Ketetapan Takdir

237 27 11
                                    

"-hyun!"

"Woohyun-ah!"

Dalam kegelapan dan dengung keras yang nyaring( hingga membuat kepalanya serasa berputar) Woohyun mendengar suara familiar memangil-manggil.

"Woohyun-ah!!"

Ia coba membuka mata,  namun rasanya begitu berat.

"Woohyun!!" Suara itu terdengar makin dekat bersamaan dengan suara langkah kaki yang ringan. 

"Woohyun! Kamu dimana?" Berbeda dari yang pertama. Kali ini Woohyun tahu suara siapa pemilik suara itu.

"Y-yeol!"Ia coba membalas namun suaranya hanya mampu keluar lirih, kalah dari rintihannya sendiri.

"Woohyun-ah, jangan bersembunyi!"

Mereka terus memangilnya namun Woohyun tidak berdaya. Andai dia bisa berteriak, andai dia bisa membuka mata dan andai dia bisa melihat mereka.

"Woohyunnn-ah!!"

Panggilan terakhir terdengar sangat keras,  bergaung sebentar lalu menghilang.

***

"Dia pasti akan memarahi kita."

"Apa kamu takut?"

Meski tidak sekeras tadi. Dengung itu masih terndengar. 

"Yah! Kamu pikir aku sepengecut itu?"

Suara dua anak kecil kembali terdengar. Kali ini Woohyun menyadari  siapa mereka. Dirinya yang lain dan Sungyeol. 

"Kalau begitu, ayo lakukan!"

Woohyun berusaha keras membuka matanya. Ia harus melihat apa yang mereka berdua lakukan, apa yang sebenarnya terjadi. 

Tidak lama, kabut gelap yang menutupi pandangannya perlahan menghilang di gantikan cahaya redup dari langit- langit kamar. Itu masih buram, namun Woohyun cukup bisa menebak sosok- sosok di hadapannya. 

Ia tengah berdiri di pintu kamar lama Boohyun. Di hadapannya dua sosok kecil yang tidak lain adalah dirinya dan Sungyeol telah berdiri diatas tempat tidur, tepat di samping kakaknya yang terlentang lelap. 

"Kamu siap?" Sungyeol kecil bertanya, menyerahkan Spidol berwarna merah terang ke tangan Woohyun kecil yang langsung di tanggapi dengan senyum nakal.

' Tunggu, Sungyeol pernah disini? bersama kami?'

Woohyun kecil melompat ke atas kakaknya, melayang- layang disana sembari mengerakkan pewarna ke hidung sang korban. Sungyeol juga ikut mengambar dari samping, membuat lingkaran spiral dari pena hitam yang tebal di pipi Boohyun lalu tanda hati yang seukuran kelopak mata di jidat Boohyun.

"Hihihi!" Keduanya tidak sanggup menahan geli setelah melihat mahakarya mereka selesai.

"Apa yang kamu lakukan?" Suara serak Boohyun mengangetkan keduanya. Sungyeol terkesiap tapi Boohyun tidak sedang menatapnya, melainkan pena yang melayang di tangan Woohyun.

Woohyun dewasa mengerutkan kening, masih kebingungan dengan apa yang dia lihat. 'Boohyun-hyung, mengenal Sungyeol? Tapi bagaimana bisa?'

"YAH! APA YANG KALIAN LAKUKAN?"

Kedua anak laki- laki langsung terduduk kaku saat Boohyun terkesiap duduk lalu meraih wajahnya sendiri. Boohyun yang panik langsung berlari ke kamar mandi.

"LEE SUNGYEOL! NAM WOOHYUN!!! APA YANG KALIAN LAKUKANNNN!!"

Keduanya langsung berlari keluar. Menyeruak, melewati Woohyun dewasa yang masih berdiri di pintu, saat mendengar teriakan Boohyun dari kamar mandi.

Chocolate Caffeine ( Complete  ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang