20

4.3K 196 0
                                    

Apa yang anda lakukan jam 3 pagi? Bangun ke wc atau sekedar bangun lalu tidur lagi atau bangun solat tahadjut,bulan ini berbeda dan hari ini tepat 1 ramadan.Seperti biasa jam 3 pagi solat tahadjut lalu menunggu satu jam untuk sahur.

Saat sedang menyiapkan makanan dan peralatan makan aku melihat sebuah bayangan melintas didepanku,karena penasaran aku mengikutinya sampai didapur yang sudah kosong karena ibu dan aku sudah selesai memasak.

"Hem...siapa sih yang kedapur? Kan ibu udah selesai masak!"gumamku,aku menyalakan lampun dan....

"KYAAAA....HANTU!!"teriakku

"Fatmah ada apa?"tanya ayah yang menghampiriku

"Itu hantu..."tunjukku

"Mana gak ada hantu"ujar ayah

"Disitu..."aku langsung terdiam saat melihat Wind sedang memakan biskuit yang masih ada ditoples

"Nak Sung jun kenapa kau disini malam-malam?"tanya ayah yang heran melihat Wind berada didapur

"Hehe...aku lapar paman"katanya sambil terkekeh

"Hmm...ya sudah ikut kami makan"ajak ayahku,Wind menaruh toplesnya dimeja dan ikut kami keruang makan.

Suara dentingan sendok dan garpu mengisi keheningan dimeja makan beberapa kali aku melirik Wind dengan tatapan sinis,meski begitu aku harus sabar karena puasaku walau masih niat.

"Oh ya nak Sung jun,bisakah kau ikut ayah ke perusahaan?"tanya ayah membuatku keselek

"Fatmah kenapa?"tanya ibuku sambil menyodorkan segelas air padaku

"Tidak apa-apa"jawab singkat,samar-samar aku mendengar Wind terkekeh

"Bagaimana Sung jun bisakah kau ikut?"ucap ayah

"Saya rasa bisa,tapi mengapa anda menggunakan kata 'ayah' pada saya?"tanya Wind

"Karena kalian seperti anakku sendiri"jawab ayah

"Ayah apa aku boleh minta jatah puasa?"tanya adikku yang laki-laki

"Nanti aja Rizwan,waktu lebaran"sahut ibu,adikku langsung mengerucutkan bibirnya

"Kau ini minta jatah terus,jatahku dan kak Fatmah juga diambil"ketus adikku yang perempuan

"Sudahlah Nisa gak papa kok,gimana nanti kalo mau lebaran kita beli baju baru ya!"jawabku,adikku yang laki-laki langsung berteriak ria.

Mau beli baju baru tapi masih awal puasa,paginya Wind dan Yuan xu ikut dengan ayah ke perusahaan kata ayah sih persiapan mereka mengurus perusahaan dan itu berlangsung selama satu bulan.

Hampir satu bulan mereka berdua tinggal dirumahku banyak pelajaran agama yang dipelajari mereka berdua aku bisa melihat kesungguhan mereka untuk mendapatkanku,aku teringat perkataan Wind beberapa hari yang lalu"Jika aku sudah menjadi mualaf dan berhenti menjadi idol hanya bekerja sebagai orang biasa,apa kau masih mau menerimaku sebagai pasanganmu?"aku mengingat kilas balik waktu ditaman bersama kedua anakku

"Wind! Aku hanya bisa berdoa agar jodohku itu beriman kepada Allah,siapapun dia asal imannya kuat pada Allah maka aku akan menerimanya!"aku sangat ingat kejadian ditaman sebelum pulang kerumah,lalu aku teringat saat aku dan Yuan xu ke mall membeli bahan makanan.

"Fatmah? Mengapa kau tidak ingin dinikahi atas kemauan perusahaan?" Tanya Yuan xu sambil mengendong Hikaru

"Itu artinya kau tidak dengan sepenuh hati menikahi ku,tapi aku hanya berdoa agar jodohku itu beriman pada Allah"jawabku tersenyum,aku membanting tubuhku kekasur karena bingung apa yang terjadi padaku sekarang.

"Kakak?"adikku Nisa muncul sambil bersender dimuara pintu

"Ada apa Nisa?"tanyaku

"Nanti kakak nikah sama siapa?"ujar adikku sampai aku bangun dari posisiku

"Huftt...aku masih bimbang Nisa"jawabku menghela nafas

"Lebih baik kakak solat saja minta petunjuk pada Allah,kan kakak sendiri yang bilang Allah itu adalah pemilik kita jadi kalo kita dalam kesusahan kita harus meminta petunjuk dari Allah,kan?"kata adikku,aku mengangguk mengerti serasa aku dan adikku bertukar posisi.

Malamnya aku melaksanakan solat sunnah tahadjut dan solat sunnah istikharah.

"Ya Allah ya rab hamba memohon petunjukmu atas kebimbangan hati hamba dalam memilih jodoh ya Allah hanya engkaulah tempat hamba meminta,amin"

'Tok tok tok

Baru saja selesai solat ada seseorang mengetuk pintu"Iya sebentar"aku melepas mukena dan memakai krudung,aku membuka pintu rupanya itu ibu"Ada apa bu?"tanyaku

"Kelihatannya anak ibu sedang bimbang ya?"kata ibu tepat sasaran

"Bagaimana ibu tau?"tanyaku sambil membawa ibu masuk kedalam kamar

"Ibu juga sepertimu dulu,gini dulu ibu juga dihadapkan dengan dua orang pria yang satunya seiman dan yang satunya tidak seiman yaitu ayahmu.Waktu itu ibu bingung memilih pria pilihan nenekmu atau pilihan kakekmu namun hal yang tidak terduga terjadi pria yang ibu pilih yaitu dia yang seiman dengan ibu,dia meninggal sehari sebelum petunangan kami karena sebuah penyakit.Disisi lain ayahmu yang patah hati malah  menjadi mualaf yan taat akan agama,beberapa bulan kemudian ayahmu datang bersama kedua orang tuanya dan ingin menikahi ibu.

Ibu kaget karena ibu pikir ayahmu marah dendam pada ibu tapi dia malah mendapat hidayah menjadi mualaf dan mencoba melamar ibu,melihat keteguhan hati ayahmu ibupun menerima ayahmu dengan ikhlas"cerita ibu p×l,meski begitu aku mengerti setiap masalah ada jalan keluar tapi aku tidak tahu bagaimana jalan keluarku.

Tak terasa hari raya idul fitri telah tiba satu bulan berpuasa bersama dengan kedua orang aneh yang selalu mengintilin aku,"Akhirnya dapat jatah lebaran!"teriak Rizwan adikku riang

"Seneng banget"ketus adikku Nisa

"Sudah!ayo kesini makan dulu!"panggilku yang baru saja meletakan piring dimeja.

Setelah itu kami pergi ke makam kakek ayah dari ibuku,kadang saat melihat makam kakek aku ingin meneteskan airmata karena kenangan dan nasehat yang sering kakek berikan padaku.Selesai dari sana kami pulang kerumah untuk menjamu tamu dan keluarga yang akan datang.

"Fatmah! Kemari!"ibu melambai kearahku dan aku mendatanginya

"Ada apa bu?"tanyaku

"Apa kau sudah memutuskan Fatmah?"tanya ayah aku sempat diam sebentar memikirkan permasalahan itu

"Aku belum bisa memutuskan sekarang ayah aku butuh waktu untuk memutuskannya,bagiku waktu satu bulan itu masih kurang"jawabku membuat mereka terdiam

"Jeongmal iya?"tanya Wind mengerutkan jidat

"Na neun simgaghan ojeon ye"jawabku

"Saya rasa tidak baik untuk memaksa Fatmah,biar waktu dan dia yang menentukan"sahut Yuan xu,ayah mengangguk paham maksud dari Yuan xu

"Baiklah dari pada tegang begini ayo kita makan!"ajak ibuku,kami beranjak dari ruang tamu keruang makan.

Tak lama nenek Shion datang diantar supir pribadinya nenek cukup kaget mendengar kalo Wind pengen menikahiku juga,akhirnya nenek seperti pasrah dan menyerahkab semuanya padaku.Aku membawa nenek kehalaman belakang untuk bicara empat mata.

"Fatmah? Apa nenek terlalu memaksamu?"tanya nenek

"Tidak,aku tidak merasa dipaksa hanya saja aku tidak bisa menyakiti perasaan Yuan xu dan Wind"nenek menatapku lalu mengenggam tanganku

"Fatmah? Apa kau masih mau menjadi cucuku?"

"Tentu nek"nenek memelukku dan aku membalasnya.

Saat aku sedang mencuci piring Wind mendekat kearahku tanpa suara aku tidak memperdulikannya meski aku sadar kalau itu dia.

"Apa kau tidak akan memilihku nanti?"tanyanya

"Aku akan memilih sesuai kata hatiku jadi kau harus siap mental"jawabku lalu pergi keluar dari dapur.

Ummi & Abi  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang