Bunga Kehidupan akan mati di tangan Sang Pelayan.
Malaikat Kecil yang melindunginya menumpahkan airmatanya, namun Bunga itu tidak jua tumbuh.
Dan Sang Malaikat Kecil itu mendorong Sang Pelayan kepada Kematian untuk menerima hukumannya.
*
“ADUDUDUDUDUH BIBI, SAKIT!”
“AKU TIDAK PEDULI! MASIH BERUNTUNG AKU TIDAK MEMBUNUHMU, JUNG HOSEOK! DASAR ANAK NAKAL!”
Yoongi, Lamia, Taehyung, dan Seokjin melongo melihat Hoseok menjerit berusaha melepaskan tangan Hana yang menjewer keras telinganya. Jeritannya menggema ke seluruh ruangan, Lamia sampai menutupi telinganya dan meringis mendengar jeritan memekakkan Hoseok itu. “Sudah berkali-kali kukatakan, jangan pernah berbohong kepadaku! Berani sekali kau membohongiku!” teriak Hana kesal, “ini semua salahmu, Jung Hoseok!”
“Tapi ini semua karena Namjoon!” sahut Hoseok, “dia yang memaksaku berbohong!”
“Kau bukan anak kecil, harusnya kau bisa menolaknya, dasar bodoh!” sahut Hana, “sia-sia kau menempuh pendidikan selama itu kalau otakmu sama sekali tidak bekerja!”
“Bibi,” Seokjin memisahkan dua orang itu, “sudahlah, tidak perlu menyalahkan siapapun. Kita tahu bahwa sekeras apapun kita berusaha, ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai harapan kita.”
Hana menghela napas panjang, dia akhirnya duduk dan memijit keningnya. “Aku sama sekali tidak menyangka semua ini akan benar-benar terjadi,” ucapnya, “selama ini kupikir aku bisa melindungi Jimin dengan baik, tapi musuh justru ada di dekatku, dan bersamaku setiap saat.” Hana masih tidak percaya dengan keterlibatan Namjoon dan Jungkook dalam masalah ini, terutama Jungkook. Anak sepolos itu, rupanya justru dalang dibalik semua ini.
“Aku juga,” Yoongi bersuara, “kupikir menyembunyikan Jeongmin di hutan akan membuatnya aman, dan aku sudah berencana akan mengajarinya cara mengendalikan matanya.” Yoongi tersenyum pedih, dia menunduk dan hanya bisa menelan pil pahit penyesalan di dirinya.
Suasana mendadak sunyi, tidak ada satupun yang bersuara. Semua sibuk dengan perasaan mereka masing-masing. “Bibi,” suara Taehyung terdengar, “kenapa kau tidak mengatakan kepada Jimin kalau...”
“Kalau kau yang membunuhnya,” sela Hana, “Jimin sudah cukup terpukul dengan kematian saudaranya, aku tidak bisa menambah bebannya dengan memberitahu kalau kau yang membunuhnya.”
Taehyung menunduk, dia menoleh dan menyadari Lamia menatapnya tajam. Tangan Lamia menggenggam erat roknya dan dia menggigit bibir bawahnya, Taehyung tahu itu tanda bahwa Lamia sangat marah namun masih berusaha menahan dirinya. Taehyung kembali menunduk, dia takut menghadapi Lamia. Apa yang dia lakukan sudah menyakiti banyak orang. Lamia menghela napas, dia beranjak berjalan keluar ruangan. Taehyung beranjak, dia segera menyusul Lamia dan menahan gadis itu. “Lamia, kau tidak akan memberitahu Jimin soal ini, kan?” tanya Taehyung, matanya menunjukkan ketakutan luar biasa, “kumohon, jangan beritahu dia.”
“Seharusnya kau tahu kalau kau tidak boleh mengambil sesuatu yang tidak bisa kau kembalikan, Tae,” ucap Lamia pelan, dia tidak menatap mata pemuda itu. Itu bukan mata Taehyung, itu adalah mata Jeongmin yang dicuri oleh Taehyung. Menatap mata itu akan menyulut emosinya, memaksanya mengingat bahwa pemuda inilah yang membunuh Jeongmin.
“Lamia...”
“Lepaskan tanganku,” Lamia menyentakkan tangannya, dia berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Ingin rasanya Lamia menangis, dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Taehyung berdiri di pihak Sang Putra Iblis. ‘Kau bodoh, Taehyung,’ batin Lamia, ‘kau bodoh karena termakan rayuan mereka. Aku membencimu, aku tidak akan memaafkanmu.’ Lamia mengepalkan tangannya, dia membatin, ‘Aku akan membalas kematian Jeongmin. Tunggu saja.’

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (Completed)
FantasyAkan lahir dua bintang. Satu diantaranya memiliki cahaya yang membutakan. Sebagian cahaya itu terserap oleh bintang lainnya, dan sebagian lagi masuk kedalam rengkuhan Sang Kematian. Dan saat itu terjadi, satu bintang akan mati.