JH-8 (Love Scenario) [END]

422 38 2
                                    

Them Song : Love Scenario (cover indo) by Krishna Han

Pernah ku cinta
Kita berjumpa
Sulit ku lupa kenangan kita
Seperti melodrama
Indah akhirnya
Ku ingin itu karna ku cinta

Walau aku merindu mu
Ku mencoba untuk tak Rindu
Ku kan mengenang mu sebagai
Film dan hangat musim semi

kita membuat love scenario
Sekarang lampunya kan meredup
Saat kau buka lembar terakhir
Tirai pun tertutup dan berakhir

Kita pernah tersakiti
Dan kita saling membenci
Mencintamu seperti gila

Namun ku menyukainya

Pernah ku cinta
Kita berjumpa
Sulit ku lupa kenangan kita









💔💔

Semuanya telah selesai. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk hubungan Jeka dan Hana sekarang. Bukan Jeka sudah menyerah dan gak berusaha bertemu, namun Hana yang selalu menghindar.


Jeka tak tau kenapa kakinya bergerak sendiri masuk kearah perpustakaan.
Mungkin karena dia gabut.
Tapi karena kegabutanya, ia jadi menemukan seorang gadis yang tengah melompat lompat mencoba meraih buku dirak yang tinggi.

Senyumannya mengembang, kakinya melangkah mendekat.

Hana tersentak ketika sebuah tangan besar meraih buku yang ia ingin ambil. Gadis itu menoleh, sedikit tersentak mendapati Jeka disampingnya.

Tanpa berkata apapun, Hana langsung menunduk dan melangkah pergi dari sana. Tapi Jeka tak mau membuang buang kesempatan ia segera menarik tangan Hana merapatkan dirinya dirak buku mengunci pergerakan Hana.

Hana tersentak, jantungnya jadi berdetak kencang dengan jarak sedekat ini. Gadis itu menelan ludah kemudian mendongak.

"APA?!" Bentak Hana menutupi suaranya yang bergetar

Tatapan Jeka jadi menyendu, "Gue kangen..."

Hana Jadi menggigit bibirnya keras hingga bibirnya sedikit terluka.

Jeka itu luka paling indah. Jadi mau sedalam apapun Jeka menyakitinya, Hana gak akan pernah bisa benci. Dan dia malah jadi benci sama dirinya sendiri. Karena tak pernah bisa membenci pemuda yang sampai sekarang masih menempati hatinya.

Selama ini Hana berusaha melupakannya, tapi ketika dia tiba tiba balik dan tiba tiba bilang kangen seperti ini, Hana jadi goyah dan akan selalu goyah. Karena pada dasarnya Hana selalu memikirkan Jeka.

"Jeka please....." kata Hana lirih

"Na dengerin penjelasan gue dulu.. kita masih bisa memperbaikinya."

Hana menggeleng. "Engga. Udah cukup. Semuanya udah jelas, semuanya udah selesai sampai disini. Dan diantara lo dan gue udah gak ada lagi kata Kita."

"Tapi Na-"

"Jeka lo sadar gak sih? Lo itu gak tau diri banget!" Hana memotong perkataan Jeka

"Lo pernah mikir jadi gue gak sih? Lo pernah mikir perasaan gue gak sih? Lo pernah mikir gimana sakitnya gue gak sih? Engga kan?" Suaranya bergetar menahan air matanya yang ingin tumpah

"Lo itu egois."

"Coba lo mikir.. Ketika hari ini lo dibuat baper dan terbang tinggi, tapi besoknya dijatuhkan gitu aja dengan berita pacaran." Bentaknya bersama dengan air mata yang mulai jatuh. "Jeka tolong.. Ini hati, bukan Roller Coaster Dufan." Lirihnya

Pemuda itu diam, merasa terohok. Lidahnya terlalu kelu untuk berkata.

Memang benar dirinya egois dan selalu mementingkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan Hana.
Bagaimana sakitnya dia.
Bagaimana kecewanya dia.
Bagaimana sedihnya dia.
Bagaimana marahnya dia.

Tangannya jadi tergerak menghapus air mata gadis itu. Hatinya terasa nyeri melihat Hana menangis karenanya. Sepertinya ia sudah terlalu sering menyakiti perasaan Hana.

"I'm sorry.." cicitnya

Namun tak ada jawaban dari Hana.

"I'm sorry for always tearing you.." katanya lagi

Hana masih tak menjawab, malag tangisnya semakin kencang.

"Enhana..." panggilnya meraih tangan Hana

Gadis itu menepis lalu menatap Jeka dalam. "Don't feel sorry.. for tearing me.
If today you say sorry, but tomorrow you are tearing me again."

"You will never know, how deep you broken my heart."

Hana menghela napas pajang, berusaha menguatkan hatinya. "And now, I think it will be fine if I had just say goodbye to you. And instead of acting like never knew you."

Jeka menggeleng. "Don't.. Don't do this... I know you hate me so much, but I still love you until this moment."

"Jadi Na gue mohon.. kasih gue kesempatan lagi.." pinta Jeka memohon

"Gue selalu kasih lo kesempatan, tapi lo selalu menyia-nyiakannya."

"Kali ini aja..." lirihnya

Hana jadi menghela napas dalam. Mengerutuki hatinya sendiri, menyalahkan kenapa perasaan itu kembali muncul.

Sebenarnya ia ingin memberi kesempatan.
Namun dirinya terlalu takut.
Takut jika hatinya akan terluka lagi.

"entahlah, gue terlalu lelah. Biarin semuanya mengalir apa adanya. Gue hanya mengikuti arus yang ada." Ucap Hana

Jeka jadi diam, merasa ditolak tapi seperti ada sedikit kesempatan.
Merasa diberi kesempatan tapi seperti tak ada kepastian.

Tapi kemudian jadi tersenyum miring, mentertawakan dirinya sendiri. "Emang ya.. gak semua kisah tentang dua orang yang saling suka itu bakal berakhir bahagia."

"Ketika lo lagi sayang sayangnya tapi gue malah ninggalin lo gitu aja. Disaat gue balik lo lagi move on. Dan saat lo mencoba membuka hati lagi gue malah mengecewakan lo gitu aja."

Setelah itu hanya keheningan yang ada. Hana sendiri hanya diam menatap pemuda didepannya yang tengah menatapnya juga.

Didalam perpustakaan mereka hanya diam berhadapan diantar jajaran buku buku. Tak ada satupun kata yang terucap. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.

Namun disisi lain, penyesalan itu kembali hadir.

Dalam hening, masih terdapat banyak kata yang ingin diucapkan.

Tentang kisah yang seharusnya sudah selesai tapi tak pernah selesai. Juga tentang waktu yang terus saja tak pernah berpihak pada keduanya.








💔💔

[END]

Author's note :

YAHHHHHH END :(((

Gantung banget ya.... Huhuhuhuhuhuhuhuhuhu

Tapi sebelumnya, makasih udah mau ngikutin dan baca cerita ini. Aku terharu :(

Extra chap?????? Comment!

[#1] METAMORFOLOVE; 97LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang