24. The Truth Untold (Final)

1.5K 158 53
                                    

Hehe, surprise!! Bismillah, ya. Kuatkan hati kalian, karena ini final chapter.

...

Vivi mengetukkan jari telunjuknya pada meja makan akibat sarapan yang terasa begitu hambar. Bagaimana tidak, hari ini adalah final concert juga hari kepulangannya ke Indonesia.

Pertemuannya dengan Jungkook sudah berlalu dua bulan, omong-omong. Dan usai itu pula, semuanya benar-benar usai. Tidak ada lagi komunikasi, bahkan gadis itu kembali menutup semua akses berkomunikasi dengan sang idola. Tak cukup dengan itu, ia juga menutup semua sosial media miliknya agar terhindar dari berita-berita tentang grup yang dulu sangat ia kagumi.

Soal tiket konser yang diberikan, Vivi memang membawanya pulang. Ia selalu bimbang, ingin menghadiri namun tak mungkin. Meski memberikan tiket konser, Jungkook dengan terang-terangan menyuruhnya agar tidak menghadiri acara tersebut jika ingin berpisah. Tentu saja ia tidak bisa menolak untuk itu meski hati dan kakinya ingin sekali melangkah. Ia juga ingin menghadiri acara tersebut untuk pertemuan terakhir dengan Jungkook. Ia ingin melihat bintang itu bersinar untuk yang terakhir kali. Ia ingin menyaksikan bintang itu bersinar dengan terang sebelum akhirnya meredup.

"Dek, barang udah diberesin semua?" ini Riksa yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar. Ia sama sekali tidak mengetahui soal kebimbangan sang adik.

"Udah, Kak. Sarapan dulu, nanti lo kangen sarapan sama gue." titah sang adik tanpa ada niat untuk menoleh.

"Nanti lo yang kangen sama Jungkook. Eh, sama Seoul. Eh, sama gue. Hehehe."

Tck! Dasar Riksa. Dia hanya tidak tahu saja jika adiknya sedang bimbang dan menangis dalam hati.

"Nggak usah banyak omong deh, Kak!" saat sang adik merengut, sang kakak malah tertawa begitu puas.

Santapan pagi yang memang sudah terasa hambar, semakin tidak berasa akibat itu. Alhasil Vivi untuk menyudahi sarapan dan memutuskan untuk kembali ke kamar.

Saat ia menemukan selembar tiket konser yang tergeletak begitu saja pada nakas, bibirnya tersenyum getir. Pedih seketika menjalar seakan mengalir pada seluruh pembuluh darah.

Vivi semakin bimbang. Ia hanya memiliki dua opsi, dan keduanya sama-sama akan berakhir dengan luka. Sulit. Begitu sulit sampai akhirnya ia memutuskan untuk meletakkan tiket itu pada saku celananya.

...

Hari ini merupakan waktu konser terakhir mereka dalam rangkaian tur dunia kali ini. Semua orang tampak bersemangat kecuali satu orang; Jeon Jungkook. Pemuda itu sama sekali tidak memiliki pancaran semangat setelah gadisnya (mungkin) benar-benar memutuskan untuk pergi. Sosok itu benar-benar pergi dari sisinya. Mereka sudah berakhir meski tak pernah memulai.

Batinnya menjerit kuat, dadanya sesak. Berulang kali harus diam-diam menyeka sudut mata yang mengembun. Jika bisa, Jungkook ingin berlari mengejar gadis itu kemana pun ia pergi. Bahkan jika harus sampai lumpuh, tak apa asal ia mendapatkan gadisnya kembali.

Jungkook terus menyendiri meski keenam member lainnya selalu memaksa untuk bergabung. Bahkan ia sama sekali belum mengkonsumsi makanan hari ini.

"Jung, setidaknya kau harus mengisi energimu. Kita membutuhkan banyak sekali energi hari ini." ini Jimin, yang tidak melepaskan atensi dari anggota termudanya sejak tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang