Hari yang cerah menyelimuti pagi ini,olivia membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya nanar.
"Via rindu mama dan kakak"
Ucapnya lirih sambil terus menatap langit-langit kamarnya,tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan olivia bangun dari tempat tidurnya dan mulai bersiap untuk pergi ke sekolahnya."Pagi nek"
"Eh,kamu udah siap?? Kok tumben cepet?"
Tanya neneknya heran."Gak papa nek,cuma pengen cepet aja"
Ucap olivia tersenyum."Ya udah,sarapan dulu baru berangkat"
"Iya nek"
***
Ma,pa rachel berangkat dulu ya assalamualaikum"
Ucap Rachel mencium kedua tangan orang tuanya dan berangkat ke sekolah.Saat tiba di sekolah rachel memarkirkan mobilnya dan memasuki pekarangan sekolah.
"Woi chel,tumben lo dateng gak telat"
Ucap Naufal yang tiba-tiba datang menghampirinya."Ngak tau gue,akhir-akhir ini gue bangun kepagian terus"
"Serius lo,emang jam berapa?"
Tanya Naufal penasaran."Jam 6.15"
"Yeeee itumah gak kepagian oon,tapi kesiangan juga namanya,yang kepagian itu jam 4 atau 5 pagi"
Ucap Naufal gemas melihat tingkat kepolosan rachel yang terkadang memasuki tahap aneh."Eh chel,ada si Oliv tuh"
Ucap Naufal menunjuk ke arah segerombolan gadis yang sedang bergosip ria.Rachel menatap ke arah olivia dengan senyum merekah di bibirnya,saat menatap gadis cantik itu ia tak bisa menyembuhkan lengkungan di bibirnya.
"Samperin yuk"
Ucap Rachel yang diangguki oleh naufal."Hai liv"
Ucap Rachel yang hanya menyapa olivia tanpa menghiraukan gadis-gadis di sekitarnya.
Puja dan yang lainnya yang mengerti situasi langsung mencari alasan untuk menjauh dari rachel dan olivia."Eh liv,gue sama yang lain ke perpus bentar ya,bye"
Ucap puja lalu berlari meninggalkan olivia yang juga di ikuti oleh intan,vivin dan wisa."Eh tungguin,aku juga i-"
Ucapan Oliv terpotong karna Rachel yang menahan pergelangan tangannya."Lo di sini aja"
Pinta Rachel sambil terus menatap mata indah milik olivia."Nggak,aku ikut mereka aja"
Ucap Olivia dingin lalu melepaskan cekalan Rachel dari tangannya dan berlari mengejar teman-temannya."Dia kenapa?? Kok kek ngindarin lo sih chel?"
Tanya Naufal yang sadar akan sifat aneh olivia."Nggak tau gue,PMS kali"
Ucap Rachel lalu beranak pergi meninggalkan Naufal. Walau di luar Rachel tampak acuh,namun hati dan pikirannya sedang berkecamuk sekarang."Kenapa sih dia?"
Batin Rachel.Olivia berjalan gontai menuju ke perpustakaan,entah kenapa moodnya tiba-tiba buruk karna melihat wajah Rachel beberapa saat yang lalu,sebenarnya ia tak berhak marah pada Rachel toh ia bukan pacar atau gebetan pemuda tersebut. Olivia terus berjalan tanpa mau menatap ke depan,kepalanya selalu tertunduk lemas menatap kedua kakinya,namun langkahnya terhenti karna seseorang tiba-tiba datang dan berdiri di hadapannya.
"Maaf,aku mau lewat,bisa minggir ngak?"
Tanya oliv yang masih enggan menengadahkan kepalanya."Bisa,asalkan lo jawab pertanyaan gue"
Ucap Rachel sambil terus menatap wajah olivia.Olivia yang sadar dengan siapa ia berhadapan sekarang langsung mendongakkan kepalanya mantap Rachel.
"Mau nanya apa?"
Tanya olivia dengan nada ogah-ogahan"Lo ngindarin gue?"
Tanya Rachel to the point"Aku ngak ngerasa ngindarin kamu,kamunya aja yang GR"
Ucap olivia tanpa menatap ke arah rachel."Ooh jadi gue yang gr ya?? Sorry deh kalo gitu"
Ucap Rachel lalu melenggang pergi meninggalkan olivia begitu saja."Iiih,kok nyebelin ya dia,dan kenapa aku jadi ngerasa bersalah gini sih?"
Ucap olivia yang bingung akan perasaannya sendiri.Rachel berjalan menuju gudang sekolah,tempat ia dan teman-temannya sering berkumpul saat istirahat ataupun bolos bersama,ia melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut dan duduk di sebuah sofa yang sengaja ia sediakan di sana.
Pikirannya masih terbelenggu dengan sosok olivia yang tidak mau keluar dari hati dan pikirannya,saat mata gadis itu tidak menatapnya ketika bicara,rasanya ada hal yang bergejolak di dalam dirinya."Kayaknya gue udah jatuh hati samo lo liv,atau mungkin udah masuk ke tahap cinta"
Ucap Rachel lalu pergi ke kelasnya.***
Saat bel terakhir berbunyi,olivia dan teman-temannya berjalan bersama menuju gerbang sekolah.
"Eh liv,tadi lo ngomong apa aja sama si Rachel"
Tanya puja penasaran."Aku nggak ngomongin apa-apa kok,trus kalian kenapa sih ninggalin aku tadi,malah pake lari segala lagi"
Ucap olivia cemberut."Ya sorry deh liv,kita cuma gak mau aja cari masalah sama anak pemilik sekolah"
Ucap puja yang di beri anggukan oleh vivin,wisa dan intan."Eh,gue udah di jemput nih,lo jadi bareng ngak vin"
Tanya puja pada Vivin,karna rumah mereka yang searah""Ya jadilah ja,yang gratisan mana bisa gue tolak"
Ucap vivin cengengesan."Sorry ya liv,ntan,gue sama vivin duluan ya"
Ucapnya lalu berlalu meninggalkan olivia dan intan,sedangkan Wisa kembali ke kelas karna ada rapat Osis.Selang beberapa lama jemputan intanpun tiba.
"Liv,mending bareng sama gue aja yuk,ntar lagi ujan nih"
Ucap intan menatap langit"Ngak usah ntan,kamu pulang duluan aja,lagian rumah kita nggak searah,aku gakpapa kok,bentar lagi juga taksi lewat kok"
Ucap olivia meyakinkan intan."Ya udah deh,tapi nanti kalo ujan jangan diri di sini ya,ntar basah lo"
"Iya ntan,udah sana pulang"
Usir olivia lalu intan pergi meninggalkannya sendiri di depan sekolah.****
Rachel keluar dari kelasnya bersama faris dan Naufal,ke tiganya menuju ke parkiran mengambil mobil masing-masing.
Saat melewati gerbang sekolah matanya menatap sosok gadis yang akhir-akhir ini mengisi pikirannya,iapun menepikan mobilnya tepat di depan olivia.
"Kok belum pulang lo?"
Tanya Rachel yang masih di dalam mobil."Belum di jemput"
Ucap olivia berbondong,tidak ada seorangpun yang akan menjemputnya."Pulang bareng gue yuk,udah mau ujan nih"
Ajak rachel.Olivia diam sejenak,jika ia tidak pulang sekarang maka nanti ia pasti akan pulang dengan keadaan basah kuyup.
"Hhmmm ya.."
Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya tiba-tiba seorang gadis langsung masuk ke dalam mobil milik rachel,sontak itu membuat olivia kaget."Aku pulang sama kamu"
Ucap gadis itu pada Rachel."Lo apaan sih,gue mau nganter olivia pulang,bukan elo"
Ucap Rachel marah.Olivia yang mengerti akan posisinya lalu berlalu meninggalkan mobil rachel dengan perasaan kecewa,entahlah,hanya saja olivia masih belum mengerti ada apa dengan perasaannya.