"Bomin-ah, kamu sudah sadar?"
Suara Joochan mengiringi pendengaran Bomin saat ia duduk. Bersamaan dengan itu, ada lengan kurus namun kuat memapah pungungnya dan membantu Bomin bagun.
"Shhhh..!" Bomin mendesis, merasakan nyeri pada bagian tulang- tulang belakang.
"Kamu tidak harus memaksakan diri jika masih belum kuat!"
Bomin mendongak ke samping, dan menyadari bahwa Tag-lah orang yang membantunya tadi.
"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" Donghyun yang berdiri tidak jauh dari ranjang ikut bertanya khawatir.
Tindakan Itu membuat bibir Bomin sedikit berkedut senang. Meski mereka sering bertengkar, dan meski Bomin sering sekali membuat Donghyun marah- marah, ternyata hyung satu itu masih peduli padanya.
"Shhh..!! Bomin meringis lagi. Kepalanya berdenyut-denyut pening, ada rasa perih yang menyengat di kaki sebelah kiri.
"Kamu mau aku panggilkan dokter?" Jibeom yang juga berdiri tidak jauh darinya ikut menawarkan. Namun belum juga Bomin menjawab, seseorang berparas familiar muncul dari balik pintu dan membuat semua orang berpaling.
"Aku sudah memangilnya!" Itu Choi Sungyoon, masuk dengan percaya diri di ikuti oleh Jaeseok dan seorang pria tua berjas putih.
"Bagaimana keadaanmu?"Pria berjas putih itu lalu mendekat ke ranjang Bomin dan memeriksanya.
"Apa yang kamu rasakan sekarang? Bagaimana dengan bagian ini apa terasa sakit?" Mencercanya dengan berbagai pertanyaan sembari mengecek bagian- bagian tubuh Bomin, sementara orang yang lain di sekeliling mereka hanya mengamati dalam diam.
"Dia baik- baik saja." Dokter berkata kemudian. "Hanya luka ringan dan syok pasca kecelakaan. Biarkan dia istirahat sebentar lagi. Aku akan memberi suster beberapa resep dan dia akan segera sembuh."
Saat itu juga terdengar desahan lega dari para hyung .
"Terima kasih, dok." Jaeseok membungkuk, memberi hormat pada Dokter sebelum pria itu pergi mengunjungi pasien di kamar lain.
***
"Untung saja, Bomin-ah." Joochan merangkulnya dengan pelukan hangat. "Kami sudah takut jika terjadi sesuatu padamu."
Bomin tidak menangapi selain dengan senyum, dia menatap orang-orang yang mencemaskannya dan mulai menyadari sesuatu.
"Hyung, dimana yang lain? Jangjun hyung dan Daeyeol-hyung kemana mereka?" Bomin merasakan firasat aneh saat wajah para hyung yang mengelilinginya berubah muram dan tegang.
"Apa yang terjadi? Diamana mereka? Ap-?" Ingatan Bomin kembali memunculkan gambaran kereta dorong dan orang- orang yang berpakaian hijau. Jangtungnya berdetak kencang dan dia merasakan ketakutan di seluruh urat tubuhnya.
"Daeyeol-hyung!"Bomin langsung melompat turun dari ranjang, berjalan pergi menerjang para hyung yang langsung membuat blokade. Dia berhasil mendorong Jibeom yang berdiri di depannya namun tangannya tidak mau pergi, ia terjerat oleh selang infus dan jarum yang masih tertanam.
Refleknya membuat Bomin berbalik dan mengambil botol penuh air dari pada mencabut benda itu, kemudian berjalan cepat memutari seungmin yang berdiri di paling ujung.
"YAH! CHOI BOMIN!! KAMU MAU KEMANA?"
Teriakan para hyung yang memangil- manggil namanya ia abaikan. Meski Bomin tidak tahu di mana Daeyeol berada, dia tidak mau tetap diam. Dia ingin melihat sendiri bagaimana keadaan hyung nya sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Caffeine ( Complete ✔ )
FanficDaeyeol memilih tinggal di asrama setelah kakaknya menghilang. Sementara itu, hidup Woohyun tiba- tiba berubah setelah ia bertemu orang asing aneh yang bahkan tidak ingat siapa dirinya. Siapa yang tahu jika itu bukan kebetulan.