permintaan Maaf yang spesial

136 13 3
                                    

Setelah pulang dari toko tempat ia dan fifin belanja tadi,olivia langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di atas tempat tidurnya.saat sedang asyik menerawang terdengar seseorang mengetok pintu kamarnya.

"Olivia"
Panggil neneknya.

"Masuk aja nek,pintunya gak via kunci kok"
Ucapnya yang masih berbaring di ranjangnya.

"Kamu abis dari mana sayang?"
Tanya neneknya lembut.

Olivia yang tadinya tiduran langsung duduk di depan neneknya.
"Nek,tau gak?? Tadi itu aku belanja banyak banget nek,nih liat"
Ucapnya bersemangat sambil memperhatikan lima paperbag besar yang isinya barang-barang kpop keluaran terbaru.

"Kamu pasti cape ya,mending istirahat aja dulu,nanti nenek bangunin buat makan malam"
Ucapnya lalu pergi meninggalkan kamar cucunya itu.

"Siap nenek"
Ucapnya lalu kembali tidur.

Skip

5.00

Rachel terbangun dari tidurnya,ia mengerjapkan matanya dan meraih ponselnya.

"Masih jam segini tumben amat gue bangun"
Ucapnya tak percaya pada dirinya sendiri,pasalnya ia tidak pernah bangun secara kebetulan,ia hanya terbangun kalau kakaknya membangunkannya.

Ia lalu bangkit dari tempat duduknya dan membersihkan diri di kamar mandi.
Setelah selesai ia segera memakai seragamnya dan turun ke bawah untuk sarapan pagi.

"Pagi ma"
Ucap rachel saat sudah sampai di meja makan.

"I-ini kka-kamu chel?"
Ucap mamanya tak percaya.

"Ya iya lah ma,siapa lagi coba"
Ucapnya lalu duduk di meja makan.

"Kamu sehat kan?? Aneh aja kamu bisa bangun sepagi ini,bahkan kakak kamu aja kayaknya baru bangun deh"
Ucap mamanya masih kurang percaya.

"Mama tuh gimana sih,bukannya seneng liat rachel bangun pagi ehh ini gak percaya aja"
Ucap Rachel cemberut.

"Ya udah,sini piringnya,mama isiin nasi goreng kesukaan kamu"

"Makasih ma"

Saat sedang lahap memakan nasi gorengnya Arya tiba-tiba datang mengejutkannya.

"Tumben kamu bangun sepagi ini"
Ucap papanya datar,Arya memang sangat pendiam,ia hanya bicara seperlunya saja.

"Gak tau sih pa,tiba-tiba rachel kebangun gitu aja tadi"

Arya hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya dalam keheningan bersama Rachel.

Skip

Saat tiba di sekolah olivia langsung menuju ke kelasnya,ternyata para sahabatnya sudah datang lebih awal.

"Kok,kalian cepet banget sih datangnya?"
Tanya olivia heran.

"Kita belum ngerjain tugas kimia liv,jadi datang cepet deh,btw lo udah siap belom?"
Tanya puja.

"Udah"

"Wuahh,pinjem dong liv"
Ucap intan penuh harap.
Olivia segera mengeluarkan bukunya dan memberikannya pada intan.

Selagi teman-temannya membuat tugas ia pergi ke depan kelas sambil membawa novel kesukaannya,ia lalu membacanya sejenak,saat sedang fokus tiba-tiba rachel datang dan menarik tangannya menjauhi kelas.

"Rachel kita mau kemana sih,dan kenapa juga harus pegang tangan aku"
Ucap olivia kesal.

"Udah diem aja lo"
Ucap rachel tanpa memperdulikan kekesalan olivia.
Akhirnya mereka tiba di taman sekolah,di sana tidak ada seorangpun karena masih sangat pagi.

"Lo tunggu di sini,awas lo kalo kabur"
Ucap rachel lalu pergi meninggalkan olivia.

"Dia mau ngapain sih"
Ucap olivia bingung.

Selang beberapa lama akhirnya rachel kembali datang dengan membawa sebuah buku dan pena,olivia sangat bingung dengannya apa yang rachel lakukan.

"Liat baik-baik"
Ucap Rachel lalu mulai menulis di buku yang ia bawa.

Halaman pertama:
"Di awal gue liat lo untuk pertama kali,gue ngerasa ada yang beda dari lo"

Halaman kedua:
"Sejak saat itu gue selalu kepikiran sama lo"

Halaman ketiga:
"Gue minta maaf atas perbuatan gue yang udah nuduh lo sebagai pembunuh"

Halaman keempat:
"Bisakah kita jadi lebih dekat?"

Itulah isi dari setiap kalimat yang rachel tulis di buku yang ia bawa,olivia yang melihat hanya diam tanpa suara,ia masih tidak menyangka rachel akan berbuat seperti ini.

"Heh,malah bengong lagi,gue di maafin gak?"
Tanya Rachel.

Olivia hanya mengangguk tanda mengiakan.

"Dan untuk kalimat terakhir gimana?"
Tanya Rachel.

"Kalo yang itu kita liat nanti aja"
Ucap olivia lalu berlalu meninggalkan rachel sendiri.

"Lucu"
Ucap Rachel sambil senyam-senyum tak jelas,ada rasa malu juga di dalam hatinya karena ini pertama kalinya ia berbuat semacam itu pada seorang gadis.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang