Rain Drop
Them Song : Hujan Dimimpi by Band Neira
Semesta bicara.. Tanpa bersuara
Semesta ia.. Kadang buta aksara
Sepi itu indah.. Percayalah
Membisu itu.. AnugerahSeperti hadir mu dikala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan dimimpi
Berdua... Kita berlariSemesta bergulir.. Tak kenal arah
Seperti langkah-langkah menuju kaki langit
Seperti kenangan akan kah bertahan
Atau perlahan menjadi lautanSeperti hadir mu dikala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan dimimpi
Berdua... Kita berlari☔☔
Semenjak hari itu, Semua berjalan sama seperti sebelum Gyuno dan Dayana saling kenal. Gyuno masih sering melihat Dayana berjalan menuju kantin bersama gengnya. Dayana masih sering melihat Gyuno bolos. Kadang dia suka jalan melewati lapangan hanya untuk melihat Gyuno. Tapi mereka sudah tidak saling sapa lagi. Mereka jadi seperti orang asing yang tak pernah saling kenal.
"Beneran gak usah ditemenin nih?" Tanya Sindy memastikan
Daya mengangguk mantap. "Sans elah cuma balikin buku ke perpus doang. Lewatin lorong doang bukan nyebrang lautan."
"Yeuhh.. gue kan cuma khawatir." Cibir Sindy
Daya tak menghiraukan perkataan Sindy. Gadis itu berjalan pelan menuruni tangga berbelok berjalan pelan menyusuri koridor yang sepi. Wajar sih sekarang sedang jam pelajaran. Dayana memainkan buku ditangannya.
Gadis itu jadi menghela napas berat."Sebegitu kangen nya kah gue sampai halusinasi gini." Gumamnya
Sampai ia mendengar derap langkah yang semakin mendekat, matanya melebar ternyata bukan halusinasi, itu memang Gyuno asli bukan halusinasinya.
Sedangkan Gyuno sendiri yang tengah berlari panik jadi melebarkan matanya kaget. Tatapan mereka bertemu, tapi kemudian pemuda itu menoleh kebelakang sebentar lalu meraih tangan kanan Daya, memaksanya berbelok dan ikut berlari membuat Daya memekik kaget.
"EHH--Hmpttt"
Gyuno membekap mulut Daya dengan satu tangannya dan terus membawa Daya berlari.
Pemuda itu menyadarkan punggungnya kedinding dengan lengannya yang merengkuh Daya dan satu tangannya masih menutup mulut gadis itu.
Merasa dipeluk tiba tiba dari belakang membuat tubuh Daya membeku. Dengan tubuh yang merapat pada dada Gyuno, Jantungnya jadi berdetak kencang tak normal, tapi bukan hanya Jantungnya saja yang berdebar, ia juga dapat merasakan jantung Gyuno juga berdetak cepat, sangat cepat dan tak beraturan.
Dayana jadi menahan napas dan menutup matanya, gadis itu seakan hilang nyawa.
Merasa keadaan sudah aman, Gyuno kemudian menurunkan telapak tangannya perlahan dan melepaskan rengkuhannya sedikit menjauhkan diri menatap gadis didepannya yang perlahan membuka matanya. Pemuda itu jadi mengalihkan pandangannya.
Gyuno jadi meruduk. "Sorry.." katanya kemudian meninggalkan Daya sendirian begitu saja tanpa menatapnya sama sekali.
Gyuno perlahan mulai menjauh. Ia mengigit bibir bawahnya, tak mau goyah hanya karena melihat wajah Daya, apalagi dengar suaranya. Bisa bahaya kalau tiba tiba ia jadi memeluk erat Daya sampai gadis itu kehilangan napas. Gyuno tak mau move on nya selama ini gagal begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] METAMORFOLOVE; 97Line
Historia CortaMetamorfolove (n); (Masih) berkaitan dengan metamorfosis. Namun ini siklus jatuh cinta, kenal-teman-dekat-pacaran-putus-baikan