Sungyeol terbagun di sebuah tempat yang penuh kabut tebal. Dari belakang ia bisa mendengar suara memangilnya tapi tidak hanya satu, ada dua. Suara-suara itu terdengar sangat familiar di telinganya nya. Dan dia memilih berjalan mendekati salah satunya, pada suara yang terdengar lebih dekat.
Kabut perlahan menghilang dan dia melihat seseorang laki- laki tengah terduduk membelakanginya sembari menanggis.
Sungyeol tahu pungung itu, potongan rambut itu.
"Woohyun?" Dia berbisik.
Orang itu berbalik dan menatapnya dengan wajah pilu.
"Sungyeol?" Tangan Woohyun mengapai, namun saat itu juga Sungyeol tertarik mundur. Begitu cepat, ke arah lain. Ke sumber suara lain.
Dalam keadaan masih syok, Sungyeol berbalik. Sekali lagi kabut yang menyelimutinya perlahan menghilang. Dia mendekati sumber suara kedua. Dan saat dia melihat sosok yang berdiri disana, Sungyeol tak kuasa menanggis.
"Daeyeol-ah."
Sungyeol melihat bagaimana adiknya mendongak, menatapnya dengan wajah penuh air mata.
"Hyung~" Daeyeol sesengukan.
Sungyeol reflek mendekat. Ia berusaha memeluk adiknya namun lagi- lagi, ia tidak bisa. Sesuatu itu kembali menyeretnya menjauh, sangat jauh. Ke suatu tempat putih yang begitu cerah.
"Kamu tidak akan bisa hidup normal Sungyeol-ah."
Suara seorang wanita mengema diantara kabut.
"Kamu tahu bayarannya tidak akan mudah."
Suara yang sama kembali terdengar lebih jelas.
"Dan sekarang, waktunya telah datang."
Ada sesuatu yang muncul pada kabut di hadapan Sungyeol. Itu terlihat seperti tangkai daun. Ragu, Sungyeol mendekat ke tempat itu. Kemudian taman mawar yang yang cukup luas menyambutnya. Dia terus berjalan, hingga melihat seorang berdiri di tengah taman.
"Sungyeol-ah." Suara yang sama terdengar dari sosok itu. Dan saat wanita itu berbalik, Sungyeol tiba-tiba terjatuh ke bawah.
***
Dia terbangun di sebuah ruangan yang mirip kastil. Terngkurap di lantai yang di kelilingi oleh taman yang hampir mirip.
Seseorang mendekat. Sungyeol berbalik dan itu wanita yang sama yang pernah dia temui saat kecil. Membungkuk padanya sembari berkata,
"Waktumu sudah tiba, Sungyeol-ah."
Dan tiba-tiba sengatan menyakitkan muncul di dada kirinya, menyebabkan Sungyeol terjungkal ke belakang dan berteriak keras.
***
Di saat yang sama di ruang VVIP, Myungsoo masih berdebat dengan Woohyun tentang memangil Boohyun-hyung atau tidak, ketika monitor pemantau kehidupan Sungyeol tiba- tiba berbunyi melengking dan membuat semua orang di ruangan panik memangil dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Caffeine ( Complete ✔ )
FanficDaeyeol memilih tinggal di asrama setelah kakaknya menghilang. Sementara itu, hidup Woohyun tiba- tiba berubah setelah ia bertemu orang asing aneh yang bahkan tidak ingat siapa dirinya. Siapa yang tahu jika itu bukan kebetulan.