Chapter Five

1.8K 226 4
                                    

Yoongi dan Hoseok berlari masuk penginapan, Hoseok langsung mendekat dan sangat panik melihat Jimin yang pingsan di tempat tidur. “Apa yang terjadi?!” sahut Hoseok, “kenapa Jimin pingsan begini?!” Hoseok mendongak, dia berdiri dan mendekati Lamia yang juga panik. “Apa yang terjadi?!”

Lamia tidak menjawab, dia menatap takut Hoseok dan sesekali melirik kearah Yoongi lalu kembali menunduk. “Lamia Noona mengatakan dia menemukan Jimin pingsan di jalan, Hyung,” ucap Jungkook, dia juga sangat khawatir, “lalu dia menelepon Taehyung Hyung dan membawanya kemari.”

Hoseok menatap Lamia, dahinya berkerut. Dia tidak percaya dengan penjelasan yang diucapkan Jungkook. Lamia, gadis ini pasti berbohong. Dia tidak akan bersuara kalau dia menyembunyikan sesuatu. “Lamia,” suara Yoongi terdengar, “ikut aku sekarang.” Yoongi berbalik dan berjalan meninggalkan yang lain keluar kamar. Lamia menoleh, Hoseok menyadari Lamia memberinya tatapan takut sebelum berjalan mengikuti Yoongi. ‘Yoongi Hyung pasti akan mengamuk,’ batin Hoseok, ‘aku harus mendampingi Lamia.’ Hoseok menatap Jungkook, dia berucap, “Tolong kau temani Jimin, ne?”

Jungkook mengangguk. Hoseok segera berjalan keluar, dia menoleh dan menghampiri Yoongi yang tampak berbicara bersama Lamia di kejauhan. Hoseok mendekat, dia baru akan bicara saat Yoongi berteriak, “Kenapa kau bodoh sekali, Lamia?! Aku sudah mengatakan, jangan sampai ada yang mengetahui soal Jeongmin! Kau benar-benar tidak berguna!”

“Hyung!” Hoseok segera menahan Yoongi, “Hyung, kumohon jangan bicara sekeras itu. Kalau ada yang dengar, masalah akan semakin kacau.” Hoseok menatap Lamia yang menangis, dia berucap, “Apa Jimin dan Jeongmin bertemu?”

“Mereka tidak sempat bertemu langsung,” ucap Lamia terisak, “aku langsung menidurkan Jimin sebelum dia sempat melihat Jeongmin. Tapi Jeongmin... aku tidak tahu dia melihat Jimin atau tidak.”

“Itu semua karena kebodohanmu, Lamia! Kau ceroboh, dan kau terlalu menggampangkan segala hal!” Yoongi kembali marah, “kalau saja kau tidak meninggalkan Jeongmin, hari ini tidak akan terjadi!”

“Kalau begitu kenapa bukan kau sendiri yang menjaga Jeongmin, hah?!” Lamia ikut berteriak, “kau menyuruhku macam-macam, tapi kau masih saja mengataiku tidak berguna! Kalau memang aku tidak berguna, kau lakukan saja semua sendiri!” Lamia berlari meninggalkan Yoongi dan Hoseok yang tercengang dengan kemarahan Lamia, Yoongi menggeram dan meninju dinding di dekatnya.

“Hyung, kau berlebihan,” ucap Hoseok, “mengertilah, Lamia juga tidak akan mengharapkan semua ini terjadi. Jangan menimpakan semua kesalahan kepadanya.”

“Aku tahu, tapi andai saja dia ada disana, kejadian ini tidak akan ada, Hoseok,” ucap Yoongi gusar, “pelan-pelan, semua ramalan akan terwujud. Kita harus mencegah masalah semakin besar. Cepat bawa Jimin keluar dari Daejin, dan hapus memorinya soal hari ini.”

“Hyung,” panggil Hoseok.

Yoongi menatap Hoseok yang tampak berpikir. Hoseok menatap Yoongi, dia mendekat dan berbisik, “Tapi siapa yang menggiring Jimin kesana? Dia tidak mungkin pergi kesana atas keinginannya sendiri, Hyung.”

Taehyung keluar penginapan, dia melihat Lamia melintas cepat di depannya dan segera berlari mengejar gadis itu. “Lamia!” panggil Taehyung, dia menarik lengan Lamia, “Lamia, a...” Taehyung terdiam, dia menghentikan ucapannya kala melihat Lamia menangis. “Lamia, ada apa denganmu?” tanya Taehyung, dia mengusap airmata di pipi Lamia, “kenapa kau menangis? Apa... apa Yoongi Hyung memarahimu lagi?”

Lamia tidak menjawab, dia masih sibuk dengan tangisnya yang tak kunjung mereda. Taehyung diam, semua memori masa kecilnya kembali muncul ke permukaan. Taehyung menggeram, dia segera menarik Lamia dan mendekapnya erat. “Aku akan melindungimu, Lamia,” ucap Taehyung, “jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkanmu menangis. Setelah ini, kau tidak akan pernah menangis lagi.”

Twins (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang