02 - I Miss You

3.4K 442 31
                                    

Ditinggalkan seseorang yang sudah terbiasa hadir setiap hari mungkin sedikit sulit. Yah, meskipun hanya sementara. Tapi tetap saja, yang namanya ditinggalkan itu pasti sulit. Seperti yang dirasakan Jungkook saat ini. Betapa gilanya pemuda itu hanya karena ditinggalkan sementara oleh Vivi. Bahkan ia bermalas-malasan dalam latihan. Oh, Jungkook. Apa bagimu Vivi benar-benar sudah mengganti peran matahari sebagai sumber energi?

Memang tidak dipungkiri, jatuh cinta bisa membuat gila. Bahkan lebih dari itu. Bukan Jungkook tidak pernah merasakan jatuh cinta, bukan. Sejujurnya ia pernah menjalin suatu hubungan singkat secara sembunyi-sembunyi dengan seorang gadis yang notabene merupakan seorang idol, namun tidak bertahan lama akibat kesibukan keduanya.

"Jungkook! Fokus! Perhatikan formasimu." teriak sang koreografer, Shin Joyoung karena merasa kesal. Tidak biasanya Jungkook lalai.

"Hey, buka kakimu lebih lebar." instruksi Joyoung untuk Jungkook lagi.

"Baik, pelatih."

Jungkook berusaha fokus, namun terus gagal. Pikirannya selalu terarah pada gadis yang sedang ada dalam jarak 5293 kilometer jauhnya. Bahkan berlaripun tidak cukup untuk bertemu. Menyulitkan. Sedang disini sudah merindu. Ditambah lagi, gadis itu tak kunjung memberi kabar. Kalau dihitung sejak waktu keberangkatan, seharusnya ia sudah sampai tiga jam yang lalu.

"Kau harusnya berada disisi Jimin. Astaga, Jungkook! Berhenti! Semuanya berhenti!"

Lantas teriakan marah dari sang pelatih membuat semua orang berhenti bergerak dan diam di posisi masing-masing. Keenam member berfokus pada Jungkook, sedang yang ditatap hanya menunduk.

"Ada yang salah denganmu?" tanya Joyoung yang kini sudah memberikan tatapan tajamnya pada Jungkook.

"Maaf, pelatih." sesal Jungkook.

"Ikut aku." Joyoung keluar dari ruang latihan kemudian disusul Jungkook. Pemuda itu merutuki dirinya sendiri seraya berjalan.

Sedang member lain hanya bisa menggumam, merutuki kebodohan yang baru saja Jungkook lakukan.

Masih dengan tatapan menuju kebawah, Jungkook memberanikan diri menghadapi pelatihnya.

"Ada yang salah denganmu?"

Jungkook mengangguk pelan. Laki-laki sejati harus berani mengakui kesalahannya bukan?

"Apa yang salah denganmu?" tegas Joyoung.

"Hanya sedikit kelelelahan, pelatih." kini Jungkook berbohong. Oh, bukankah laki-laki sejati itu tidak seharusnya berbohong? Haruskah meragukan kejantanan Jungkook? Sayangnya tidak perlu. Jungkook benar-benar lelaki sejati. Hanya saja ia  terpaksa melakukannya kali ini. Bisa hancur kalau pelatih mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Terlebih semua yang terjadi disebabkan oleh seorang wanita. Tidak masuk akal. Yah, anggap saja Jungkook berbohong demi kebaikan. Tapi hey, dimana letak kebaikan pada sebuah kebohongan?

Lantas pelatih menepuk pundak Jungkook "Katakan jika kau lelah, Jung. Aku tidak mungkin memaksa latihan jika salah satu kalian lelah. Lagipula, comeback masih tiga bulan lagi."

Netra Jungkook berbinar "Apa itu artinya aku bisa sedikit bersantai, pelatih?"

Dengan cepat pria itu menggeleng "Tentu saja tidak. Mana ada kamus santai bagi seorang idol. Kau tidak lupa soal memberikan penampilan terbaik, bukan?"

Jungkook mendengus kesal. Ia kira pelatih akan memberinya sedikit waktu untuk bersantai. Nyatanya omong kosong. Pelatih tetaplah pelatih. Kejam.

"Baiklah, sekarang kembali ke ruangan. Berlatih dulu bersama yang lain, aku segera menyusul. Pastikan tidak melamun lagi saat latihan. Mengerti?" tegas Joyoung lagi.

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang