17 - Curious Brian

1.6K 257 36
                                    

Selalu ada hikmah disetiap kejadian. Pelangi datang setelah hujan itu memang benar adanya. Karena itulah yang Vivi rasakan kali ini. Beberapa waktu yang lalu ia sempat kacau akibat perasaannya yang diterpa badai. Tapi nyatanya setelah badai itu reda, muncul pelangi yang sangat indah. Dan, Ya Tuhan, pelukan hangat Jungkook juga berhasil mengusir hawa dingin yang sempat menyelimuti. Pantas saja banyak penggemar yang mengharapkan pelukan dari Jungkook dan yang lainnya, ternyata memang sehangat itu. Oh, astaga, pipi gadis itu merona acap kali memorinya memutar kembali kejadian sore tadi.

Kali ini Vivi memutuskan untuk kembali ke rumah. Alasan menginap di rumah Yoojin tentu saja agar Riksa tidak bertanya macam-macam saat melihatnya murung. Ia tidak mau dicecar berbagai macam pertanyaan kemudian diberikan wejangan dahsyat yang pastinya memakan waktu lama.

Sesampainya dirumah, Vivi segera masuk untuk membersihkan diri. Namun ia dibuat terkejut tatkala mendapati Brian yang baru saja keluar dari ruang khusus beribadah seraya menyeka rambutnya yang masih basah. Lantas gadis itu mendekat perlahan hingga membuat si pemuda tersentak kaget, "Astaga! Vivi, kau mengagetkanku."

Tapi gadis itu hanya tersenyum lebar, "Maaf, aku tidak bermaksud. Tapi, kenapa kau dari situ?"

Brian menaikkan satu alisnya karena merasa aneh dengan pertanyaan Vivi. Hingga sesaat kemudian ia tersenyum manis karena sadar bahwa gadis mungil dihadapannya ini belum mengetahui tentang hal itu, "Tentu saja aku habis beribadah, Vi. Memangnya apa yang aku lakukan di dalam sana? Tidur?"

Mulut Vivi sedikit terbuka kemudian bergerak tak tentu, "M-maksudmu kauㅡ"

Pemuda itu mengangguk lembut seraya melebarkan senyumnya, "Benar. Aku sama sepertimu dan Riksa."

Netra lawan bicaranya menjadi berbinar saat mendengar kebenaran itu, jangan lupakan senyum yang semakin merekah sempurna di bibirnya, "Benarkah? Kenapa aku baru tahu? Aku bersyukur sekali. Tapi, sejak kapan?"

"Tak berselang lama sejak mengenal kakak-mu. Dia benar-benar membawa pengaruh positif. Dan, ya, jadilah aku yang seperti ini. Aku juga bersyukur sekali karena berhasil membawa diriku menjadi lebih baikㅡ"

"Dan itu semua karena Antariksa," potong Riksa yang kini sudah turun menapaki tangga dengan senyum bangga yang terpatri pada bibirnya.

Sedang Brian mendecih tak suka, "Ini alasan kenapa aku tak pernah mauㅡ" kalimatnya kembali terpotong kala Riksa menepuk kuat bahunya sebanyak dua kali sebelum berujar, "Sudah, ganti pakaianmu. Aku lapar. Kau juga, Vi. Lekas bersihkan diri, jangan memakan waktu lama."

Gadis mungil itu mengangguk kemudian bergegas membersihkan diri. Tak butuh waktu lama untuknya karena ia hanya mengganti pakaiannya saja. Hemat air, katanya.

Setelah itu, ketiganya lekas meninggalkan rumah untuk mencari sesuatu yang berguna untuk mengisi perut.

Sepanjang jalan hanya hening, tidak ada satu pun yang berniat untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. Brian yang ada di kursi kemudi hanya fokus pada jalanan, sedangkan Vivi dan Riksa berkutat pada ponsel masing-masing.

"Hey, apakah aku benar-benar dijadikan seorang sopir?" ucap Brian pada akhirnya yang berhasil membuat kedua kakak beradik itu mengalihkan atensi.

"Tentu saja tidak, Bri. Kau tahu akhir-akhir ini data yang aku input tidak sinkron, jadi aku berusaha meneliti dokumenku kembali." sahut Riksa yang mengundang decakan sebal sahabatnya.

"Omong kosong, jelas-jelas kau sedang dalam obrolan dengan seorang gadis."

Mendengar kata gadis keluar dari mulut Brian lantas membuat Vivi tertarik, "Apa katamu? Gadis? Jadi Oppa-ku ini sedang dekat dengan seorang gadis?"

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang