekerjasama, kau tidak akan berakhir seperti ini, Tae,” ucap Namjoon, “sayang sekali, kau sudah memutuskan untuk tidak berdiri di dekat kami.” Namjoon mengeluarkan cakarnya, dia tersenyum manis dan berucap, “Sampai jumpa, Kim Tae...”
Blam!
Taehyung kembali terbanting ke tanah, pandangannya mengabur dan sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Taehyung melihat seseorang berdiri di depannya, membelakanginya seakan sedang melindunginya. “Kalau kau berani melukai adikku, aku tidak akan memaafkanmu.”
Eh.
Taehyung terhenyak, dia menangis menyadari Seokjin melindunginya. “Hyung...” Taehyung terbatuk, sebercak darah keluar dari mulutnya.
Namjoon bangkit, dia menatap tajam Seokjin di hadapannya. “Kau sudah mati, tapi masih saja menggangguku,” ucap Namjoon. Seokjin tersenyum, dia membalas, “Aku akan selalu hidup untuk adikku. Selama kau masih mengganggunya, aku akan tetap datang untuk menghalangimu.” Seokjin melesat, sedetik kemudian Namjoon terhempas menabrak dinding hingga menimbulkan ledakan yang sangat keras.
Taehyung berusaha bangkit, namun rasa sakit di tubuhnya semakin menguasai. Taehyung melihat seberkas cahaya yang sangat terang, dan raungan yang sangat keras. Taehyung tidak mengerti apa yang terjadi, dia sudah tidak sanggup lagi bahkan untuk sekedar menggerakan jarinya. Pandangan Taehyung semakin memburam, dia melihat Seokjin mendekatinya dan membantunya berdiri. “Jangan khawatir, semua baik-baik saja,” suara lembut Seokjin terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Completed)
FantasyAkan lahir dua bintang. Satu diantaranya memiliki cahaya yang membutakan. Sebagian cahaya itu terserap oleh bintang lainnya, dan sebagian lagi masuk kedalam rengkuhan Sang Kematian. Dan saat itu terjadi, satu bintang akan mati.