Takdir

313 43 5
                                    

Woohyun langsung berlari mendatangi teman barunya saat dia melihat Sungyeol tergeletak di tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woohyun langsung berlari mendatangi teman barunya saat dia melihat Sungyeol tergeletak di tanah. Dia menjadi panik saat melihat keadaan temannya.

"Sungyeol-ah! Sungyeol-ah! kamu baik-baik saja?" Woohyun membantu Sungyeol duduk. Dia terus mengamati pergerakan temannya. Tangan Sungyeol terus memegang dada, nafasnya terengah- engah, dan wajah Sungyeol terlihat kesakitan.

"Sungyeol-ah, mana yang sakit? Kenapa kamu menanggis? Apa yang terjadi?"

Sungyeol tidak menjawab, sebaliknya dengan kekuatannya yang tersisa dia berusaha menunjuk ke suatu tempat. Woohyun segera berpaling ke arah yang di tunjuk Sungyeol. Tepat di belakang mereka suara riuh anak-anak Golden Child hampir menyamai sirine ambulance.

Sebagian dari mereka berdebat siapa yang akan pergi sebagian yang lain berusaha keras menenangkan mereka yang histeris dan menanggis.

Dari melihatnya saja Woohyun sudah bisa menebak, pasti ada sesuatu yang tidak beres.Dia menatap mereka satu – persatu dan merasa curiga saat tidak melihat dua orang yang seharusnya ada disana tidak terlihat.

"Itu tidak mungkin kan?" Woohyun menelan. Dia segera berpaling ke Sungyeol untuk memastikan tebakannnya dan Woohyun tercekat.

"Tidak mungkin, Daeyeollie?"

Hanya dengan melihat tatapan mata Sungyeol, Woohyun tahu tebakannya benar.

"Woohyun, apa yang terjadi?" Hoya datang di saat yang tepat. Tanpa banyak berpikir lagi Woohyun langsung membantu Sungyeol berdiri. Memapah anak itu sembari bertanya ke Hoya.

"Hoya, apa kamu kesini membawa mobil?"

"Y-ya?" Hoya menjawab pertanyaan itu dengan bingung.

"Bagus. Antar aku!"

"Huh?"

"Ayo cepat!"

"Kemana kita akan pergi?" Hoya yang masih bingung, mengikutinya dari belakang. Menatap aneh pada cara berjalan Woohyun yang terlihat sedang merangkul seseorang.

***

Saat sampai di mobil, mereka tidak banyak bicara. Hoya fokus menyetir, dia masih bingung dengan apa yang terjadi pada temannya tapi dia tetap menuruti permintaan Woohyun tanpa protes. Hoya tahu terkadang Woohyun bisa sangat aneh, terlebih dengan penyakit yang di deritanya, Hoya selalu pertama yang akan mengangkat tangan dan mengalah.

Sementara itu Woohyun di belakang masih cemas, dia sama sekali tidak melepas diri dari Sungyeol. Menghibur anak itu, dan mencoba menenangkannya. Bebrisik di telinga saungyeol sembari mengelus pungung temannya.

Boohyun sering melakukan hal sama saat dia mengalami serangan panik dan Woohyun berharap cara itu juga akan bekerja pada Sungyeol. Meski dia masih ragu, karena wujud Sungyeol bukanlah manusia.

Woohyun tidak kuat melihatnya, wajah Sungyeol yang terlihat lemah. Tidak hanya karena terus menerus menanggis tapi karena hal yang lain juga. Hanya dengan melihatnya saja Woohyun tahu, Sungyeol sangat kesakitan. Dia terus menekan dadanya dan Sungyeol masih kesulitan bernafas.

Woohyun hanya tidak mengerti. Kenapa saat ini dadanya juga terasa sakit. Mungkin itu karena dia punya empati yang tinggi? karena itu kah dia merasakan sakit saat melihat Sungyeol kesakitan?

Woohyun merenungkan lagi, mungkin bukan rasa empati. Tadi Woohyun juga merasakan sakit saat tidak bersama Sungyeol. Apa penyakitnya kambuh lagi? atau.. Woohyun mengingat-ingat lagi. Kenapa ia langsung memikirkan Sungyeol tadi? Jika itu hanya sakitnya yang kambuh kenapa dia langsung terbesit pemikiran bahwa Sungyeol dalam masalah saat rasa sakit itu datang?

Chocolate Caffeine ( Complete  ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang