13 - Can't Get You Out Of My Mind

1.6K 261 17
                                    

Hidup itu tentang jatuh dan bangun. Bahkan tak jarang seseorang terus jatuh tanpa mendapatkan pegangan untuk kembali bangkit. Seperti Kiya, misalnya. Gadis itu sudah merasakan segala pahitnya hidup padahal usianya masih 18 tahun. Jika diceritakan saat ini mungkin seribu kata pun tidak akan cukup, biar Kiya saja yang tahu akan kelahiran hidupnya saat ini.

Membiarkan agensi mengkonfirmasi hubungannya dengan senior yang jelas-jelas tak ia kenali sama sekali itu sungguh menyulitkan. Bahkan ia tak pernah mengharapkan sesuatu seperti ini terjadi dalam hidupnya. Ia hanya ingin mengharapkan kehidupannya menjadi trainee berjalan dengan lancar dan mengejar debut dengan segera. Menjalani trainee selama dua tahun itu bukan pekara mudah karena harus membagi waktu dengan sangat cermat. Sekolah, pekerjaan paruh waktu, belajar dan mengerjakan tugas, serta berlatih untuk menjadi seorang idola, ia harus membaginya dengan baik. Bahkan seringkali ia merasakan tubuhnya seperti hancur tak tersisa.

Tapi tak apa, itu semua ia lakukan untuk kebaikan di masa depan pula. Tak apa jatuh terus menerus sekarang, asalkan nanti bisa bangkit menuju puncak tertinggi.

Jadi, pagi tadi ia tiba-tiba diminta untuk menemui orang tertinggi di agensi. Bahkan ia sudah merasakan hal buruk yang menantinya saat melangkahkan kaki menuju ruangan yang dimaksud.

Perlahan ia mengetuk pintu kokoh yang ada dihadapannya, setelah itu sebuah suara mengaku lembut mempersilahkan masuk.

Tentu saja Kiya memasang senyum tulus yang dipaksakan sebelum menyapa, "Selamat pagi, PDnim."

Yang dipanggil PDnim itu hanya mengangguk sembari mempersilahkan duduk. Ia tidak mau basa-basi kali ini.

"Maaf karena memanggil tiba-tiba. Tapi aku perlu membicarakan hal ini denganmu, tentang hubunganmu dengan Jungkook."

Nah, benar saja. Sedari tadi Kiya berfikir tentang hal ini. Karena tidak mungkin orang tertinggi bersedia meluangkan waktu untuk seorang trainee.

"Aku berencana mengkonfirmasi kebenaran hubungan kalian." ucap pria itu tanpa beban apapun.

"Tapi PDnim. Itu semua tidak benar. Apa tidak berdampak buruk bagi penggemar mereka?" Tentu saja Kiya mencoba menolak. Resikonya sangat tinggi jika harus berhubungan dengan seorang idola. Bisa saja ia menjadi korban kejahatan. Ia paham sekali betapa kejamnya industri hiburan juga para penggemar di negaranya.

"Banyak yang mendukung soal hubungan kalian. Jangan takut, kami akan melindungimu dengan penuh."

"Tapi PDnim, tidak seharusnya ini terjadi. Agensi melakukan kebohongan publik jika melakukan hal tersebut." gadis itu masih berusaha menolak. Biar bagaimana pun ia tidak mau berbohong pada orang banyak. Ia juga tidak ingin ada yang tersakiti disini.

Kini pria paruh baya itu terkekeh, "Bulan depan kalian debut, bukan? Tidakkah kau fikir bahwa hal ini bisa menjadi dampak positif bagi kalian nantinya? Salah satu trik untuk menarik perhatian masyarakat. Kau pasti mengerti apa maksudku."

Kiya terdiam. Ia mengerti sekali tentang apa yang dibicarakan.

"Kami hanya perlu menunjukan kemampuan kami, bukan dengan hal yang seperti ini PDnim." tolak Kiya dengan tegas.

Tapi pria itu malah kembali terkekeh, "Otakmu terlalu polos untuk berada di industri hiburan, anakku. Jika bisa menggunakan cara yang lebih mudah kenapa tidak? Lagi pula ini untuk masa depanmu, juga teman satu tim mu. Kalian tidak ingin mendapat banyak perhatian dari masyarakat, hm? Ditambah lagi ada nama Bangtan yang menopang, akan semakin mudah untuk kalian."

Kini Kiya bungkam. Ia tidak bisa memberikan pembelaan apapun jika sudah menyangkut masa depan tim. Karena itu bukan hanya tentang dirinya, tapi tentang enam gadis lain yang juga mempunyai mimpi yang sama besarnya.

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang