Rintik hujan membasahi halaman aku hanya menatap jendela mengingat apa yang dikatakan Yuan xu,memang aku terlihat jahat karena aku selalu menyembunyikan perasaanku.
Saat pertama kali bertemu dengan Yuan xu aku tidak merasakan ada yang cocok darinya namun berbeda dengan Wind,aku akui Yuan xu itu baik hati dan lembut tapi hatiku tidak pernah bisa merasa cinta padanya.
Meski begitu aku tetap menghargai perasaan"Hufft...dingin sekali"aku menghela nafas dan pergi kedapur membuat teh.
Awan hujan sirna diterpa sinar mentari aku sudah bangun lebih awal seperti biasa untuk solat subuh,aku baru saja selesai solat dan"Oe...oe...oe..."aku buru-buru menggendong Hikaru yang sedang menangis tapi"Oe...oe...oe..."Tsubaki juga ikut menangis"Aduh sudah ya...sshh..."kataku sambil menimang-nimang mereka berdua.
"Ada apa pagi-pagi sudah ribut?"Wind berdiri diambang pintu sambil mengucek-ngucek matanya
"Bisakah kau ketok pintu jika masuk kekamar orang lain?"ujarku sinis
"Hoam...sini biarku bantu!"dia membawa Tsubaki kedalam gendongannya
"Hehe...bagaimana? Aku cocokkan jadi ayah?"celetuknya sambil tersenyum puas
"Ku bilang jangan terlalu berharap!"ketusku
"Hmph kau ini Yuan xu sudah menyerah padamu berarti akukan yang kau terima!"ujarnya
"Diamlah nanti anak-anakku menangis lagi"ujarku menaruh Hikaru dikasur.
Dengan buru-buru aku pergi kekantor bahkan sampai lupa sarapan dan lupa pamit dengan nenek,aku jadi ketiduran sehabis subuh padahal niatku sudah ingin bersiap tadi.
"Pak,ayo jalan!"pak supir mengangguk dan menjalankan mobil,aku masih mengatur nafas karena berlari masuk kemobil.
Sampai dikantor aku langsung masuk keruanganku dan pergi keruang rapat"Annyeonghaseo,neuj-eoseo mianhae!"aku langsung duduk dikursi utama
"Aa,bang-geum dochag hass-eo!"ujar salah satu clienku,kami memulai rapat dengan lancar tanpa gangguan.
Terik mentari masuk kedalam ruanganku aku langsung melempar tubuhku ke sofa yang ada,aku membaca semua hasil rapat tadi"Ugh kepalaku!"aku memijit keningku yang sudah pening dari tadi
"Nona apa anda butuh obat?"tanya Se yoon sekretarisku
"Tidak! Aku hanya sedikit lelah!"aku berdiri dan berjalan keluar ruangan.
Aku berhenti disebuah lift dan beberapa orang masuk secara terburu-buru"Mereka kenapa? Inikan jam 12 kan gak ada yang masuk kerja jam segini atau mereka ada rapat ah sudahlah"batinku aku bersendar didinding lift tak lama lift berhenti dan masuk seorang pria tua dengan tongkat dan penampilannya lumayan aneh juga matanya hanya satu.
"Wah kamu pertama kali masuk lift ini ya nona?"ujar pria tua itu,aku tidak menghiraukannya karena ku pikir dia bertanya pada salah satu dari tiga orang yang didepanku
"Kau tau jika kau melihat kecermin mungkin kau tidak akan selamat!"ujarnya,aku tetap tidak menggubrisnya tapi yang membuat aku bingung orang-orang yang ada didepanku tidak saling bicara dan tidak saling melihat aku mengambil hpku dari saku mantel dan membuka aplikasi al-qur'an,saat sedang membaca surah aku melirik kearah pintu lift dan menampakkan mayat-mayat yang digantung.
"Astagfirullahal'azim!"aku langsung terduduk disudut lift dan terdengar suara darurat dilift.
'Tot tot tot
Lift turun begitu cepat bahkan aku tidak sanggup berdiri dan pria tua tadi sudah tidak ada seperti bayangan yang menghilang,aku terus membaca doa agar selamat dan terus memencet tombol darurat.
"TOLONG!!!!! TOLONG!!!!!! KUMOHON!!!!!"teriakku sambil memencet tombol darurat,aku masih menahan takut dengan mayat-mayat yang masih menggantung dihadapanku.
'Bruak!!
Lift jatuh membuatku terbang keatas dan terhentak kebawah hingga aku kehilangan kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ummi & Abi [REVISI]
RomanceJadi ibu itu gak gampang ya, apalagi single mom pasti lebih susah lagi. Tapi sesulit apapun cobaan harus tetap dilewati dengan semangat, insyallah Allah pasti akan membantu jika kita ikhlas dan kuat. -END