10 - All Falls Down

1.7K 280 39
                                    

Fakta tentang Jungkook yang tidak takut dengan apapun kembali dibuktikan kali ini. Akibat tak kuasa menahan rindu, ia harus rela mempertaruhkan segalanya. Termasuk janji yang sudah ia buat. Persetan dengan itu semua, yang penting rindu terlepas.

Kali ini ia sengaja meminta bantuan salah satu staf yang ia cukup kenal dekat untuk membantu. Ya, mungkin Jungkook harus berterimakasih pada Jimin karena telah merelakan kekasihnya untuk berkeliaran diluar saat mereka sedang menikmati waktu berdua.

Ia adalah Hwang Rumi—gadis yang berhasil Jimin raih hatinya.

Dengan hati-hati, Rumi menepikan mobil tepat di depan halte kampus. Melihat presensi gadis berhijab dengan pakaian berwarna biru muda sesuai dengan yang Jungkook sebutkan, ia lantas menghampiri.

"Vivi, benar?" sapa nya dengan ramah.

Vivi sempat mengerutkan dahi karena ia sama sekali tidak mengenal wanita asing yang tiba-tiba mengajaknya bicara.

"Ya, benar aku Vivi. Tapi kau—"

"Aku Rumi, Hwang Rumi." gadis itu tersenyum tulus kemudian menunjukkan sebuah pesan dengan kontak pengirim bernama Jungkook.

Kini Vivi mengerti. Ia mengangguk kemudian mengikuti Rumi memasuki mobil.

Sesaat hanya ada hening yang menemani mereka hingga akhirnya Rumi membuka pembicaraan.

"Kau tahu? Jungkook terus merengek padaku agar aku mau melakukan hal ini," ucapnya tanpa menoleh sedikit pun, ia memilih untuk fokus pada jalanan yang padat sore ini.

Dahi Vivi kembali berkerut. Merengek? Maksudnya Jungkook memohon manja pada gadis ini? Oh, itu bukan hal baik.

Mendapati gadis di sisinya hanya menanggapi dengan diam, lantas Rumi kembali melanjutkan, "Maksudnya, menjemputmu. Ah, bocah itu. Aku pikir dia hanya menyukai gadis biasa. Ternyata yang aku temukan luar biasa."

Kini Rumi tersenyum tulus pada Vivi. Dan ya, sesungguhnya Rumi takjub saat pertama kali bertemu dengan Vivi tadi. Ia kira Jungkook akan mengencani—maksudnya menyukai gadis dengan pakaian terbuka, tapi ternyata yang ia temukan berbanding terbalik dengan apa yang ada pada bayangannya.

Ia sempat khawatir dengan Jimin, bagaimana jika prianya juga tertarik pada Vivi? Tapi ia segera mengenyahkan pikiran tersebut, karena ia tahu kalau Jimin itu sudah cinta mati padanya.

Sedang Vivi hanya bisa mengulas senyum tipis sebelum berucal ragu, "Apa kau sangat dekat dengan Jungkook?"

Akibatnya Rumi terkekeh kecil, "Ey, apa kau sedang cemburu?"

Namun dengan cepat Vivi menggeleng, "Tidak. Aku tidak cemburu."

Kini kekehan Rumi berganti dengan senyum. Benar-benar, pantas saja Jungkook sangat menyukai gadis ini, ternyata imut sekali—dan juga cantik. Juga bicaranya itu—lembut sekali. Tipikal orang sabar dan bisa menghadapi sesuatu dengan baik.

"Ya, aku memang dekat dengan Jungkook. Tapi kau tak perlu khawatir, aku tidak akan merebutnya. Karena aku sudah punya Park Jimin."

Netra Vivi membulat kala mendengar pernyataan Rumi. Sempat berfikir bahwa rungunya salah menangkap, tapi ia benar-benar dalam keadaan sangat sadar saat ini. Ia tidak mungkin salah. Jadi, gadis cantik yang menjemputnya ini adalah kekasih Jimin? Woah, pintar sekali menyembunyikannya.

"Kau? K-kekasih Jimin?" tanya Vivi ragu karena masih belum percaya sepenuhnya.

Rumi menipiskan bibirnya kemudian mengangguk, "Ya. Sudah cukup lama. Aku berani berbicara seperti ini denganmu, karena kita mengalami hal yang sama. Cukup sulit, bukan?"

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang